1.

8K 549 8
                                    

Seulgi POV.

Hai. kenalin, gue Seulgi Putri Mahendra. Gue lahir di Ibukota yang terkenal dengan macetnya. Yap, Jakarta. Sekarang gue berumur 27 tahun.

Gue anak pertama dari dua bersaudara. Adik gue perempuan, bernama Cantika Yeri Mahendra. Biasa dipanggil Yeri. Jarak gue sama Yeri hanya terpaut lima tahun.

Sekarang dia umur berapa, hayo? Ada yang bisa tebak? Haha. Adik gue ini anaknya super bawel. Kayaknya lebih dari Bunda, deh. Sekarang dia lagi kuliah dan sudah semester empat.

Oh, iya, gue dibesarkan oleh kedua orang tua yang super duper sabar dan pastinya penyayang.

Ayah bernama Mahendra Irawan. Beliau hanya pegawai negeri yang gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sedangkan Bunda bernama Leony Putri Cantika. Beliau mempunyai usaha catering yang sekarang sudah lumayan banyak pelanggannya. Setiap minggu ada aja pesanan masuk untuk acara wedding, family gathering, bahkan khitanan.

Ngomong-ngomong soal pekerjaan, gue fleksibel sih. Gue sering motret model-model, artis, atau aktor. Gue juga biasa mengedit beberapa video untuk iklan. Bahkan sering bantu Bunda buat antar jemput catering-nya juga.

Gue juga punya kedai kopi kecil-kecilan bareng temen gue, Wendy. Kita sahabatan dari sekolah menengah pertama. Gue sama Wendy diibaratkan perangko. Nempel terus.

Bahkan ada temen gue pernah bilang gini, "berduaan mulu lo kayak biji." Sialan, disamain sama biji dong gue.

Dan sekarang gue lagi di kedai kopi bareng Jeno, barista di sini.

"Jen, Jaemin mana? Belum dateng?"

Jeno menoleh, "belum, Kak. Lagi di jalan sih kayaknya"

Seulgi hanya mengangguk paham.

Barista di sini masih muda-muda. Gue sengaja ngambil yang muda karena anak jaman sekarang suka banget nongkrong di kedai kopi.

Setau gue, anak buah gue rata-rata lahirnya tahun 2000-an. Tampang mereka jangan diragukan lagi. Kalau kita lagi meeting, ada aja dari mereka yang selalu dimintai username IG atau nomor WhatsApp. Gue sama Wendy selalu ketawa kalau mendengar cerita mereka.

"Kak Putri."

Seulgi menoleh sambil menatap tajam ke arah Jeno.

"Jangan panggil gue Putri, anjir. Seulgi."

"Emang kenapa sih, Kak? Kan bagus."

"Gue gak suka aja, Jeno ...."

Jeno tertawa kecil dan terlihat mata kecilnya yang menyipit.

"Kenapa lo manggil gue?" Tanya Seulgi.

"Stock susu habis."

"Hah, serius lo? Si Mark lupa belanja bulanan apa gimana?"

"Dia kan lagi sakit, Kak."

Seulgi menepuk jidatnya, "lupa gue."

"Maklum, faktor U," ledek Jeno.

Seulgi berdecak kesal. "Ya udah, lo tolong beliin dulu ya di Supermarket biasa. Gue yang jaga di sini. Sekalian telpon Jaemin suruh cepet datengnya."

"Siap, Kak." Jeno langsung melesat pergi membeli susu.

Untung saja suasana kedai kopi sekarang tidak terlalu ramai karena masih sore.

Gue langsung mengambil apron dan topi yang biasa gue pake. Selama menunggu pelanggan, gue cuma duduk sambil scroll-scroll timeline di Instagram.

Crush | seulrene ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang