Arsyad memandang Anna dalam, bibirnya mendadak bisu kala mendengar seluruh curahan hati Anna yang selama ini gadis itu pendam. Baru saja ia kembali setelah menghadiri undangan pernikahan Arkan dan Anna, ia malah di kejutkan dengan berita kembalinya ingatan Anna yang membuat retak hubungan keduanya padahal baru saja melangsungkan pernikahan
Namun apa daya, ia tak mampu menyusul Anna karena waktu cuti yang sudah ia gunakan ketika menemui Anna waktu itu. Dalam jangka satu minggu ia baru bisa kembali menemui gadis yang sudah di anggap adiknya sendiri di apartemen milik suaminya
"A-anna bingung bang, Anna harus bagaimana" ujar gadis itu mengakhiri ceritanya dengan perasaan putus asa
Lagi-lagi Arsyad menghela nafas panjang, fikiran nya berkelit bingung hendak memberikan saran apa. Karena dari segi manapun, Anna masih saja menyudutkan Arkan atas kejadian yang menimpanya 2 tahun yang lalu
"Anna, abang boleh bicara?" Ujar Arsyad pelan
Anna mengangguk mempersilahkan
"Tapi Anna jangan marah, abang hanya bermaksud memberi saran berdasarkan logika. Juga abang tidak bermaksud memihak pada siapapun, baik itu Anna ataupun pak Arkan" jelasnya dengan penuh kehati-hatian
Anna kembali mengangguk, dan menatap Arsyad menunggu apa yang akan pria itu katakan
"Sebenarnya menurut abang, kejadian itu terjadi bukan karena salah pak Arkan sepenuhnya. Tapi itu semua karena ulah Angela yang memang berniat menghancurkan hubungan kalian"
Fikiran Anna mulai menerawang, namun ia mengangguk menyetujui apa yang di katakan Arsyad
"Abang tau, pak Arkan sudah berlaku salah dengan melakukan kekerasan fisik dan ujaran kebencian pada kamu. Tapi satu hal yang harus Anna pahami, pak Arkan tidak akan melakukan kesalahpahaman itu bila posisinya tidak panik kala melihat aliran darah yang mengalir dari perut Angela serta kamu yang tiba-tiba saja memegang pisau itu"
Anna menatap Arsyad tak suka
"Tapi itu memang Angela yang--"Abang tahu" selanya cepat
"Angela sengaja melukai dirinya sendiri dan memindahkan pisau itu ke tangan kamu saat menyadari Arkan yang hendak berjalan menuju ruangan yang di tempati kalian" jelas Arsyad panjang lebar. Kemudian ia menghela nafas"Sampai sini apa Anna masih terus menyimpan dendam pada pak Arkan?" Tanya nya hati-hati
Anna mengerjap, matanya melirik kanan kiri dengan pandangan bingung
"Tapi kecelakaan itu, Anna-"Kecelakaan itu karena memang takdir Anna, itu kamu sendiri yang hilang kendali saat menyeberangi jalan. Abang bukan sedang menyalahkan kondisi perasaan kamu waktu itu, abang mengerti. Tapi kamu juga tidak berhak menyalahkan kecelakaan itu sepenuhnya pada pak Arkan"
"Anna, abang percaya betul pak Arkan sangat-sangat mencintai kamu. Menurut abang, apa yang sudah pak Arkan terima itu sudah sangat setimpal atas kesalahannya di masa lalu"
"Sekali lagi abang tidak bermaksud menyalahkan kamu, tapi coba buka fikiran kamu. Apakah kamu pernah terpikirkan bagaimana kondisi pak Arkan dua tahun yang lalu saat kita di Singapura? Sebagai sesama pria, hidup dalam perasaan bersalah itu lebih menyakitkan Anna dan yang di serang itu bukanlah fisik melainkan mental. Dan apakah kamu pernah terpikirkan, bagaimana perasaan pak Arkan saat mengetahui kamu dalam kondisi amnesia total?"
"Tapi kamu tahu sendiri, apa yang pak Arkan perbuat selama kamu dalam kondisi hilang ingatan. Abang memang pernah menaruh rasa tak suka kala pak Arkan kembali mendekati kamu, tapi nyatanya dengan kesabaran yang ia miliki, ia bahkan berhasil membuat kamu jatuh cinta untuk kedua kalinya. Apa itu masih belum cukup membuktikan bahwa Arkan benar-benar mencintai kamu, Anna?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love my Assistant [Season 2]
RomanceMenyesal Satu kata yang terus menggerogoti jiwa Arkana. Hatinya kosong, belahan jiwanya pergi dan itu karena ulahnya sendiri Mengapa Tuhan mengabulkan perkataan nya kala itu. Mengapa Tuhan tak mengizinkan untuk melihat wajah cantiknya lagi di dunia...