quiescent : 1

2.7K 195 13
                                    

Menjadi seseorang yang memiliki segala tuduhan kriminal bukan hal yang mudah bagiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjadi seseorang yang memiliki segala tuduhan kriminal bukan hal yang mudah bagiku. Tapi, aku terbiasa dengan itu. Hidupku yang sedari awal tidak menginjak bangku sekolah dan hidup dijalanan membuat aku menjadi seseorang yang sangat keras.

Ibuku, dia meninggal disaat aku masih berusia 8 tahun. Bisa dibayangkan, anak 8 tahun harus menghidupi dirinya sendiri, kesulitan mencari uang, tidak tau harus mengadu pada siapa. Anak kecil itu dipaksa untuk dewasa diwaktu yang sangat tidak tepat.

Saat itu, adikku juga masih berusia 3 tahun. Dengan apa aku sebagai seorang kakak harus merawatnya sendirian.

Maka, dengan keberanianku yang tidak terlalu tinggi itu, aku memutuskan untuk menggendongnya dan meminta tolong pada ayahku untuk merawatnya. Setidaknya dengan kekayaan yang dimiliki ayahku, adikku tidak akan hidup melarat.

Aku sangat ingat kesedihan dan sesak yang aku rasakan ketika aku harus memeluknya tapi adikku tidak boleh menderita seperti aku. Dia harus sekolah, dia harus makan makanan yang enak dan tidur ditempat yang nyaman.

Ayah dan ibu memang berpisah, ibu juga tidak tau saat itu ia sedang hamil putra kedua. Aku rasa ibu juga tidak pernah menceritakannya karena saat aku datang ke rumah ayah, dia sangat terkejut. Bahkan, ayah menyangkal bahwa itu adalah putranya. Mungkin, ibu selingkuh dan akhirnya memiliki anak dengan pria lain.

Demi Tuhanku, ibu, dan adikku sendiri. Itu sangat tidak mungkin! Semasa hidupnya ibu hanya bekerja dan membesarkan kami. Ibu tidak memiliki waktu untuk memikirkan hal semacam itu. Selingkuh? Hah! Setelah ayah dan ibu berserai, justru ayah lah yang memiliki istri baru.

Tapi aku hanya diam. Melihat semua itu didepanku. Bahkan hingga sekarang, aku dan adikku tidak pernah bertemu lagi. Sejak aku berpisah dengannya. Aku tidak tau dia bersekolah dimana, setinggi apa, seperti apa wajahnya sekarang, adikku...aku tidak tau.

Lebih buruknya, aku tidak mencari tau. Aku diam, aku menghindar. Walau aku sangat ingin memeluknya lagi.

Malam ini, dengan wajah yang penuh goresan dan lecet ini, aku berjalan dengan lesu menuju rumahku yang sangat sederhana. Ditengah perjalanan itu, aku menemukan hal yang sangat tidak aku duga.

Seorang pemuda dengan senyuman kelinci dan mata bulat menghadang jalanku. Tatapannya sangat teduh dan senyumanya sangat cerah ketika kami bertemu muka. Semakin lama aku menatapnya, dadaku semakin sesak dan kedua mataku terasa panas.  Meski begitu hatiku tidak bisa berhenti berteriak rindu pada sosoknya. Benarkah?

"Apa kabar, Hyung?"

Aku sempat tidak memperdulikannya. Aku berjalan tanpa peduli sambil menunduk menyembunyikan wajahku yang babak belur.

"Ini Jungkook, Hyung"

Dia mengatakan itu, tepat disaat aku sudah berdiri disampingnya. Tubuhku gemetar kuat dengan kelopak mata yang terpejam erat. Belasan tahun tidak bertemu dengannya, tidak tau kabarnya, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan kali ini. []
















Souyaa

Holla~ yoonkook lagi kak :")
Bosen kali ya. Tapi terima kasih sudah setia❤ see you di chap² selanjutnya kak. Boraheeee~

Quiescent || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang