BAB 31

2.3K 202 0
                                    

Kania berjalan mendekat ke arah tumpukan kertas dan beberapa foto yang tercecer di lantai. Kania penasaran foto apa itu dan kenapa reno membawanya kesini.

"Kania percayalah padaku.. tolong dengarkan penjelasanku untuk kali ini saja.. aku mohon.." ujar reno memohon dengan bersungguh-sungguh.

Kania tidak memperdulikan ucapan reno ia hanya ingin mengetahui foto apa yang ada di lantai. Lingga mengusap kasar wajahnya, ia ingin sekali menghajar reno detik itu juga namun ia mencoba mengendalikan dirinya agar kania tidak kawatir seeprti  kemarin saat ia berkelahi dengan reno di depan rumah sakit.

"Foto apa ini? Dan flashdisk? Apa ini semua mas reno?" Tanya kania sambil mengayunkan foto di tangannya.

"Aku akan jelaskan semuanya kepada kamu kania.. juga kepada pria brengsek ini yang sudah merebutmu dariku.." jawab reno sambil menatap tajam ke arah lingga.

"Apa yang mau kau jelaskan lagi? Kami gak butuh penjelasan darimu.. sebaiknya kau pergi sebelum aku melaporkanmu lagi ke polisi..."ancam lingga.

Perlahan kania mendekat ke arah lingga lalu menggenggam tangannya lingga.

"Mas tenang ya.. biar masalah ini segera selesai, kita dengarkan dulu ya apa yang ingin di katakannya.. "pinta kania.

Hati lingga luluh karena mendengar ucapan lembut dari kania, ia pun menganggukkan kepalanya setuju. Ia pun tidak ingin masalah ini berlarut-larut dan reno terus-terusan datang mengganggu kehidupannya bersama kania.

"Baiklah.. apa yang ingin kau jelaskan.. sebaiknya cepat, kami tidak punya waktu untuk berlama-lama meladenimu.."ujar lingga

Harsono dan purwati hanya memandang putri dan menantunya dari kejauhan. Harsono sama sekali tidak ingin ikut campur masalah rumah tangga putrinya selama mereka bisa menyelesaikan semuanya sendiri.

"Pak.. apa tidak sebaiknya bapak menghampiri mereka..?" Ujar purwati yang mulai kawatir.

"Tidak buk.. itu rumah tangga mereka, jika mereka memiliki masalah kita sebagai orang tua tidak berhak untuk ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka.. biarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri, kita sebagai orang tua hanya bisa mengarahkan mereka jika mereka meminta nasehat dari kita nantinya buk.." ujar harsono.

Purwati pun mengerti dan setuju dengan ucapan suaminya, sebagai seorang ibu ia hanya kawatir dengan putrinya. Namun sesuai dengan perkataan suaminya, putrinya kini sudah memiliki keluarganya sendiri. Tidak sepantasnya ia terlalu ikut campur dalam rumah tangga putrinya.

Kania, lingga dan reno kini sudah berada di area belakang rumah. Karena kania yang sedang mengandung tidak boleh berdiri lama akhirnya lingga mengajak reno duduk di gazebo belakang rumah.

"Penjelasan apa yang ingin kau katakan?" Tanya lingga dengan datar.

Reno menatap kesal ke arah lingga yang merangkul pundak kania di depan matanya. Bagaimana pun ia masih sangat mencintai kania sepenuh hatinya.

"Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku tidak bersalah dalam kasus yang menimpa adikmu.." ujar reno.

"Tidak bersalah? Kau mabuk? Atau kau sedang bermimpi? Bukankah kau sendiri yang mengaku di pengadilan bahwa kau memang pelakunya?" Ujar lingga yang mulai kesal karena masalah adiknya diungkit di depannya.

CINTA KANIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang