Chapter 6

2.7K 232 10
                                    

*Kenapa tempat ini putih semua?*
*Aku dimana?*
Mew terus mengedarkan pandangannya dengan raut wajah kebingungan.
*AAAYAHH? IBUU?!* Mew melebarkan mata ketika melihat Ayah dan Ibunya di kejauhan sedang menatap ke arahnya sambil tersenyum.

Segera Mew berlari kencang dan langsung memeluk mereka dengan erat dan menangis histeris. Hatinya sudah sangat rindu.

Pelukannya disambut hangat oleh kedua orang tuanya.

"Kami sangat merindukanmu, Sayang" Ucap sang Ayah sambil mengusap rambut Mew.

"Terima kasih sudah bertahan hidup hingga saat ini, Anakku" Ucap sang Ibu sambil mencium pucuk kepala Mew.

Mew hanya terus menangis & memeluk erat. Menumpahkan semua perasaan sedihnya yang selama ini ia pendam semenjak kepergian mereka.

Mew memeluk erat kedua orang tua nya, seolah akan hilang jika di lepas.

"Nak, kami harus pergi" Berusaha melepas pelukan sedangkan Mew, terus menggeleng ribut, tidak rela jika orang tuanya harus pergi lagi.

"Ikut,, hiksss,, Mae,, Pho,, Mew mau ikut kalian saja"

"Sayang, umurmu masih panjang di dunia. Disana, ada seseorang yang sedang menantikanmu. Kalau kamu mengikuti kami sekarang, orang itu pasti akan sangat sedih"

Mew menadahkan wajahnya ke atas, menatap wajah sang Ibu. "Siapa orang itu, Mae? Mae, Mew ini bukan manusia yang sempurna. Mew cacat--hikss,, siapa yang menunggu Mew? Siapa yang mau sama Mew?? Mae, bahkan orang buta saja tidak akan mau bersama dengan Mew--hikss,,,hiksss,, Mae,, lebih baik Mew ikut Mae dan Pho,, Mew sudah tidak tahan hikss,,"

Tersenyum, "Kamu akan tahu siapa orang itu pada waktunya. Jadi, tetaplah bertahan hidup. Ya, sayang?" Ucap sang Ibu sambil sesekali menciumi pipi Anak nya.

Tangan Mew menggenggam lembut kedua tangan sang Ibu yang berada di pipinya. Merasakan kehangatan yang pernah ia dapatkan dulu saat Ibunya masih hidup.

"Maaf sayang, sudah waktunya. Kami harus pergi. Jaga dirimu baik-baik" Perlahan tubuh kedua orang tuanya memudar. Mew terus mencoba memeluk mereka namun sayang, tubuh mereka menjadi transparan. Mew terus menangis histeris saat perlahan orang tuanya menghilang dari pandangannya. Mew tidak rela bila harus berpisah lagi dengan orang tuanya. Menunduk & menutup matanya rapat. Terus memukuli dadanya yang sangat sakit.

Perlahan, Mew membuka mata saat merasakan usapan lembut seseorang di keningnya. Mengerjap-ngerjapkan matanya yang sedikit buram karena air mata.

Setelah dapat melihat dengan jelas, Mew terperanjak kaget saat melihat orang yang mengusap keningnya.

*G-GULF?* kedua matanya terbelalak lebar ketika tahu bahwa Gulf yang mengusap keningnya sambil menatap Mew dengan pandangan kosong.
*Ahh, mungkin ini mimpi. Tidak mungkin Gulf akan memperlakukanku seperti ini. Aku akan coba tidur dan kembali pada kenyataan* Mulai menutup mata nya kembali.

"Kalau kau coba untuk tidur lagi, kau akan terima akibatnya" Menghentikan kegiatan mengusap dan beralih ke leher Mew yang terdapat bekas cekikan yang terlihat jelas kemerahan di leher Mew yang putih pucat.

Gulf menaruh tangan kanan nya di leher Mew dan memposisikan nya seperti sedang mencekik.

*Apa aku akan dibunuh saat ini? Apa dia tidak puas karena akhirnya aku tidak mati seperti keinginannya?* Tanpa sadar air mata Mew mengalir deras dari sudut mata dan menutup matanya rapat.

Te Amo || GULFMEW  {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang