"Fear does not stop death,
it stops life."— Hagia.
"Jangan pernah takut disakiti, jangan pernah takut mencoba, jangan pernah takut memberi."
"Apa itu, Bu?"
"Itu adalah tiga kata kunci yang harus kita tanamkan dalam diri kita, Nak."
"Apa itu sesuatu yang jahat?"
"Bukan, itu sesuatu yang sangat baik dan berani. Jika kamu sudah besar, kamu harus melakukannya tanpa rasa ragu. Untuk setiap tindakan yang kamu ambil dalam hidup kamu."
Haru mengingatnya sekarang.
Ibunya menjelaskan segalanya, tapi semuanya tidak pernah Haru praktekan dalam kehidupannya. Ia terlalu banyak takut, dan terlalu banyak memakan kata-kata sendiri dalam ketakutannya.
Sejak kecil, kebiasaannya akan rasa sakit karena pernah ditolak seolah sudah mendarah daging pada Haru. Ia pernah ditolak, oleh pria yang ia cintai sebelum ia melihatnya di dunia. Haru pernah tidak diinginkan oleh Ayahnya sendiri, Haru bahkan tidak diinginkan oleh keluarga Ibunya.
Lalu, apakah Haru masih bisa percaya seseorang bisa mencintainya? Tidak. Sejak Haru mengenal rasa penolakan, ia semakin berpikir bahwa tidak semua manusia bisa diterima di dunia. Hanya Tuhan yang menerima, bukan manusia.
Ternyata, penolakan itu terjadi kembali. Ketika Jeff, pria yang ia cintai selain Ayahnya sendiri memilih orang lain yang bisa memberikan segalanya kepada Jeff. Haru merasa, dia tidak bisa memberikan cinta kepada Jeff.
Jangan pernah takut disakiti, bahkan Haru sudah disakiti.
Jangan pernah takut mencoba, bahkan Haru sudah menyerah sebelum ia memperjuangkan miliknya.
Jangan pernah memberi, bahkan untuk apa yang sudah ia beri kepada seseorang pun masih belum tercukupi.
Lalu apa yang Haru bisa? Hanya diam?
Haru terdiam seorang diri di tempat yang dingin, asing, dan menggantung. Keberadaannya begitu membingungkan. Ketika tadi Haru berada di ambang rasa sakit, seseorang menarik tangannya. Haru bisa merasakan itu adalah tangan Ibunya, Hagia. Tapi sekarang, entah kemana Ibunya pergi.
"Bu.."
Haru memberanikan diri mengeluarkan suaranya. Jika dia diberikan kesempatan untuk bertemu dengan sang Ibu, maka Haru ingin memeluknya dan mengatakan bahwa Haru berhasil dan dicintai oleh Ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable Bond
Roman d'amourTahu apa yang lebih lucu dari sebuah patah hati? Disaat rasa sayang masih merajai hati, dia yang masih bisa dilihat raganya, senyumannya, tatapannya namun entah hatinya ada dimana.