Anna berjalan mengendap-endap menuju balkon kamar mengetahui Arsyad yang sedari tadi hanya diam disana. Sepanjang perjalanan menuju Jakarta pun tak banyak yang mereka bicarakan. Sesekali Anna sudah mencoba mencairkan suasana namun akhirnya akan tetap sama, Arsyad hanya menjawab singat dan kembali diam
"Dor!!"
"Abang ko ga kaget" rengek Anna tak terima karena Arsyad tak berekasi apapun
Arsyad menoleh, kekehannya terdengar kecil lalu tangannya menarik Anna untuk ikut duduk di sampingnya.
"Abang kenapa sih?" Lirih Anna sedih
Arsyad menyerit heran
"Memangnya abang kenapa?" Tanya Arsyad balik"Dari tadi diem aja, ga kaya biasanya" gumam Anna
Arsyad menghela nafas, wajahnya kembali menoleh ke depan
"Abang gapapa, gausah difikirin. Mending kamu siap-siap buat besok interview"Anna menggeleng, dengan bibir yang mengerucut tak suka
"Ngga sebelum abang jujur sama Anna""Jujur apa sih? Abang ga kenapa-kenapa" jawab Arsyad tanpa merubah posisinya
Anna menunduk sedih
"Abang ga kaya biasanya, abang kenapa sih?" Lirih Anna dengan suara serak hampir menangisArysad menghela nafas lagi, lalu tangannya merengkuh Anna ke dalam pelukannya
"Abang cuma lagi mikir.. gimana kalau gadis kecil abang ini, keterima kerja di Jakarta" jelasnya perlahan"Terus?"
"Anna bakal lupain abang gak ya?" Lanjutnya lirih
Anna memberontak melepaskan pelukan mereka. Telapak tangannya meraih rahang Arsyad, dan menatap manik Arsyad dalam
"Abang ini ngomong apa sih? Abang tahu? Semenjak Anna berasa terlahir kembali, cuma abang satu-satunya yang selalu ada buat Anna, abang yang sabar ngajarin Anna, bimbing Anna dari yang tak tahu apa-apa sampai Anna bisa kembali berbaur dengan dunia" jelas Anna dengan ekspresi yakin
"Abang adalah orang yang sangat berarti buat hidup Anna" lanjutnya lirih
Mendengar itu, mata Arsyad berkaca-kaca
"Jadi apa boleh abang minta satu hal sama Anna?"Anna dengan cepat mengangguk
"Boleh abang egois?"
Sejenak Anna menyerit bingung, tapi ia kembali mengangguk
"Kalau begitu----
Arysad meraih sesuatu dalam sakunya, dan perlahan Anna melepaskan telapak tangannya dari wajah Arsyad
Anna menatap bingung kotak kecil yang disodorkan Arsyad di depan wajahnya
"Ini apa?" Tanyanya"Ini adalah benda yang bisa mengikat Anna sama abang secara tidak langsung. Anna mau kan bersama-sama abang selamanya?"
Anna mengangguk ragu. Dengan perlahan Arsyad membuka kotak itu sedangkan Anna terkesiap melihat benda di dalamnya
"Ini--
"Ya, ini cincin"
"Untuk Anna?"
Arsyad mengangguk
"Anna mau pake?" Tanya Arsyad kembali memastikan
Anna mengangguk dengan riang
"Mau mau"Arsyad tersenyum senang, lalu memasangkan cincin itu di jari manis Anna dengan perlahan
"Cantik" gumamnya
"Anna suka?" Tanya Arsyad sembari mendongak
Anna mengangguk senang dan memeluk Arsyad erat
"Suka, makasih abang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love my Assistant [Season 2]
RomanceMenyesal Satu kata yang terus menggerogoti jiwa Arkana. Hatinya kosong, belahan jiwanya pergi dan itu karena ulahnya sendiri Mengapa Tuhan mengabulkan perkataan nya kala itu. Mengapa Tuhan tak mengizinkan untuk melihat wajah cantiknya lagi di dunia...