Satu bulan terlewatkan, kini Arkan dan Anna kembali ke aktivitas seperti biasanya yakni bekerja di kantor Achazia Company. Sebelumnya mereka juga sudah melakukan perjalanan bulan madu di daerah Bali hingga Labuan Bajo, menggunakan kapal pesiar yang berukuran kecil namun tetap nyaman di tempati hadiah pernikahan dari Devan
Sebenarnya Devan melarang keras menantunya untuk kembali bekerja, karena hartanya sudah lebih dari cukup untuk menafkahi kehidupan wanita itu. Tapi Arkan lebih keras kepala menolak dengan alasan enggan berjauhan dengan istrinya. Alhasil Anna kini di perbolehkan bekerja namun dalam porsi pekerjaan yang lebih sedikit.
Saat ini Anna tengah sibuk mengecek ulang jadwal Arkan bulan depan, karena hari sudah memasuki akhir bulan. Semua pegawai kantor tengah sibuk mempersiapkan laporan akhir bulan sebelum rapat evaluasi dilaksanakan.
Wanita itu melirik suaminya yang tengah sibuk membolak-balik berkas laporan dan membubuhkan tanda tangan disana. Terlihat sekali pria itu sedang menghela nafas berat, namun ia tetap melanjutkan pekerjaannya walaupun sesekali memijat pangkal hidung nya
"Mas" panggil Anna sembari melangkah mendekati sang suami.
Mereka sudah sepakat baik di kantor maupun di rumah tetap berperan sebagai suami istri. Mereka juga tak peduli pandangan orang-orang yang mencibir tidak profesional dan sejenisnya, yang jelas kinerja mereka tetap baik-baik saja, dan tidak pernah membawa masalah pribadi ke ranah kantor
Arkan mendongak dan menatap sang istri dengan sorot mata sayu. Ia memutar kursinya ke arah samping lalu memeluk perut istrinya manja dan menenggelamkan wajah disana
"Capek ya mas?" Tanya Anna lembut sembari mengusap surai suaminya
Pria itu hanya mengangguk
"Kepala mas pusing, dari pagi rasanya lemes banget" rengek Arkan parauAnna mendesah lelah
"Istirahat yuk, mas juga tadi pagi belum makan loh" ujarnya sembari membantu Arkan berdiri dan melangkah menuju kamar khususTadi pagi memang Arkan tiba-tiba merasa mual, dan muntah-muntah. Dugaan Anna ini karena suaminya kelelahan pasca bulan madu, dan langsung memaksakan diri mengurus pekerjaan kantor yang sudah menumpuk
Lelaki itu berbaring lemah di saat Anna sibuk melepas jas dasi dan sepatu yang dikenakan olehnya. Tangan pria itu menepuk-nepuk kasur di sampingnya, mengisyaratkan agar sang istri berbaring disebelahnya
Anna menurut, lalu ia beranjak ikut naik. Dalam posisi setengah berbaring ia meraih tubuh Arkan dan memeluk suaminya lembut. Sebelah tangan Anna digunakan untuk menepuk punggung Arkan pelan, dan sebelah lainnya berusaha menghubungi dokter Richard melalui pesan singkat.
"Lagi chat sama siapa?" Tanya Arkan masih dalam posisi yang sama karena mendengar getaran yang berasal dari ponsel dibelakangnya
"Dokter Richard" jawab Anna pendek
Arkan mendongak, menatap istrinya curiga
"Kamu nyimpen nomor cowo lain?" Tanya nya dengan mata yang memicingAnna menatap pria itu bingung
"Anna chat pake ponsel mas ko" jawabnya sembari menunjukan ponsel yang ia gunakanLelaki itu mengangguk lega, dan kembali meringsek dipelukkan istrinya. Sedangkan Anna kini hanya menggeleng kecil oleh tingkah sang suami yang sangat amat posesif.
Ia tidak di izinkan menyimpan nomor pria lain selain ayah Devan, bapak dan Dika. Bahkan nomor milik Arsyad, Reyhan dan Hasan pun tiba-tiba hilang begitu saja di kontaknya
20 menit kemudian suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Anna, dan tak lama kemudian muncul Richard dan Max yang berada di ambang pintu
"Masuk dokter" ujar Anna mempersilahkan sembari berusaha melepaskan diri dari lilitan lengan kekar Arkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Love my Assistant [Season 2]
Roman d'amourMenyesal Satu kata yang terus menggerogoti jiwa Arkana. Hatinya kosong, belahan jiwanya pergi dan itu karena ulahnya sendiri Mengapa Tuhan mengabulkan perkataan nya kala itu. Mengapa Tuhan tak mengizinkan untuk melihat wajah cantiknya lagi di dunia...