Chapter 17

2.8K 231 10
                                    

Di apartement yang luas, hanya tinggal Mew seorang diri. Duduk diatas ranjang sambil merenungkan hidupnya yang sudah ia lewati hingga sekarang.

Neneknya sudah meninggal 2 minggu yang lalu karena sakit dan semua biaya pemakaman, Gulf yang tangani. Mew sangat berterima kasih karena kalau tidak ada Gulf, neneknya tidak akan bisa dimakamkan dengan layak karena dia sendiri tidak ada uang untuk penanganannya.

Setelah kepergian sang Nenek, Mew dan Gulf tidak memakai pelayan lagi sebab, Mew bisa mengurus semua tugas rumah sendiri, termasuk memasak untuk dirinya dan Gulf ketika menginap.

Makin kesini, tanpa sadar Mew semakin manja dan bergantung pada Gulf. Tidak bisa ia bayangkan seandainya Gulf tiba-tiba pergi darinya. Itulah mengapa, Mew selalu berusaha menyenangkan Gulf sebagai kekasih. Mew tidak mau Gulf berubah menjadi seperti yang dulu. Mew benar-benar sudah tidak punya siapa-siapa.

*Mae,, Pho,,, Mew rindu kalian hikss,,, * Mengusap air mata.

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Mew yang sedang fokus pada masakan, tidak terkejut saat tangan kekar tiba-tiba melingkar di pinggangnya yang ramping karena ia tahu siapa pelakunya. Siapa lagi kalau bukan Gulf Kanawut, pacarnya tercinta.

"Pagi, sayang!! Morning kiss nya?" Berbisik di telinga Mew.

Mew membalikkan badan dan langsung mengecup bibir Gulf sekilas.

CUP

"NOOOO!! Morning kiss, sayang. Yang tadi itu nama nya kecupan" Mempoutkan bibir. Tangannya meraih tengkuk Mew dan langsung melumat bibir manisnya dengan rakus dan penuh nafsu. Suara desahan dan adu lidah terdengar memenuhi dapur.

Ccepplakk,, ceppplakkk,, ccepplakk,,

Bunyi adu lidah yang sangat disukai Gulf.

"Mmphh,, mmhhh,,, pppphh,,, " Mew yang sudah kehabisan nafas, menepuk pelan bahu Gulf. Gulf melepaskan tautannya dan mengelap salivanya di bibir bawah Mew sambil terus tersenyum.

"Sayang, Mama sama Papa mau ketemu kamu hari ini juga. Ikut aku ya nanti kerumah. Kebetulan kamu tidak ada kelas kan hari ini?" Memeluk Mew erat, kedua tangan ditaruh di pinggang ramping Mew.

Mew yang mendengarnya sangat terkejut. Dirinya belum siap untuk bertemu dengan orang tua Gulf.

Apa kata mereka nanti kalau anak mereka satu-satunya, berpacaran dengan seorang pria?

Mew terus berpikir yang tidak-tidak sampai tidak mendengar panggilan dari Gulf.

"Sayang?,,Mew?,,Sayang??" Mew terperanjak kaget dan tersadar dari lamunannya.
"Kamu mikirin apa? Mungkinkah, orang tua ku? Kamu tenang saja. Mereka baik kok. Ada aku disisi mu. Aku tidak akan membiarkan mereka menyakitimu walau mereka orang tuaku sendiri" Mengusap pipi Mew lembut sambil menatap manik indah Mew.

Te Amo || GULFMEW  {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang