BAB 25

3K 238 0
                                    

Dimas masuk keruangan lingga untuk menyerahkan berkas-berkas yang harus di tanda tangani oleh lingga. Namun tiba-tiba pemandangan hari ini terlihat sangat berbeda seperti biasanya. Seolah-olah ruangan seperti dipenuhi oleh bunga-bunga dan yang menebar bunga itu sedang duduk senyum-senyum sendiri di kursinya.

"Ada apa sih? Kok hari ini gue liat lo kebanyakan senyum-senyum sendiri.. kesambet setan senyum?" Tanya dimas yang begitu penasaran dengan suasana hati lingga.

Bukannya menjawab lingga malah tidak perduli dengan ocehan sahabatnya itu.

"Waahh.. bener-bener kesambet ini anak.." gumam dimas sambil geleng-geleng.

Dimas mengambil telfon yang ada di mejanya dan di sambungkannya ke sekretaris lingga.

"Hallo nina.. tolong bawa seorang ustadz keruangan pak lingga ya.." ujar dimas seenaknya lalu dengan cepat lingga mematikan sambungan telfon. Nina yang mendengar perintah pun terheran-heran dengan telfon yang terputus mendadak.

"Apaan sih dim.. pake bawa-bawa ustadz segala.. gue baik-baik aja ya.." ujar lingga.

"Hahaha abis gue fikir lo kesambet setan senyum eh rupanya kesambet cintanya kania.." goda dimas.

Mendengar godaan dari sahabatnya lingga langsung melirik tajam.

"Lo mau godain gue terus atau mau gue kurangin gaji.. pilih mana?" Ancam lingga.

Dimas menelan ludahnya melihat lingga sudah terlihat marah.
"Emmm.. gue milih kabur aja deh.. bye.. " jawab dimas sambil lari keluar dari ruangan lingga.

Lingga pun tersenyum geli melihat tingkah sahabatnya yang selalu menganggunya. Tapi ia berfikir ada benarnya juga yang di katakan oleh dimas bahwa saat ini ia sedang kesambet cintanya kania.

"Maaf pak dimas apakah ustadz nya jadi di bawa keruangan pak lingga?"tanya nina sekretaris lingga.

"Bawa saja nina.." jawab dimas sambil menahan tawanya,lalu ia segera pergi keruangannya sambil tertawa terbahak-bahak hingga karyawan lain memandang aneh terhadapnya dan berbisik-bisik.

Lingga sedang sibuk dengan berkas-berkasnya lalu tiba-tiba nina masuk membawa seorang ustadz keruangannya.

Tuk!! Tuk!! Tuk!!

"Masuk"

"Maaf pak.. ustadznya sudah saya datangkan kesini pak.." ujar nina tanpa tau apa-apa.

Lingga mengepal kuat tangannya bahkan ia tidak sadar ada kertas penting di tangannya.

"Awas lo dimas.." gumam lingga kesal.

"Apa pak?" Tanya nina yang berfikiran lingga berbicara sesuatu kepadanya.

"Oh.. tidak ada apa-apa.. kamu bawa masuk ustadznya kesini nina.." perintah lingga.

Diruangan lain dimas sedang tertawa terbahak-bahak karena ia tau saat ini ustadz yang di datangkan oleh nina sudah berada di ruangan lingga..

"Kenapa selalu semenyenangkan ini ya ngerjain lingga.. kayaknya harus sering-sering ini.." gumam dimas sambil senyum-senyum sendiri.

CINTA KANIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang