8.

2.9K 364 4
                                    

Seulgi POV.

Setelah mandi dan sebagainya, gue turun karena merasakan perut yang sudah minta diisi.

“Ayah mana, Bun?” Gue duduk kemudian mengambil piring, nasi, dan lauk pauk lainnya.

“Biasa, tuh lagi di depan ngasih makan burungnya.”

Gue hanya ber-oh ria kemudian melanjutkan makannya.

Setelah selesai makan, gue teringat kemarin Irene menitipkan cookies buatannya.

Gue beranjak kemudian berlari ke arah kamar untuk mengambil cookies-nya.

“Bunda!”

Bunda menoleh. “Apa, Nak?”

“Ini Irene kemarin ngasih Seulgi cookies buatannya. Enak loh, Bun. Gak kalah sama buatan Bunda.”

Bunda menghampiri gue kemudian ikut duduk di hadapan gue.

Bunda mengambil satu cookies berbentuk beruang kemudian melahapnya.

Hm … Enak, kok. Dia pintar juga bikinnya.”

Gue hanya tersenyum kemudian ikut makan satu cookies-nya.

“KAK SEULGI!”

Gue terkejut karena suara teriakan Yeri dari lantai atas.

Yeri turun sambil sedikit berlari.

“Dek! Turunnya pelan-pelan. Kalau jatuh, gimana?” Tegur Bunda dengan wajah sedikit marah.

Yeri nyengir. “Hehe ... Iya, Bunda.”

Gue menatap Yeri bingung. “Kenapa, sih, lo? Heboh banget.”

Yeri duduk di samping Bunda. “Lo belum buka hp?”

Gue menggeleng. “Belum. Emang ada apa?”

“Nih.” Yeri memberikan ponselnya kepada gue.

” Yeri memberikan ponselnya kepada gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue menghela napas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue menghela napas. “Oh, itu? Gue udah liat. Terus apa masalahnya?”

Yeri berdecak kesal. “Ah, lo mah gak asik. Lo tuh ditag sama Irene Unnie!!”

Crush | seulrene ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang