quiescent : 4

703 120 8
                                    

Aku tau Jungkook merahasiakan pertemuan kami. Untuk itulah, aku mengenakan topi dan pakaian serba gelap agar ayah kami tidak mengenaliku. Kedatanganku dikompetisi panahan Jungkook tidak boleh menjadi landasan ayah mengetahui bahwa kami sudah bertemu.

Satu pertanyaan mulai muncul dibenak ini. Mengapa begitu sulit untuk bertemu adikku sendiri?

Tujuanku saat membawa Jungkook kepada ayah adalah agar Jungkook tidak hidup dalam kemiskinan sepertiku. Sudah biar aku saja yang merasakan bagaimana kerasnya dunia tanpa seorang ibu dan tanpa mengenal bangku sekolah.

Agaknya, aku sangat terlambat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agaknya, aku sangat terlambat. Adikku sudah melesatkan anak panah pertamanya yang mendekati skor sempurna.

Ingatanku kini penuh penyesalan. Sudah belasan tahun waktu aku sia-siakan, seharusnya aku bisa melihatnya tumbuh dewasa atau setidaknya aku harus sering melihatnya sekeren itu. Jungkook, Hyung sangat bangga sekali padamu.

Dengan kondisi yang sangat stabil seperti itu, hatiku berkata Jungkook bisa memenangkan kompetisi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan kondisi yang sangat stabil seperti itu, hatiku berkata Jungkook bisa memenangkan kompetisi ini. Sudah kedua kalinya dan anak panahnya selalu berhasil menembus angka sempurna. Kali ini adalah yang ketiga, semua oranh gugup termasuk diriku.

Aku lihat Jungkook beberapa kali menghembuskan nafasnya perlahan untuk mengumpulkan fokusnya. Jungkook melepaskan anak panah ketiga yang menjadi penentu kemenangannya dan sedetik kemudian suara kegembiraan memenuhi stadium itu.

Semua orang bersorak menyuarakan nama Jungkook. Belum selesai, teman-temannya juga berhamburan memeluk dan mengucapkan selamat kepadanya. Disaat yang sangat membahagiakan itu, Jungkook masih sempat untuk menoleh padaku dan tersenyum. Bibirnya sempat berucap tanpa suara, "Hyung-ie"

Astaga, sejak kapan aku memiliki panggilan seimut itu. Penampilan sangarku bisa ternodai karenanya.

***

Sesuai janji, aku dan Jungkook akan bertemu di taman dekat stadium setelah dia selesai merayakan keberhasilannya bersama teman kerja ayah. Aku sudah bisa membayangkan betapa bangganya ayah ketika melihat putranya berhasil. Pantas, dia tidak pernah mencariku atau menanyakan kabarku.

Quiescent || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang