Sometimes you will never know
the value of a moment until it
becomes a memory.- Dr. Seuss
Jeff menepati keinginan Haru agar terus memberikan pesan. Sejak hari dimana ia dan Haru bertemu di rumah sakit secara tidak sengaja, Jeff memberikan pesan dan mulai berbasa-basi layaknya cowok mendekati ceweknya. Tentu saja setelah mendapatkan saran dari kakaknya, Arshad dan sahabatnya Johnny.
Semakin hari juga, Jeff menggali sedikit demi sedikit informasi mengenai Haru. Jika dia pulang ke rumah, Jeff akan mulai memperhatikan dan peduli pada televisi, tentunya acara ragam.
Haru terlihat sangat baik dan cantik di televisi, dia punya penggemar dan rata-rata dari populasi warga Indonesia adalah lima puluh persen wanita yang sudah menikah, lalu lima puluh persennya lagi ada para remaja laki-laki, pria dewasa bahkan tua. Hasil voting itu menjadi membludak karena dijadikan artikel.
See? Hebat, bukan?
Jeff kini tengah menikmati masa liburnya, semalam ia baru saja pulang pukul dua karena mendadak ia harus menyelesaikan operasi hepar pada anak berusia sepuluh tahun. Tidur beberapa jam, dan kemudian pagi ini ia rela bangun demi nongkrong di depan televisi yang mengundang pertanyaan dari sang Mama.
"Jeff?" tanya Raisa, sang Mama kepadanya dengan tatapan heran. Namun dengan begitu, Mamanya tetap memberikan sepiring pancake yang sudah diberikan sirup maple untuknya.
"Ya, Ma?"
"Kamu lagi apa?"
Jeff menerimanya dan mulai memakan pancake. "Lagi nonton, Ma." tunjuk Jeff ke arah televisi dengan sendok.
"Iya Mama tahu, tapi apa yang kamu lakukan? Nggak tidur?"
"Nggak,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable Bond
RomanceTahu apa yang lebih lucu dari sebuah patah hati? Disaat rasa sayang masih merajai hati, dia yang masih bisa dilihat raganya, senyumannya, tatapannya namun entah hatinya ada dimana.