Bagian 15 (End)

1.1K 136 42
                                    

Kaget ga aku publikasi lagi?

_______

Rasanya deja vu.

"—berjanjilah, untuk tetap hidup dan lahirkan anak kita. Walau itu tanpaku."

Maaf Na. Tapi aku tak bisa. Dibohongi jika kau masih hidup bahkan hampir dipisahkan dengan kedua anak kita. Aku tak bisa.

Dua bulan aku berjuang sendiri menghadapi sangkar emas yang seolah indah itu. Itu tak bisa mengembalikanku menjadi Winter yang kau kenal.

Aku hancur tanpa separuh jiwaku. Bagaimana aku harus membesarkan anak kita, jika kau saja tak ada di sampingku. Aku tak memiliki sandaran hidup.

Malam badai itu benar-benar membekas di ingatanku. Itu akan menjadi ketakutan terbesarku sampai kapanpun.

"Winter!"

Winter kembali tersadar dari lamunannya. Mendengar dua suara yang bersamaan memanggil namanya. Tempat hitam dan hampa itu ia pijaki. Tak tahu dimana perannya sekarang. Karena ingatannya bercampur aduk. Entah itu ditahun 1726 ataupun 2021.

"Jangan pergi."

Suara dari arah kanan membuatnya menengok. Memperlihatkan cahaya putih dengan siluet yang amat ia kenali. Postur serta pakaiannya.

Disana Na Jaemin tengah tersenyum hangat padanya sembari melambai. Detektif Na itu terlihat tegas dengan kemeja putih juga celana bahan hitamnya. Oh jangan lupakan pistol yang selalu ia bawa. Benar-benar sosok pria yang ia cintai di tahun 2021.

Namun,

"Kembalilah padaku."

Disisi kirinya, ada suara lain nan lebih lembut. Ia menengok dan mendapati cahaya putih disana. Ada sosok Nana-nya tengah mendekap kedua putra kembar mereka. Memang pakaiannya lusuh, khas pria pinggiran abad ke 18. Namun itu tak melunturkan tatapan cinta yang ia berikan.

Gundah gulana ia dapati. Winter menatap secara bergantian dua orang disana. Namun ia terpaku pada Na Jaemin. Pria yang membuatnya semakin berani dan paham artinya perjuangan itu seperti apa. Pria itu terlihat merentangkan tangan karena hampir saja Winter mengambil langkah kearahnya.

Tapi tangisan dua bayi itu mengusiknya. Ia kembali menoleh pada pria yang tersenyum hangat itu sembari membawa dua bayi. Seolah mengajaknya pulang untuk mendapat ketenangan. Pasti akan sangat menyenangkan jika mereka berkumpul. Menjadi keluarga kecil yang bahagia.

Tanpa sadar ia merajut langkah mendekat pada keluarganya terdahulu. Mengabaikan batas garis yang seketika membuatnya berubah menjadi Winter yang lebih dewasa. Menjadi sesosok istri Jaemin Na yang sesungguhnya.

"Tidak! Kumohon jangan pergi."

Winter kembali melirik siluet di arah kanannya. Membuatnya meragu begitu bersinggung tatap dengan manik hitam itu. Terlihat begitu terluka. Namun tak bisa melakukan apa-apa.

Ia ingin sekali berlari kearah pria diujung sana. Kembali melihat wajah Karina, Jeno dan Mama Yoona yang andil mengurusnya.

"Sayang, ayo. Kami sudah lama menunggu."

Winter tersenyum tipis. Dia tak bisa berlari pada arah berlawanan itu. Akan ada lebih banyak kesakitan disana. Ia bahkan tahu, jika detektif Na tidak memiliki perasaan apapun padanya. Ia hanyalah anak kecil yang mesti dijaga oleh pria itu.

Kebahagiaannya sudah menanti disini. Tempat dimana semua kisah itu terlahir. Dia hanya ingin terus bersama keluarga kecilnya.

Dan...

MEMORABLE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang