Varsha sungguh tak mengerti apa yang sedang terjadi sekarang. Bahkan kini dia sudah berada disebuah Kamar yang sangat luas karna ulah Candra. Rasa Takut, marah, kecawa dan khawatir bersatu padu dalam benak Varsha. ia khawatir dengan keadaan Sadam, namun ia juga kecewa dengan Sadam karna menjadikan dirinya sebagai bahan taruhan. Apakah Varsha dimata Sadam hanya sebuah barang yang bisa diberi ke orang dengan mudah? Setidaknya Sadam fikirkan perasaan Varsha sedikit saja. Hati Varsha begitu sakit saat mendengar penjelasan dari kedua cowok yang tadi menariknya secara paksa. Sebut saja Haikal dan Abay, cowok itu dengan baik hati mau menjelaskan secara detail kejadian yang baru saja terjadi.
"Mana yang harus gue percayai? Apa mungkin cowok yang selama ini gue cintai justru jadiin gue bahan taruhan?"
Mata berair Varsha lalu beralih menatap jendela besar yang mengarah langsung pada gelapnya malam tanpa gemerlap bintang. Gadis bertubuh tinggi itu lalu menangis terisak, memikirkan apa yang selanjutnya akan terjadi pada dirinya. Fikiran negatif mulai berdatangan dengan sendirinya, ia takut dijadikan budak untuk memuaskan nafsu. Terlebih lagi Varsha pernah mendengar kalau Candra adalah berandalan yang sungguh berbahaya. Varsha juga pernah mendengar Candra suka memangsa cewek tak bersalah untuk memuaskan nafsunya. Ayolah, Varsha tak ingin menjadi korban selanjutnya. Tapi tak bisa dipungkiri, Varsha merasa kecewa pada Sadam. Bagaimana pun juga semua ini terjadi karna ulah lelaki itu yang telah menjadikan dirinya bahan taruhan.
Hingga tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka. Menyadari itu, Varsha segera menghapus air matanya. Ia berdiri dan tersenyum lebar, namun seketika senyum itu hilang saat melihat kemunculan Candra bukan Sadam. Gadis itu dengan bodohnya berfikir bahwa Sadam akan segera menyelamatkannya, namun ternyata salah. Justru pria berwajah dingin itu yang datang, mendekat ke arah Varsha dengan tatapan mematikan. Varsha yang ketakutan pun melangkah mundur, ia begitu takut melihat Candra. Terlebih lagi kini dirinya hanya berdua saja dengan seorang pria yang baru saja ia kenal.
"Jangan deketin gue!" ucap Varsha tegas. Sialnya ia sekarang tak bisa membuat jarak lagi karna kakinya sudah menabrak dinding kasur. Melihat itu Varsha menelan saliva kasar, ia tak mau jika tangan kotor cowok itu sampai menyentuh dirinya. Hingga tanpa sengaja mata Varsha menangkap sebuah Vas bunga, tanpa berfikir lama Varsha meraih Vas itu dan mengarahkannya pada Candra. Tangan Varsha gemetar, namun ia mencoba setenang mungkin. "Menjauh atau gue lempar Vas ini ke wajah lo!"
"Lempar aja"
"Oke!" ucap Varsha dengan membuat seringai. Dengan tangan yang gemetar, Varsha melempar Vas itu ke arah Candra. Matanya langsung ia tutup, takut saja melihat pecahan vas itu menusuk mata Candra atau yang lainnya.
Pyarr
Refleks Varsha menutup kedua telinga dengan telapak tangan saat mendengar suara itu yang terdengar sangat nyaring. Nyatanya gadis itu akan ketakutan jika mendengar suara yang keras-keras. Entahlah, itu sudah ada pada diri Varsha sejak kecil. Dengan perlahan Varsha membuka mata, tapi detik berikutnya matanya melebar saat melihat kondisi wajah Candra. Pelipis yang mengeluarkan begitu banyak darah, sepertinya Vas itu tepat mengenai wajah Candra. Sekarang Varsha justru merasa begitu bersalah. Varsha tau itu pasti sangat sakit, tapi anehnya ekspresi Candra masih santai seperti biasanya.
"Lo salah Varsha" ucap Candra tajam sambil mengusap darah itu dengan punggung tangannya. Cowok itu lalu berjalan mendekati Varsha dengan menyeringai. Tentu melihat itu Varsha panik, ia hendak menghindar namun Candra sudah lebih dulu mendorong tubuhnya hingga terjatuh dikasur. Varsha mencoba kembali bangun tapi Candra malah menindih tubuhnya. Varsha memberontak kasar, ia tak mau masa depannya dirusak oleh cowok brengsek seperti Candra.
"MINGGIR!" teriak Varsha histeris, cewek itu terus mendorong bidang dada Candra walaupun percuma. Kekuatan lelaki yang sekarang berada diatas tubuhnya ini sangatlah kuat.
