BAB 17

3K 259 2
                                    

Sinar matahari masuk melalui celah jendela kamar yang sedikit terbuka. Cahaya langsung memancarkan ke wajah kania yang tengah tertidur lelap. Dan akibatnya membuatnya perlahan terbangun.

Namun ia menyadari sesuatu perutnya terasa berat seperti ada yang menghimpit.

Kania kaget saat melihat tangan besar melingkar di perutnya.

"Mas lingga.. kenapa bisa tiba-tiba disini.." gumam kania.

Lingga yang awalnya tidak ingin pulang kerumah akhirnya ia memutuskan untuk pulang juga karena dimas sahabatnya sedang keluar kota jadi ia tidak bisa menginap di apartemennya.

Saat kania menatap wajah lingga yang tertidur di sampingnya tiba-tiba lingga perlahan membuka matanya. Kania pun berpura-pura tidur kembali.

"Kenapa wanita ini disini.. untung dia masih tidur.."gumam lingga, dengan perlahan lingga bangun dari ranjang agar kania tidak terbangun dan memergokinya di ranjang yang sama.

Lingga keluar dari kamarnya menuju kamar tamu dan tidur kembali.

Kania yang pura-pura tidur membuka perlahan matanya. Jantungnya berdegub kencang karena mengingat bahwa mereka tidur bersama dari semalam.

Lingga yang mabuk tidak menyadari bahwa kania sedang tidur di ranjangnya. Awalnya ia tidak ingin pulang namun ia terpaksa pulang karena sahabatnya tidak mengizinkannya menginap di apartemennya.

"Sialan si dimas.. coba kalo semalem dia ngizinin gue nginep, pasti gue gabakal tidur bareng wanita itu semaleman.. tapi tunggu kenapa dia di kamar gue? Sejak kapan gue kasih dia ijin untuk tidur sekamar sama gue.. memang sekarang dia istri gue tapi itu cuma karna bayi yang di kandungnya doang.. gak lebih dari itu.." Gumam lingga sambil berbaring di ranjang, karena merasa masih mengantuk lingga akhirnya tidur kembali.

Selesai mandi kania turun ke lantai bawah hendak ke dapur untuk memasak sarapan. Namun ternyata ia lupa bahwa saat ini ia tinggal dirumah orang kaya yang sudah pasti semuanya sudah tersedia.

Meja makan sudah tertata rapi nasi goreng beserta ayam goreng.

"Non kania kenapa cepat sekali bangunnya.." tanya bibik yang memiliki tanggung jawab untuk soal dapur.

"Tadinya saya mau masak bik, eh rupanya bibik uda siapin semuanya.."jawab kania.

"Mbak kania jangan repot-repot mbak.. kan ada bibik yang masak.." ujar ranti yang sedang menuju meja makan.

"Iya non.. non kania kan lagi hamil jadi gak boleh cape.. urusan dapur biar bibik yang kerjakan.. non kania kalo pengen makan apa bilang aja sama bibik ya.. nanti bibik masakin.." ujar bibik.

Kania hanya menganggukkan kepalanya saja. Setelah itu mereka duduk di meja makan untuk sarapan.

"Mbak.. mas lingga semalem pulang kan?" Tanya ranti.

"Uhuk-uhuk.." kania mendadak batuk.

Ranti langsung memberikan air putih untuk kania.

"Mbak gak tau ran.. soalnya bangun tadi mbak sendirian aja kok dikamar" jawab kania berbohong, padahal ia tau lingga semalam pulang.

"Jadi yang semalem aku liat siapa dong mbak?" Tanya ranti.

"Jangan-jangan hantu yang menyerupai mas lingga mungkin." Jawab kania santai.

CINTA KANIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang