Dua hal yang harus Haru lakukan saat ini adalah, mengambil jalan pintas atau terjebak macet Jakarta yang tidak manusiawi. Sudah satu jam lebih, sejak Haru keluar dari gedung stasiun televisi setelah siaran siang ini, Haru merasa lapar dan entah bagaimana ceritanya ia hanya diam memerhatikan jalan yang mulai padat.
Jujur saja, sejak membaca kelima proposal yang Dada-nya ajukan sebagai pria berpotensial, Haru sangat ingin menjauhinya. Barangkali, pembahasan itu akan tetap di bahas jika ia berada di rumah. Kabur menuju apartemen juga bukan pilihan yang bagus, belum lagi jika ia benar-benar mengambil jalan pintas kabur dari rumah.
Semuanya tidak ada yang cocok bagi Haru, tapi ia sendiri tidak akan pernah bisa protes jika Dada-nya setuju akan pilihan dirinya. Haru sangat kesal, melihat dari kelima proposal itu tentu saja ada nama mantannya yang tertera di sana. Tampaknya, Jeff memang tidak tahu malu dan urat malunya sudah putus. Lagi pula, untuk apa juga Dada-nya memasukan Jeff ke dalam bagian proposal? Dasar aneh.
Haru melihat restoran padang yang berada di sisi jalan, instingnya mengatakan bahwa ia harus berada di sana demi menyelamatkan rasa laparnya. Haru memarkirkan mobilnya dan turun masuk ke dalam restoran padang itu.
Tidak banyak pengunjung, Haru bersyukur setidaknya ia akan makan dengan tenang tanpa gangguan dari para fansnya.
Ia duduk dan menunggu pesanannya sambil memainkan ponselnya. Membaca beberapa artikel yang membosankan dan itu bukan tipe Haru, ia hanya benar-benar merasa sendirian.
"Ayam pop, nasi, sambal, dan sayur nangka serta paru ya, Mbak." kata pelayan pada Haru.
Haru tersenyum ramah. "Terima kasih," ujarnya kini.
Haru mencuci tangannya pada air yang sudah disediakan, tentu saja makan padang jika tidak pakai tangan rasanya tidak akan senikmat itu, kan? Seninya makan nikmat ya dengan tangan sendiri.
"Cece Haru?"
Haru terkejut bukan main, ia yang baru saja akan menyuapkan nasi ke dalam mulutnya terkejut melihat siapa yang baru saja menyapanya.
Dia adalah Rachel, adik dari Jeff yang... Oh, sudah dewasa. Sudah berapa lama Haru tidak bertemu dengan Rachel?
"Rachel? Kamu di sini?" tanya Haru senang.
Rachel, gadis yang memiliki potongan wajah sama dengan Jeff mantannya yang brengsek itu mengangguk dengan ramah. Haru tidak bisa menahan kerinduannya dengan memeluk gadis itu.
"Astaga.. Apa kabar kamu? Ya ampun, sudah dewasa lagi adik Cece ini!" kata Haru sambil memeluk Rachel erat.
Rachel pun memeluknya tak kalah erat. "Ce, aku baik! Sangat! Cece sombong banget, setelah putus sama Bang Jeff nggak pernah mau main ke rumah. Padahal, Mama juga nggak bakalan larang Cece kalau datang ke rumah."
Yah, lagi-lagi bertemu dengan bagian masa lalunya. Haru memandang Rachel dengan prihatin dan mengusap puncak kepala gadis itu. "Kan, sudah beda urusannya. Cece mau main ke rumah juga nggak enak, Chel.. Ayo duduk di sini, Cece baru aja mau makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable Bond
Roman d'amourTahu apa yang lebih lucu dari sebuah patah hati? Disaat rasa sayang masih merajai hati, dia yang masih bisa dilihat raganya, senyumannya, tatapannya namun entah hatinya ada dimana.