"Diem!" bentak Candra "Ini cuma peringatan, kalo lo nggak mau nurut sama gue, apa yang sekarang ada dipikiran lo akan terjadi"
Varsha memberontak, ia terus mencoba mendorong bidang dada Candra. Tapi detik berikutnya ia merasa begitu terkejut saat Candra mencium bibirnya dengan begitu rakus. Varsha menggeleng, mencoba melepas ciuman itu tapi Candra justru memegang kedua pipi Varsha, mengunci pergerakan gadis itu sehingga dia bisa leluasa menikmati ini. Untuk sekarang Varsha hanya bisa pasrah, dia merasa begitu tak berdaya dibawah kukungan Candra. Cowok itu lalu melepas ciuman dengan nafas yang terengah-engah, Candra tersenyum puas melihat bibir Varsha yang terlihat bengkak. Terasa sangat manis.
plak
Tangan Varsha memanas setelah menampar keras pipi Candra. Gadis itu menatap Candra dengan tatapan begitu mematikan, siapa Candra berani mencium dirinya? Bahkan Sadam pun tak pernah mencium dirinya dengan sekasar ini. Dengan mata masih memancarkan kebencian, Varsha mendorong tubuh Candra hingga menyingkir darinya. Varsha lalu bangkit, mengusap bibirnya dengan kasar.
"Jadi gini cara lo memperlakukan cewek? Apa lo nggak malu hah?! Bahkan lo bisa hidup didunia ini karna cewek! Karna nyokap lo! Harusnya lo malu!" teriak Varsha menggebu, gadis itu lalu menatap Candra dengan tajam "Siapa pun yang nggak bisa hormati wanita, dia ngga berhak dapet kebahagiaan sedikit pun!"
Setelah mengatakan itu Varsha berjalan keluar yang kebetulan pintu terbuka. Gadis bertubuh tinggi itu hendak terjatuh dari tangga jika saja tak ada yang menahannya. Varsha mendongak, menatap cowok berkalung salib yang tengah menatapnya datar. Tanpa mengatakan apapun cowok itu menarik tangan Varsha kembali ke Kamar. Varsha memberontak, namun tenaga cowok itu sangat besar membuat dirinya tak bisa berkutik sedikit pun.
"Cewek lo kabur" ucap cowok itu tepat didepan Candra.
"Sekarang lo pergi, Fikri" ucap Candra.
Setelah cowok bernama Fikri itu pergi, Candra segera menarik kasar tangan Varsha kembali masuk Kamar. Cowok itu langsung saja menghempas tubuh Varsha pada kasur yang beruntung sangat empuk. Dengan cepat Varsha kembali bangun, tak mau Candra kembali menindih tubuhnya.
"Gue mau pergi, sialan!" ucap Varsha
Candra menghela nafas, ia lalu duduk disofa dengan mata masih menatap Varsha "Apa lo ngga inget janji yang pernah lo buat? Disaat gue mau tagih janji itu, lo malah sok lupa sama janji itu"
"Omong kosong! Sekarang bebasin gue" ucap Varsha muak.
"Apa lo beneran lupa?"
"Lupa? Bahkan gue ngga kenal sama lo!"
Candra menggeram marah. Cowok itu lalu berjalan mendekat kearah Varsha, memegang kedua bahu Varsha dengan sedikit erat. Candra menatap Varsha dalam seakan mencari sesuatu dari mata Varsha.
"Gue ngga peduli lo inget apa ngga! Intinya sekarang lo milik gue dan kalau lo nolak gue pastiin Sadam bakal gue bunuh tepat didepan mata lo!" Setelah mengatakan itu Candra pergi meninggalkan Varsha, tak lupa mengunci pintu.
Varsha masih diam mencerna ucapan Candra barusan, tubuh gadis itu luruh ke Lantai. Tak menyangka nasibnya akan seperti ini, ia harus berpisah dengan cowok yang sangat ia cintai. Cowok yang selalu menjaga dirinya semenjak kematian kedua orang tua nya. Namun Sadam juga lah yang membuat hidup Varsha seburuk ini, Sadam lah yang menyebabkan keadaan seperti ini. Orang tua Varsha memang sudah meninggal 2 tahun yang lalu karna kecelakaan maut yang merenggut nyawa keduanya. Hanya Varsha yang bisa selamat dari kejadian mengerikan itu.
"Sialan! Gue ngga nyangka lo tega jadiin gue bahan taruhan"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRA [END]
Ficção Adolescente"Putusin Sadam dan jadi pacar gue atau Sadam akan mati!" -Candra Dijadikan bahan taruhan oleh kekasihnya sendiri? Itulah yang dialami gadis bernama Varsha, ia harus disandera oleh musuh sang kekasih hanya karna dirinya dijadikan bahan taruhan. Berus...