Chapter 2

3.5K 240 23
                                    

Beberapa menit setelah Gulf meninggalkan lingkungan kampus,,,

Ddddrrrtttt

Ddrrrttttt

Drrrrrrtttt

.

Menekan headset bloototh. "Ya?"

"KAU DIMANA, AI SAT?! Aku sudah mencarimu sampai keliling kampus hahh,,hahh,,hahh" Berteriak sambil mengambil nafas dengan terengah-engah.

"Ada apa? Kan acara nya sudah selesai?" 

"Apa maksudmu??! Acara memang sudah selesai, tapi tugasmu sebagai KETUA BEM belum selesai, sat"

"Hah" Menghembuskan nafas berat.
"Merepotkan! Katakan pada mereka aku sibuk"

"Kau pikir itu kampus milik keluargamu, hah?"

"Kampus itu memang milik keluargaku" Jawab Gulf dengan enteng.

Deg

Mild terkejut hingga tak bisa berkata apa-apa.

"Halo? Kau masih hidup? Halooooooo?" Merasa tak ada respon dari seberang sana.

"Setidaknya, kau sebagai Ketua BEM, jalankan kewajibanmu dengan benar. Kalau kau seperti ini, kenapa memasukkan namamu dalam pemilihan tahun lalu?"

"Dengar! Yang memasukkan namaku itu wanita ular yang sekarang menjabat Sekretaris BEM, kalau kau lupa, Mild. Kau tahu benar kalau aku dari dulu tidak pernah mau ikut urusan yang merepotkan seperti ini" Melihat spion.
"Sudah dulu, aku lagi nyetir. Gantikan aku ya, WAKIL KETUA BEM!"

"AI G----"

tutttt tutttt tutttt

Gulf memutuskan panggilan secara sepihak dan melanjutkan fokus menyetirnya menuju tongkrongan tempat dia berkumpul dengan teman-teman sederajat nya.

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Waktu yang sama disisi lain,,,

Terlihat Mew yang terus berlari sambil sesekali melihat ke belakang karena takut Gulf atau teman-teman Gulf mengikutinya.

Setelah dikiranya sudah aman, Mew beristirahat sebentar di dinding restaurant yang transparan.

*Kenapa aku bisa bertemu lagi dengannya di kampus* Mengelap keringatnya & menetralkan nafasnya.
*Aku merasa seperti sedang dihukum di kehidupanku sekarang. Apa yang aku perbuat di kehidupan sebelumnya hingga aku mendapatkan karma seperti ini* Menghapus air mata yang mengalir keluar.

Sejak kematian Ibunya, Mew merasa dirinya semakin cengeng.

Tanpa sengaja, Mew melihat beberapa pengunjung restaurant sedang menikmati makanan dihadapannya. Makanan yang tampak enak di mata Mew, membuat perut Mew berbunyi keroncongan. Maklum saja, Mew belum makan dari kemarin karena belum mencapai target untuk menjual sampah plastik bekasnya di pasar loak.

Te Amo || GULFMEW  {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang