Bagian 5

871 142 20
                                    

Ku pikir, ada baiknya kalian memfollowku terlebih dahulu.

Karena, aku sering menulis pengumuman di wall.

Ada banyak info juga sharing pengalaman dalam wall-ku.

Tapi jika tidak ingin, aku tak memaksa. Hehe.

Beri vote ya...

Ku tunggu 15 vote dan 5 komen, bagaimana?

Antusias kalian adalah semangat tersendiri untukku.

_______

Cahaya seketika memasuki retina. Masih dalam keadaan senyap. Mata berpendar untuk melihat ruangan yang sepi. Bersih adalah salah satu poin yang di dapat. Siapapun yang membersihkannya mesti di acungi jempol.

Langit malam dapat dilihat dari jendela yang belum sempat di tutupi gordeng. Jalanan kota yang ramai dapat tertangkap dari salah satu unit apartemen. Keramaian memang menghiasi di bawah sana. Namun  di unit ini terasa lebih tenang keadaannya.

Tentu saja, tak sedikit pasangan muda-mudi yang memanfaatkannya. Melakukan hal yang mereka kira lumrah sembari menikmati malam panjang yang begitu indah. Melupakan segala penat yang telah dipikul seharian penuh dan melepaskannya di tempat yang tepat.

Na Jaemin adalah salah satu dari muda-mudi itu. Ia memiliki kegilaan yang sama seperti orang di luaran sana. Dirinya ingin sekali melepas penat pada orang yang tepat. Suasana begitu mendukung, terlebih ada seorang gadis yang menemaninya. Haruskah ia menumpahkannya?

Pria itu menggeleng cepat. Segera membuang pandang dari gadis yang tengah kesusahan menyimpan kotak makan pada lemari tempel. Tempatnya cukup tinggi. Mengharuskan si gadis berjinjit. Yang otomatis sedikit menaikkan dress selututnya.

"Biar aku saja. Kau segeralah membersihkan diri."

Pipi gadis itu bersemu. Ucapan Jaemin layaknya perhatian lebih untuknya. Ia segera masuk ke kamar Jaemin dan membawa barang belanjaannya.

Sebelum pulang, mereka menyempatkan diri untuk berkunjung ke toko baju. Sekedar membeli beberapa stel pakaian untuk Winter. Masih bisa diingat bukan, jika Winter merupakan seorang gelandangan. Pakaian yang ia kenakan akhir-akhir ini pun adalah milik Karina. Karena wanita itu tahu, baju yang ia berikan tak akan lagi muat untuknya.

Begitu pintu kamar itu tertutup, Jaemin membuang nafas. Setidaknya ia bisa lepas dari siksaan dunia yang menaikkan hasratnya. Entah mengapa, akhir-akhir ini keinginannya untuk berbuat itu meningkat. Terlebih, ia sering bermimpi basah dan wanita yang ada di mimpinya adalah Winter.

Jantungnya selalu berdegup kencang kala senyum Winter merekah. Satu minggu seharusnya cukup untuk membuang segala pikiran kotornya mengenai Winter. Gadis itu tak lebih dari seorang remaja. Tidak mungkin ia memiliki perasaan lebih.

"Oke Na. Kau bukan pedofil!"

Kepalanya menengadah. Niatnya ingin memejamkan mata sejenak, namun bayangan Winter terus terpampang. Bagaimana bibir pink itu yang minta dilumat. Tubuh berisi Winter yang tak bohong, bisa menggugah selera para pria hidung belang. Gadis itu memang terkesan mungil, tapi jika di perhatikan, ada beberapa bagian tubuhnya yang terasa tumbuh lebih cepat.

"Arghhh!" Jaemin kesal. Ia mengacak surai hitamnya.

Ada gejolak yang tiba-tiba saja membuncah dan minta dipuaskan. Haruskah ia bermain solo malam ini. Tapi itu terlalu melelahkan. Tubuhnya sudah terasa remuk karena segala tuntutan pekerjaan.

"Nana."

Suara kecil itu mendayu. Mengambil atensi pria Na untuk menyahuti. Disana, Winter tengah mengeluarkan kepalanya dari balik pintu. Gadis itu terkekeh sembari menggigit bibir bawahnya. Tak tahukah, hal seperti itu mampu membangunkan singa yang tidur.

MEMORABLE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang