BAB 37

2.4K 209 2
                                    

Malam semakin larut Kania pun sedari tadi terus-terusan menguap. Lingga pun tidak kalah ngantuknya karena sebelumnya menempuh perjalanan panjang menyetir sendirian.

"Ndok suamimu sudah mengantuk itu diajakin tidur di kamar toh.." ujar Purwati.

Kania hanya diam tanpa menjawab apa-apa namun ia sempat melirik Lingga yang memang terlihat sangat mengantuk.

"Tapi Kania pengen tidur sendiri buk.." jawab Kania.

"Loh gak bisa gitu dong ndok.. jadi suamimu tidur dimana?" Ujar Purwati lagi.

"Ya Kania gak tau buk siapa suruh datang mendadak begini.." jawab Kania lagi.

Lingga paham sepertinya Kania masih enggan berdekatan dengannya. Lingga juga tau Kania masih marah dengannya setelah apa yang terjadi. Lingga hanya mampu bersabar menghadapi sikap Kania yang mulai menjaga jarak dengannya meskipun mereka masih sepasang suami istri yang sah.

"Saya tidur di ruang tamu aja buk gapapa kok.." ujar Lingga.

"Gak bisa toh le nanti kamu bisa masuk angin.. lagian di ruang tamu kamu mau tidur dimana.. kursi juga keras seperti ini.." ujar Purwati yang tidak setuju.

"Kalau begitu mas Lingga tidur sama saya aja buk.." ujar Bayu memberi saran.

Lingga berfikir keras jika harus tidur dengan Bayu apalagi ia sama sekali tidak mengenal Bayu dengan baik. 

"Gausah saya tidur sama Arya saja.." ujar Lingga.

Ada rasa bersalah di dalam hati Kania karena tidak mengizinkan Lingga tidur di kamarnya. Namun ia juga tidak bisa bersikap lemah terhadap Lingga.

Kania pun pergi berjalan masuk ke dalam kamarnya ia sama sekali enggan perduli dengan Lingga.

Lingga hanya bisa terus memandang ke arah Kania dengan tatapan sedih namun penuh kerinduan. Purwati pun menyadari hal itu namun ia juga tidak bisa melakukan apa-apa karena ia sangat mengerti dengan perasaan Kania.

"Yang sabar ya le.. Istrimu cuma butuh waktu untuk lebih bisa menerima semua ini.. bagaimana pun dia sudah kehilangan anaknya dan kamu tau le.. seorang ibu tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri saat terjadi sesuatu kepada anaknya.. jadi kamu harus lebih bersabar ya le menghadapi sikap istrimu.." ujar Purwati menasehati Lingga.

"Iya buk saya mengerti dan ini juga semua kesalahan saya itu sama sekali bukan kesalahan Kania. Saya saja yang tidak bisa mengambil sikap yang benar dan selalu berfikir apa yang saya yakini adalah benar. Saya ingin berubah buk makanya saya kesini ingin menjemput Kania lagi ikut bersama saya.." ujar Lingga.

Tiba-tiba Harsono menghampiri Lingga dan menepuk pundaknya untuk memberi semangat kepada Lingga. Lingga pun hanya bisa tertunduk malu di hadapan bapak mertuanya itu. Padahal dulu saat sebelum menikahi Kania ia sudah berjanji akan membahagiakan Kania sepenuh hatinya.

***

Bayu sedang mencoba untuk memejamkan matanya agar tertidur namun ia malah tidak bisa tidur. Ia pun memutuskan untuk keluar mencari udara segar dan berharap bisa membuat matanya ngantuk.

Saat hendak berjalan kebelakang tiba-tiba Bayu kaget melihat Lingga yang sudah duluan duduk di saung belakang rumah dengan secangkir kopi disampingnya.

CINTA KANIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang