19. Apartemen

3.4K 287 23
                                    

Disinilah mereka sekarang, duduk bertiga di sebuah gerai makanan yang letaknya tak jauh dari pusat perbelanjaan. Arsyad memandang Anna penuh kelembutan sedangkan Arkan tak merubah ekspresi nya sedari tadi tetap dingin dan datar

"A-abang disini ngapain?" Tanya Anna kikuk bermaksud memecah keheningan yang ada

Jelas sekali Arkan menunjukkan raut tak suka, namun tertutupi oleh wajah datarnya. Sedangkan yang di panggil, tersenyum tulus pada Anna

"Menurut mu?" Tanya Arsyad balik sembari terkekeh kecil

Anna mengusap lehernya, kemudian tersenyum tak enak
"Ah, itu- ini kenalin pak Arkan, bos nya Anna" ujarnya karena tadi sempat kelupaan untuk memperkenalkan keduanya

Netra Arkan melirik Anna tajam, tak terima jika dirinya hanya dikenalkan sebagai bos saja. Tapi Arkan hanya diam, menunggu bagaimana reaksi Anna selanjutnya

"Udah kenal ko" Arsyad menyeruput frappuccino nya perlahan
"dulu waktu zaman kita kuliah, pak Arkan ini pernah jadi dekan fakultas kita An, menggantikan ayahnya Prof. Devan" lanjutnya sembari menatap Arkan penuh hormat

"Benarkah??" Anna antusias, kepalanya menoleh pada Arkan yang kini hanya menyunggingkan senyum tipis kemudian mengangguk kecil

"Pak Arkan juga berjasa dalam program pertukaran mahasiswa, hingga abang bisa studi di Jepang selama satu tahun" lanjutnya kemudian

"Berarti abang pernah menetap di Jepang?" Potong Anna langsung

Arsyad mengangguk sebagai jawaban

"Pantas saja waktu di Singapura, abang fasih berbahasa Jepang" gumam Anna bermonolog

"Ko Anna selama ini gatau ya bang?" Mata Anna memicing penuh selidik

Arsyad terkekeh, matanya melirik Arkan yang sedari tadi menatap dingin dirinya, namun sekuat mungkin ia abaikan

"Kamu nya gak pernah nanya sayang" jawab Arsyad santai sembari mengacak rambut Anna pelan

Arkan melotot, begitu pula dengan Anna yang ikut terkejut

Apa tadi??

Sayang??!!

Jangan tanyakan bagaimana kondisi hati Arkan saat ini. Rasanya Arkan ingin menendang meja didepannya untuk melampiaskan amarah. Arkan menarik nafas, lalu menghembuskannya dengan kasar. Hal itu sontak membuat Anna dan Arsyad menoleh ke arahnya

Arkan menaikan sebelah alisnya, seakan bertanya 'apa?', yang di balas gelengan oleh keduanya

"Abang udah makan belum?" Tanya Anna mengalihkan pembicaraan karena merasa aura Arkan ini benar-benar mencekam

"Hmm, untuk makan siang belum. Mau pesen?" Tawar Arsyad pada Anna seorang, jelas sekali disini Arsyad sengaja mengabaikan keberadaan Arkan

Anna menoleh pada Arkan yang sedari tadi hanya diam, lidahnya kelu, ingin berkata namun begitu banyak pertimbangan yang kini menjadi perdebatan dalam otaknya

"P-pak Arkan mau makan siang apa? Biar saya pesankan" ujar Anna formal mencoba menutupi kegugupannya

Hal itu jelas membuat Arkan menoleh dengan tatapan yang tak bisa diartikan, namun gurat kecewa sedikit jelas terlihat di wajahnya. Arkan tak menjawab pertanyaan Anna, dirinya beranjak sembari membenarkan kemejanya yang sedikit kusut dengan gaya yang elegan

"Maaf, saya harus pergi karena ada urusan lain. Permisi" pamit Arkan dingin lalu melengos begitu saja tanpa menunggu respon keduanya. Anna terdiam memandang punggung tegap Arkan yang berjalan semakin menjauh

Love my Assistant [Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang