Hari telah berlalu, matahari pagi sudah mulai menyinari seluruh alam semesta. Disaat seperti ini kebanyakan seseorang masih tergulung dalam selimut untuk melanjutkan tidurnya yang belum tuntas. Tapi semua itu tak berlaku bagi Varsha, nyatanya gadis itu dari semalam masih setia membuka mata. Pandangan Varsha kosong, ia sungguh bingung dengan perkataan Candra semalam. Janji apa yang cowok itu bicarakan? Dan siapa Candra? Pertanyaan itu sungguh membuat kepala Varsha rasanya ingin meledak.
Kini wajahnya sudah sangat memprihatinkan. Dengan mata yang bengkak, hidung yang sangat merah dan kantung mata bawah yang sudah sangat menghitam. Semalaman Varsha menangis dalam diam, ia juga khawatir pada kondisi Sadam. Apakah sudah ada seseorang yang menolongnya? Varsha sangat takut jika ternyata Sadam masih tergeletak dijalanan tanpa ada yang menolongnya. Dan untuk sekarang Varsha hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar memberi perlindungan pada Sadam.
"Morning baby...."
Varsha tak menghiraukan suara Candra yang pagi hari seperti ini sudah terdengar. Gadis itu tetap diam tak peduli Candra sudah menggeram marah mendapati dirinya telah diabaikan. Cowok itu lalu meletakan kasar nampan berisi makanan pada meja dan berjalan mendekati Varsha yang tengah duduk didepan jendela. Tapi mendadak amarah Candra runtuh seketika saat melihat wajah Varsha. Cowok itu terdiam mengamati wajah Varsha yang sangat kacau. Candra terkejut saat menyadari gadis itu menangis semalaman bahkan tak tidur. Rasa khawatir muncul pada benak Candra, lelaki itu lalu mengelus rambut Varsha lembut. Kini Candra beralih menggenggam lengan Varsha, hendak menariknya namun Varsha segera menepisnya kasar.
"Jangan ngebantah Varsha, wajah lo pucet__"
"JANGAN SENTUH GUE!" teriak Varsha marah. Gadis itu menatap Candra dengan mata sembabnya. Candra mencoba sabar, ia lalu mengambil kembali nampan dan menyerahkannya pada Varsha
"Makan"
Varsha tetap diam.
"Jangan buat gue marah" ucap Candra memperingati namun Varsha tetap saja diam tak berkutik.
PYARR!!
Tubuh Varsha terlonjak kaget saat Candra mengambil nampan itu dan membantingnya ke Lantai. Mata sembab Varsha menatap nanar makanan yang sudah berserakan di Lantai. Dalam hati Varsha mengumpat kesal melihat Candra membuang makanan dengan mudahnya. Ayolah, Candra tak tau bagaimana perjuangan Varsha hanya untuk mendapat sesuap nasi. Dan apa yang Varsha lihat sekarang? Candra dengan mudah membuang makanan itu. Gadis itu tak sadar kalau dirinya penyebab Candra melakukan itu.
"Lo bakal ngerti setelah lo ngerasain kelaparan" ucap Candra, pergi dari kamar tak lupa menutup pintu.
Varsha menghela nafas kasar, matanya terasa sakit melihat makanan itu berserakan. Dengan malas Varsha berjongkok di Lantai, mulai membersihkan pecahan piring sekaligus nampan itu dengan hati-hati. Setelah tak tersisa pecahan kaca, Varsha segera melepas jaket yang ia pakai dan mulai mengelap air putih yang menggenang disana. Ia juga membersihkan nasi dan lauk hingga bersih dan membuangnya kedalam tong sampah.
"Akh!"
Tubuh Varsha ambruk ke Lantai saat tanpa sengaja menginjak pecahan piring yang tertinggal. Gadis itu meringis sendiri melihat telapak kakinya berdarah. Baru ingin menyentuhnya, sebuah tangan kekar sudah lebih dulu memegangnya. Menyadari siapa pemilik tangan itu, Varsha segera menarik kembali kakinya.
"Ngga usah sok baik" sinis Varsha.
Candra tak menjawab, ia menggendong tubuh Varsha dan mendudukannya disofa. Tanpa mengatakan apapun cowok itu mengambil kotak p3k dan mulai mengobati kaki Varsha. Gadis itu tak menolak, ia membiarkan Candra mengobatinya karna ia tau kalau luka itu tak segera diobati maka akan semakin parah.
"Apa sebenernya tujuan lo?"
"Membuat lo jatuh cinta"
Mendengar itu Varsha tertawa renyah, ia yakin kalau cowok dihadapannya ini sudah kehilangan akal sehat. Bagaimana mungkin Candra mengatakan itu dengan sangat santai. Varsha memilih diam, mencoba mencari cara agar bisa bebas dari sini. Kepala Varsha sampai terasa begitu sakit. Ia tak mengerti apa yang cowok itu mau dari dirinya.
"Gue bakal pertemuin lo sama Sadam kalau lo mau nurutin syarat yang gue sebutin" ucap Candra, kembali menurunkan kaki Varsha yang sudah selesai ia obati. Candra menatap Varsha yang sudah lebih dulu menatapnya penuh selidik. Varsha hanya curiga Candra mengajukan Syarat diluar nalar.
"Syarat?"
"Ya"
"Ya?" tanya balik Varsha.
"Jadi pacar gue" ucap Candra singkat. Tentu mendengar itu Varsha hampir melayangkan sebuah pukulan jika saja ia tak menahannya. Varsha menatap Candra tak percaya, bagaimana mungkin Candra mengatakan itu dengan begitu santai.
"Keahlian gue ngehajar orang sampai mati, kalau perlu gue bisa jadiin Sadam bahan untuk membuktikan keahlian gue" ucap Candra penuh arti.
"Kalau lo berani sentuh Sadam walau sedikit pun, gue bakal bunuh lo dengan tangan gue sendiri"
Candra tersenyum tipis "Gue ngga suka bertele-tele, cepet ambil keputusan. Jadi pacar gue atau Sadam mati"
Varsha terdiam dengan mata menatap Candra penuh amarah. Baru memikirkan kematian Sadam saja sudah membuatnya gemetar ketakutan. Tak ada pilihan lain, Varsha mencoba memberanikan diri untuk menerima syarat itu daripada harus melihat Sadam mati. Karna Varsha tau betul apa yang sudah dikatakan Candra pasti itu akan terjadi. Dan tak mungkin Varsha membiarkan Candra membunuh Sadam.
"Gimana?" tanya Candra sekali lagi.
Varsha menghela nafas kasar "Ya"
"Gue bakal pertemuin lo sama Sadam. Dipertemuan terakhir ini lo harus putusin Sadam dan jadi pacar gue"
TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRA [END]
Teen Fiction"Putusin Sadam dan jadi pacar gue atau Sadam akan mati!" -Candra Dijadikan bahan taruhan oleh kekasihnya sendiri? Itulah yang dialami gadis bernama Varsha, ia harus disandera oleh musuh sang kekasih hanya karna dirinya dijadikan bahan taruhan. Berus...