11.

2.4K 288 5
                                    

Seulgi POV.

Gue kebangun karena suara alarm yang begitu mengganggu. Gue berdecak kesal kemudian mematikan alarm yang berbunyi dari ponsel gue. Gue turun dari kasur kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi.

Gue dan yang lainnya harus check-out dari hotel jam sepuluh pagi, sedangkan sekarang jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Setelah mencuci muka dan sikat gigi, gue berjalan ke arah Irene untuk membangunkannya.

Gue duduk di tepi ranjang kemudian mengelus lembut kepalanya.

“Hyun, bangun, yuk. Kita sarapan dulu sebelum check-out.”

Irene sepertinya terusik dengan sentuhan dan suara gue kemudian dia membuka matanya perlahan kemudian tersenyum kecil ke arah gue.

“Selamat pagi, Seul.”

“Pagi, Hyun.”

“Tumben kamu bangun duluan,” ujarnya sambil bangun dari tidurnya.

“Alarmku sangat berisik. Mau tidak mau harus bangun.”

Irene hanya tertawa kecil.

“Cuci mukamu, setelah itu kita ke bawah untuk sarapan”

Irene mengangguk seperti anak kecil kemudian berjalan ke arah kamar mandi.

Selama menunggu Irene selesai, gue hanya bermain ponsel sambil sesekali menonton acara di TV.

Irene sudah keluar dari kamar mandi kemudian mengambil air putih yang sudah disediakan dari pihak hotel ini. Gue hanya melihat Irene sambil tersenyum kecil.

Bangun tidur aja cantiknya luar biasa.

“Kamu sudah minum?”

Gue menggeleng sebagai jawaban.

“Kenapa? Kamu harus minum air putih setiap pagi.” Irene berjalan menghampiri gue dan memberikan segelas air.

Gue menerima pemberian Irene kemudian meneguknya sampai habis.

“Terima kasih.”

Irene mengangguk. “Wendy dan Joy sudah di bawah?”

“Iya, tadi dia memberikan pesan kepadaku.”

“Baiklah, kalau gitu ayo kita ke bawah.”

Gue mengangguk kemudian kita berdua pergi menuju lantai dasar untuk sarapan.

Gue, Irene, Wendy dan Joy sedang sarapan bersama sambil mengobrol.

“Unnie, kami hanya makan pancake?” Tanya Joy.

“Aku tidak bisa makan nasi di pagi hari.”

“Ah, sayang sekali … Padahal ini nasi gorengnya enak banget.”

“Aku juga tidak bisa makan nasi goreng selain buatan Seulgi.”

Wendy dan Joy tampak keheranan mendengar ucapan Irene.

Gue hanya tertawa kecil melihat ekspresi dari masing-masing mereka.

“Aku ada pengalaman buruk tentang nasi goreng. Tetapi waktu itu Seulgi membuatkanku nasi goreng, itu sangat lezat.”

“Seulgi memang pintar memasak nasi goreng,” ujar Wendy.

“Jangan gitu, Wen. Gue kan jadi malu.”

Wendy menatap malas ke arah gue, sedangkan Joy dan Irene hanya tertawa.

Ketika kita semua sedang menikmati sarapan, tiba-tiba ada seseorang yang gue kenal menghampiri meja kita.

Crush | seulrene ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang