BAB 27

2.7K 228 0
                                    

Lingga dan kania masih menunggu di ruang tunggu Instalasi Gawat Darurat. Bibik masih dalam perawatan karena tiba-tiba jatuh pingsan, kania begitu panik hingga ia lupa makan malam.

Kruk!! Kruk!! Kruk!!
Bunyi suara dari perutnya kania.

Lingga langsung menoleh ke arah kania yang sedang memegang perutnya karena lapar.

"Kamu lapar?" Tanya lingga.
Kania mengangguk.

"Kenapa gak bilang dari tadi sayang kalo kamu lapar.. sampe perutnya keroncongan gitu.." ujar lingga sambil merangkul pundaknya kania.

"Aku masih belum bisa makan mas sebelum tau keadaan bibik gimana.." jawab kania sambil mempererat pelukannya.

"Iya mas tau.. tapi bibik kan lagi ditangani sama dokter.. dan kamu tau kan sekarang kamu makan gak cuma untuk dirimu sendiri.. untuk anak kita juga.. pasti dia lagi demo di dalam sana.."

"Mama.. mama.. aku lapar.. kenapa mama belum nengirimkan aku makanan.. aku juga haus ma.. mama cepetan dong minum susunya.." ujar lingga memperagakan suara bayi.

Mendadak kania ingin meledakkan tawanya saat melihat lingga memperagakan gaya baby bicara.

"Kok malah jadi senyum?" Tanya lingga sambil mencubit pipi kania.

"Abisnya mas nya lucu.. mana ada anak kita ngomong seperti itu di dalam perut.. dia kan masih kecil belom bisa ngomong.. " jawab kania.

"Kalo gitu brarti mamanya dong yang ngomong gitu.. mamanya kelaparan sampe perutnya keroncongan.. iyaa kan?"
Goda lingga.

"Hahahaha uda ihh mas.. kita dirumah sakit loh.. jangan ngelawak melulu.." ujar kania mengingatkan lingga.

"Yauda.. sehabis dokter kasi kabar keadaan bibik.. kita cari makan diluar ya sekalian beliin makanan buat bibik.. bibik pasti juga lapar.." ujar lingga.

Kania pun menganggukkan kepalanya sambil menyunggingkan senyum malu-malunya.

"Ya ALLAH.. terima kasih banyak karena engkau membuahkan hasil yang baik setelah kesabaranku selama ini.. semoga hubungan kami semakin baik untuk kedepannya..aamiin" gumam kania didalam hatinya sambil menengadahkan kepalanya melihat lingga dari bawah. Terlihat rahangnya begitu tajam, wajahnya yang tampan rupawan, kulitnya putih bahkan lebih putih dari pada kania.

"Kenapa ngeliatin aku terus? Baru sadar kalo suami mu ini tampan?" Ujar lingga menggoda kania.

"Mas kepedean.." jawab kania lalu melepaskan pelukannya dari lingga.

"Hahahaha memang kenyataannya begitu kok sayang.." ujar lingga.

Saat asyik bersenda gurau tiba-tiba dokter keluar dari ruang perawatan.

"Maaf dimana keluarga pasien.." ujar dokter.

"Kami dokter.." jawab lingga.
Lingga dan kania beranjak dari duduknya lalu menghampiri dokter.

"Bagaimana keadaannya dokter?" Tanya lingga.

"Pasien mengalami darah tinggi dan jantungnya juga sedang bermasalah.. untungnya pasien segera di bawa kerumah sakit.. jika tidak mungkin nyawanya tidak akan tertolong.." ujar dokter menjelaskan.

CINTA KANIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang