"sayang, nikah yuk"
Uhuk!
Gadis yang sedang mengunyah kentang goreng itu tersedak hebat. Dengan sigap Arkan mengambil minuman matcha milik Anna dan mengusap-usap lembut punggung sang kekasih dengan tangan kirinya
"Ekhem ekhm aduh perih" rengek Anna sembari memegangi lehernya yang kini terasa sakit
Mendengar itu, Arkan segera menepikan mobilnya di sisi trotoar dan melepaskan seatbeltnya. Untung mereka sedang berada di jalanan yang lumayan longgar jadi tidak masalah jika ia parkir sembarangan
"Nih minum air mineral aja ya biar agak enakan" ujar Arkan sembari menyodorkan air yang selalu tersedia dalam mobilnya
Gadis itu mengangguk setuju, dan meneguknya berulang kali
"Gimana? Masih sakit?" Tanya Arkan dengan raut khawatir, biar bagaimanapun juga ini adalah salahnya karena berucap di saat yang tidak tepat
Anna menggeleng sebagai jawaban, lalu tersenyum menyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja
Lelaki itu menghela nafas lega, sembari mengusap surai Anna dengan lembut
"Maaf ya, pernyataan mas tadi ngagetin kamu" ujar Arkan dengan tatapan melasAnna menoleh ke arah Arkan lalu tersenyum lebar
"Iya, gak perlu minta maaf juga kan mas gak sengaja" jawab Anna tulus, kepalanya tertoleh ke belakang, melihat kendaraan lain yang mulai melaju melewati mereka"Jalan lagi mas, nanti kita dikira apa lagi berhenti disini" ujar Anna setelah memposisikan dirinya dengan baik, begitu pula dengan Arkan yang mulai melajukan mobilnya
"Emang apa?" Tanya Arkan polos bermaksud menggoda gadisnya
"Ha? Gimana?"
Arkan mendengus kecil karena tak sesuai ekspektasi
"Tidak"
"Ish, btw mas tadi ngajak ni-kah?" Tanya Anna ragu-ragu, jujur dirinya sedikit malu-malu mengatakan hal itu
"Iya, kenapa? Kamu gamau nikah sama mas?" Serobot Arkan sedikit kesal mengingat penolakan Anna dulu berkali-kali
Anna menoleh ke arah lelaki itu dengan cepat
"Ihh bukan gitu" sangkal nyaEkor mata Arkan sedikit melirik gadisnya namun kembali fokus ke depan
"Terus" ucapnya acuh, padahal dalam hati ia dilanda kekhawatiran penuh takut mendapat penolakan lagi
Jari jemari Anna saling menaut, terlihat sekali bahwa dirinya sedang gugup
"Emang nya, gak terlalu cepet ya mas?" Tanya nya ragu
Arkan menoleh cepat dengan ekspresi yang tak terbaca, kemudian kembali melengos acuh. Dapat Anna lihat di balik raut itu kekecewaan lah yang paling kentara, seketika ia merasa bersalah sudah mengatakan hal yang menyinggung perasaan kekasihnya
Lelaki itu menghela nafas berat
"Usia saya sudah kepala tiga Anna, lagi pula kamu sudah lulus kuliah" lirih Arkan pasrah, tanpa terasa mobil melaju dengan kecepatan lebih tinggi, seolah menggambarkan emosi Arkan saat iniSaya?
Hati Anna mendadak sakit dan gelisah
"Maaf mas, Anna gak bermaksud--Arkan menghela nafas lagi, entah kini bernafas saja rasanya sedikit berat
"Kalau kamu tidak ada niatan serius dengan mas, kedepannya mas akan berusaha ikhlas melepas kamu"
Mata Anna terbelalak kaget
"MAS!" Pekiknya tak terima, apa-apaan ini, kenapa ia merasa di permainan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love my Assistant [Season 2]
RomanceMenyesal Satu kata yang terus menggerogoti jiwa Arkana. Hatinya kosong, belahan jiwanya pergi dan itu karena ulahnya sendiri Mengapa Tuhan mengabulkan perkataan nya kala itu. Mengapa Tuhan tak mengizinkan untuk melihat wajah cantiknya lagi di dunia...