quiescent : EXPECTATION

597 98 8
                                    

Jungkook menatap kosong laptop yang sedang terbuka dihadapannya. Kepalanya sudah hilang fokus sejak ia selesai membaca ratusan komentar jahat yang diarahkan padanya. Kelopak matanya sudah memerah karena membaca semua kata-kata kasar itu. Telinganya juga sudah berdengung seakan Jungkook tidak bisa mendengar apapun lagi.

Anak yang hanya bisa mengandalkan uang

Sebenarnya Jungkook itu bodoh, ayahnya saja yang terlalu sayang padanya.

Dia tidak ada apa-apanya.

Uang yang membeli hidupnya.

Jungkook sangat menyedihkan.

Pecundang.

Aku berharap dia hilang saja dari muka bumi ini.

Haha sibodoh itu? Dia masih hidup?

Kemenangan kemarin sudah dibeli oleh ayahnya.

Sudah begitu, masih saja sombong.

Tidak punya malu!!

Dia adalah boneka ayahnya sendiri.

Jika jadi dia, aku lebih memilih mati.

Bodoh! Tolol! Dungu! Manusia tidak berguna!

Aku berani bertaruh dia selamanya akan hidup didalam ketiak ayahnya sendiri.

Seharusnya Jungkook sadar semua dalam hidupnya itu karena ayahnya.

Heh! Wajahnya saja terlihat polos tapi busuk.

Ayahnya terlalu baik padanya, dasar anak manja!

Jungkook tersenyum miring ketika membayangkan kata-kata itu lagi. Semuanya sangat membekas dalam benaknya. Ini adalah kali pertama dia melihat pemberitaan dan membaca komentar tentang dirinya. Dan, ternyata banyak yang menginginkan kematiannya.

Benarkah dia semenyedihkan itu? Sebusuk itu? Hingga dia lebih pantas mati.

Jungkook menoleh sedikit dan menatap beberapa obat psikisnya. Benaknya terpecah menjadi dua. Disatu sisi, dia menjadi pemuda gila yang hanya bergantung pada orang lain. Tetapi ketika dia bersama ayahnya, dia menjadi pemuda yang sangat hebat dan memiliki segalanya.

Jungkook tiba-tiba mengingat semua prestasi dan apa yang bisa ia dapatkan dulu. Semua terlihat sangat mudah baginya. Dengan anehnya, Jungkook, saat ini, dia merindukan dirinya yang dulu.

Jungkook yang selalu sempurna dan hebat dalam segala hal. Appa. Sosok ini terus berputar didalam ingatannya. Saat ia menyiksa Jungkook atau saat dia berdiri diatas podium dengan merangkul kedua bahunya.

Sekali lagi, kau berhasil mengalahkan semua pecundang itu anakku,. Bisikan ini masih sangat membekas dan masih jelas bisa Jungkook dengar.

Pandangan Jungkook kini tertuju pada dirinya sendiri. Ia menatap kosong bayangannya sambil memakai penutup kepala yang ada pada hoodir hitam polos yang ia pakai. Jungkook sudah memutuskan.

Ia berjalan dengan santai meninggalkan rumah. Beruntung, tengah malam dan semua kakaknya sudah tidur. Tapi kakinya berhenti saat melihat Yoongi sedang tertidur disofa dengan beberapa kertas disekitarnya. Jungkook mendekat dan mengenggam tangan kakaknya erat.

"Mianhae Hyung..." gumamnya lirih sebelum Jungkook benar-benar meninggalkan mereka semua.

***

Jungkook berhadapan dengan ayahnya diantara pembatas kaca. Tatapan Jungkook datar namun ucapannya sangat jelas, "Aku tetap akan menjadi anak yang kau inginkan tapi jangan sentuh kakakku sedikitpun" katanya.

"Heh...hehehhe.... Kau fikir aku akan percaya begitu saja setelah yang kalian lakukan padaku?" sinis ayah Jungkook.

Seorang wanita yang juga merupakan ibu tiri Jungkook sekaligus istrinya tiba-tiba datang dan berkata, "Dia sudah sangat bisa diandalkan, Sayang. Kau hanya tidak perlu berurusan dengan kakaknya".

Lalu wanita cantik itu menunjukan surat kebebasan milik suaminya yang sudah ditandatangani oleh Jungkook diatas materai.

"Jangan pernah sentuh Yoongi Hyung, Appa" kata Jungkook lagi untuk mempertegas.

Malam ini, Jungkook dan kedua orang tuanya itu memutuskan untuk pergi sejauh mungkin.

Hanya butuh waktu empat jam, saat fajar sudah perlahan terbit, Jungkook dan kedua orang tuanya sudah berada didalam pesawat untuk pergi meninggalkan Korea. Untuk pertama kalinya, Jungkook merasa tidak akan menyesali keputusannya.

To Be Continued...







Souyaa

2 part lagi ending kak🤗✨✨


Quiescent || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang