14.

2.3K 275 0
                                    

Irene POV.

Aku terbangun dari tidur karena suara alarmku yang sangat berisik dan mengganggu. Aku meraih ponselku kemudian mematikan alarm itu. Aku mengecek isi pesan dan tidak ada pesan satupun dari Seulgi. Padahal aku sudah menyuruhnya untuk memberi kabar jika sudah sampai di rumah saat kemarin dia mengantarku pulang ke apartemen. Tetapi sampai sekarang Seulgi belum memberikan kabar apapun.

Aku bangun kemudian mencium aroma makanan dari arah dapur. Aku keluar dari kamar kemudian melihat ke arah dapur, ada Taeyeon Unnie di sana.

“Kau sedang apa?”

Taeyeon Unnie menoleh dan menatapku. “Sedang memasak. Kau tidak lihat?”

Aku hanya ber-oh ria kemudian berjalan menuju ruang TV. Ternyata ada Heechul Oppa yang sedang bermain PlayStation di sana. Aku duduk kemudian melihatnya bermain game.

Dia menoleh sekilas ke arahku. “Hai, Rene. Kau sudah bangun?”

“Kalau masih tidur, aku tidak mungkin berada di sini, Oppa.”

Heechul Oppa hanya terkekeh kemudian melanjutkan bermain game-nya.

“Hey! Mari kita sarapan,” panggil Taeyeon Unnie.

Kemudian aku berjalan ke arah meja makan, sedangkan Heechul Oppa masih asyik bermain game-nya.

“Ya! Heechul Oppa! Kau mau makananmu menjadi dingin, huh?!”

Heechul Oppa dengan cepat menaruh stick PlayStation-nya kemudian berlari ke arah meja makan. Aku tertawa melihat mereka. Walaupun Heechul Oppa lebih tua dari Taeyeon Unnie, tetapi Heechul Oppa sangat takut kepadanya. Aku juga tidak tahu kenapa.

Di tengah-tengah kita makan, aku menanyakan kepada mereka tentang Seulgi.

Oppa, apa kau tahu kabar Seulgi?”

“Tidak. Bukannya kau yang kemarin bersamanya?”

Aku mengangguk. “Setelah Seulgi mengantarku pulang, dia belum memberi kabar lagi. Aku sangat khawatir.”

“Kau sudah coba menghubunginya?” Tanya Taeyeon Unnie.

“Sudah, tetapi ponselnya tidak aktif.”

“Coba kau hubungi teman dekatnya. Kau mengenalnya, bukan?”

Ah, benar juga. Kenapa aku tidak bertanya pada Wendy.

Pada saat itu juga aku mengeluarkan ponsel kemudian menelpon Wendy untuk menanyakan kabar Seulgi.

“Halo?”

“Halo, Wendy? Ini aku, Irene.”

“Ya, aku tahu. Ada apa?”

“Kau tahu kabar Seulgi? Aku sudah mencoba menghubunginya, tetapi ponselnya tidak aktif.”

“Dia sedang di luar kota.”

Di luar kota? Untuk apa? Pemotretan? Batinku.

“Untuk apa dia keluar kota?”

“Aku tidak tahu. Aku matikan dulu ya panggilannya. Bye!”

“Tunggu, Wen—”

Wendy sudah mematikan panggilannya.

Aku menjadi curiga karena Wendy biasanya ramah kepadaku, kenapa sekarang nada bicaranya seperti menghindar dariku?

Aku kali ini mencoba menghubungi Yeri. Kalau adiknya sendiri pasti tahu kabar Seulgi.

Crush | seulrene ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang