Chapter 20 ⚠

3.8K 231 23
                                    

Mew dan Gulf berada di parkiran kampus.

"Sayang, kalau kamu sudah selesai kelas, tunggu aku di tempat biasa ya"

CUP

Mengecup bibir manis Mew tanpa rasa malu.

Mew langsung memukul pelan dada Gulf dan melirik kanan kiri dengan was was, takut orang lain melihatnya. Gulf hanya tersenyum gemas melihat ekspresi ketakutan Mew.

Mereka awalnya jalan ber-iringan kemudian terpisah di ujung lorong, menuju kelas masing-masing.

Tanpa mereka sadari, seseorang memperhatikan mereka dari kejauhan, "BRENGSEK! KALIAN SUDAH BERTINDAK JAUH, HUH?! GULF ITU MILIKKU!! KAU TIDAK BISA MEREBUTNYA DARIKU, BISU SIALAN" Mengepalkan tangannya kuat dan berlalu dari tempatnya sembunyi.

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

"Baik anak-anak. Jam saya sudah berakhir. Jangan lupa tugas dari saya dan kumpulkan di pertemuan kita selanjutnya"

"Baik" Ucap mahasiswa/i serempak.

Dosen tersebut pun berlalu meninggalkan kelas, diikuti mahasiwa/i lainnya.

"Mew, kamu tidak apa kan menunggu Gulf sendirian? Aku disuruh menghadap dosen itu sekarang karena ada tugasku yang tertinggal. Atau kamu mau ikut menemaniku?" Tanya Win sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

Mew menulis di kertas dan menyodorkannya pada Win, "Tidak usah pedulikan aku. Aku tidak apa menunggu Gulf sendirian. Kamu urus dulu urusanmu. Semangat" Tersenyum.

Win langsung memeluk Mew karena terharu, "Terima kasih" Menepuk pelan punggungnya. Melepas pelukannya & bangkit berdiri.
"Aku pergi dulu. Sampai jumpa besok" Melambaikan tangan dan dibalas anggukkan dari Mew.

Win berlalu meninggalkan kelas dengan terburu-buru dan tingal lah Mew seorang diri didalam kelas tersebut.

"Permisi" Mew menoleh ke arah suara.
"Apakah kau yang bernama Mew Suppasit?" Mew mengangguk dalam kebingungan.
"Saya diminta untuk memanggilmu ke ruang dosen untuk bertemu dengan Pak Xaverius. Ikuti saya" Mew mengangguk dan mengikutinya tanpa curiga.

Sepanjang jalan, Mew terus berpikir apa dirinya ada masalah juga pada tugasnya seperti Win sampai dosen tersebut memanggilnya?

Mew terus mengikuti orang tersebut dari belakang dan dirinya diarahkan hingga menuju tempat sepi. Mew mulai kebingungan dan reflek berhenti mengikutinya. Perasaan Mew mulai tidak enak karena setau dia, arah menuju ruang dosen tidaklah melewati tempat ini.

Selang 2 detik setelah Mew berdiam diri ditempatnya, tiba-tiba dari arah belakang seseorang langsung membekap mulutnya dengan kain yang sudah berisikan obat bius.

Mew kaget dan berusaha melawan. Namun, kandungan obat bius lebih dulu bekerja di dalam tubuhnya, membuat sekujur tubuh Mew mulai berkeringat dingin, kepalanya mendadak pusing dan perlahan pandangannya semakin gelap serta tangan yang mulai mati rasa, diikuti kakinya perlahan tak bertenaga.

Te Amo || GULFMEW  {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang