Halo
Menunggu lagi ya?
Sudah hampir satu bulan aku menggarap bagian ending.
Tapi aku masih bingung untuk membuat endingnya seperti apa.
Terimakasih untuk 1k... apa ya, aku gatau namanya. Intinya sesuatu yang membuat cerita ini dilihat hingga 1k.
Selamat membaca.
__________
Jaemin membuang nafas gusar. Mobilnya tak kunjung ia nyalakan. Ia berbohong jikalau memiliki jadwal padat. Bahkan ia pun tak tahu kegiatan apa yang mesti ia lakoni. Tak ada jadwal pasti juga perintah dari atasannya.
Pandangannya menyorot sendu. Masih tak habis pikir dengan kelakuan keterlaluannya. Bagaimana ia yang memilih acuh dengan segala tingkah Winter. Walau tak bohong ia tetap mencuri pandang.
Tingkah Winter tak luput dari tatapannya yang sedari tadi tak bisa memfokuskan diri. Merasa tak enak hati. Tapi mau bagaimana lagi. Ia harus memaksakan diri.
Winter akan semakin berbahaya jika bersama dirinya. Menyembunyikannya adalah jalan terbaik. Melepasnya dari jangkauannya adalah suatu penyelesaian.
"Setidaknya untuk sekarang sampai pembunuh itu tertangkap. Kau harus lepas dari jangkauanku."
Tak ada hal yang lebih menyakitkan dari ini. Terkesan pendek pemikiran, namun nyatanya tak ada pilihan lain. Perseteruan dengan kakaknya membawa dirinya menuju jalan ini.
Malam saat Jaemin dan Karina berseteru.
"Adikku memang keras kepala. Tapi dia tak pernah menahan orang hanya karena egonya." Lanjut Karina dengan tatapan dingin.
Tanggapan Jaemin? Pria itu hanya diam. Berdosakah ia yang mempertahankan egonya. Dirinya sudah sangat nyaman untuk terus bersama Winter kedepannya. Sekalipun pekerjaan terlalaikan, ia tak peduli. Hatinya seolah diambil alih oleh gadis belia itu.
"Pikirkan, dia masih sangat kecil. Psikisnya terganggu bila terus bersamamu. Dan aku tak menjamin ia akan aman bersamamu." Karina menaikkan oktaf suara. Membuat ruangan hening itu terasa mencekam.
"DIA AMAN BERSAMAKU!"
Karina terperangah. Ia membuang nafas dengan wajah congkak. Sangat percaya diri sekali adiknya ini.
"Aman menurutmu. Sekarang aku tanya, apa saja yang ia lakukan selama kau pergi bekerja?" Wanita hamil itu menaikkan salah satu alisnya. Seolah menantang karena menurutnya Jaemin jauh dari kata mengetahui kehidupan sehari-hari Winter.
Mata Jaemin kelabakan. Pasalnya selama ia pergi bekerja, Winter tak pernah sekalipun menghubunginya. Gadis itu lebih suka bertindak gegabah dengan langsung menemuinya dikantor.
"T-tentu saja dia diam dirumah." Kegusarannya ia buang dengan menghela nafas. "Aku selalu mengingatkannya untuk mengunci pintu."
Wanita dihadapannya tertawa hambar. Tak habis pikir dengan pikiran sederhana itu. "Diam? Kau pikir begitu? Coba ingat, mengapa isi kulkasmu selalu penuh? Mengapa orang-orang disekitaran apartemen selalu menyapanya? JIKA DIA HANYA DIAM DI RUMAH!"
Pertahanan Jaemin terasa runtuh karena dibentak kakaknya. Ini mungkin yang pertama kali. Walau tak bohong wanita hamil itu memang jengkel terhadapnya sejak kecil.
Bibir pria itu terasa kelu. Suaranya seolah tercekat di tenggorokan.
"Itu yang kau pikir aman, hah?! Winter adalah remaja yang ingin kebebasan. Karenanya dia pun ingin bersikap bebas. Melanggar peraturanmu. Dan keluar rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORABLE [COMPLETE]
FanficWINTER × JAEMIN Na Jaemin menyelematkan seorang gadis remaja yang hampir diperkosa malam itu. Namun anehnya, gadis berusia 15 tahun ini mengklaim bahwa dirinya adalah istri seorang detektif Na. "Aku merindukanmu, suamiku. Akhirnya kau menemuiku, b...