Epilog

1.1K 138 25
                                    

Menunggu saya publikasi?

_______

Musim panas hampir berakhir. Suhu udara terasa lebih dingin dari biasanya kali ini. Aku yang kebetulan hanya mengenakan kemeja merutuk, seharusnya aku membawa pakaian hangat.

"Kau akan kemana?"

Itu suara temanku. Salah satu gadis cina yang menempuh pendidikan di korea. Dia cukup akrab denganku, karena kami berada di kelas yang sama.

"Sepertinya pulang ke rumah Mama. Katanya ada seseorang yang ingin menemuiku." Aku berujar malas. Karena jujur, untuk pulang ke kediaman Mama sangatlah membosankan.

"Yasudah, hati-hati di jalan, Winter. Jangan lupa minggu depan ada penilaian dari Mr. Albert kau harus persentasi masakan Prancis." Ujar temanku kembali. Kemudian melambai dan pergi begitu saja.

Aku membuang nafas. "Dasar Ningning." Gadis yang begitu ambis dalam setiap kelas yang dihadirinya. Setiap kali kami bertemu dijalan, dia selalu mengingatkan jadwal.

Omong-omong tentang jadwal, kesibukanku kali ini adalah belajar di akademi. Ya, akademi memasak lebih tepatnya. Entah mengapa, setelah lulus SMA aku memutuskan untuk tak kuliah dan memilih memfokuskan diri dalam bidang ini.

Mama bilang dulu kegemaranku memang memasak, jadi tak ada salahnya untuk mencoba. Lagipun aku tak mau membebani Mama yang sudah tua untuk membiayaiku di universitas. Kau tahu, masa belajar di universitas terlalu lama. Lebih baik di akademi. Lihatlah, aku baru 20 tahun dan semester depan aku akan ujian akhir. Sangat cepat bukan?

Bus tujuan tempat Mama tinggal berhenti tepat di depanku. Aku langsung menaikinya. Walau sedikit malas, tapi harus ku lakukan. Karena aku tak mau mengecewakan wanita yang sudah mengurusku.

"Masih ada dua jam sebelum sampai. Apa yang harus ku lakukan." Aku menghela. Kemudian menoleh untuk melihat beberapa pohon yang mulai menguning.

Entah kenapa selama lima tahun terakhir, setiap kali aku melihat pepohonan yang mulai menguning ada rasa sesak di dada. Rasanya aku kembali kehilangan sesuatu berharga yang entah apa itu.

Bicara tentang lima tahun lalu. Aku tak mengingat pasti apa yang terjadi. Yang hanya ada diingatanku adalah saat setelah aku bangun dari koma ada Jaemin oppa yang terharu melihatku. Mama Yoona dan Jeno oppa ada disana. Menampilkan raut sama.

Aku bertanya tentang apa yang terjadi padaku. Mama Yoona hanya menjelaskan bahwa aku mengalami kecelakaan parah. Pastinya, karena aku harus menjalani perawatan kaki hingga setengah tahun lamanya karena tak bisa berjalan. Bahkan hingga kini, aku sedikit memiliki kecacatan karenanya. Jalanku sedikit pincang, karena tulang keringku bengkok.

Aku tak menyesali kejadian itu. Karena pada dasarnya, semua itu adalah ujian semata. Aku bisa hidup dan diberi rasa sayang dari keluarga yang mengangkatku itu sudah sangat luar biasa.

Ya, Mama Yoona adalah wanita yang mengadopsiku. Menurut keterangan aku sebatang kara. Aku berasal dari salah satu panti asuhan. Dan aku sungguh bersyukur karena ada manusia sebaik keluarga ini. Tentang Mama Yoona yang sangat menyayangiku, walau kadang ia memarahiku karena kenakalan remaja yang pernah ku lakukan. Karina eonnie yang sangat baik memperlakukanku juga suaminya yang menganggapku layaknya teman. Bahkan kami kerap bermain video game bersama. Anak mereka pun sangat menggemaskan.

Lalu tentang Jaemin oppa. Untuk kakakku yang satu ini, aku tak terlalu mengenalnya. Dia sangat dingin dan bisa dikatakan sulit tersentuh. Aku sangat canggung bila bertemu dengannya. Sudah dua tahun kami tak bertemu. Pria itu memilih tinggal di luar negeri karena urusan pekerjaan. Dan karena itulah, aku tak sedekat itu dengannya.

MEMORABLE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang