Sehari semalam, Jungkook tidak bangun dari tidurnya. Luka yang ia dapatkan cukup serius tetapi bukan berarti dia tidak bisa sembuh. Kaki kanannya patah dengan leher yang terluka cukup dalam dan goresan di tangan kanan yang memanjang, belum dengan beberapa lecet di pipi sebelah kiri dan kelopak mata kanannya yang terpaksa menutup karena ada lebam disana. Beruntung, Jungkook tidak kelihatan penglihatannya.
Ia masih tertidur dan masih dalam pemantauan dokter. Hingga pada saat salah satu perawat memeriksa kondisinya, Jungkook mengigau sambil menangis seakan meminta bantuan.
Perawat itu langsung mengabarkan pada semua rekannya bahwa Jungkook sadarkan diri. Ditambah dengan sebuah nama yang ia sebut secara tidak sadar. Pihak kepolisian yang sedang menyelidiki kecelakaan yang dialamimya langsung datang dan ikut memperhatikan kondisi Jungkook.
"Jungkook, This is police departement. If you can hear me, please open your eyes" ucap salah satu polisi yang sedang bertugas dengan kelembutan dan sebisa mungkin tetap membuat Jungkook nyaman.
"Help me..." jawab Jungkook yang sangat lirih. Jungkook masih belum ingin membuka mata.
"Sure, you'll be okay. But first, you must wake up and open your eyes. I know you can" jawab polisi tersebut dan kemudian perlahan dia tersenyum tipis ketika melihat mata kiri Jungkook terbuka pelan.
"Good. I'm so glad to see you" ucap polisi itu lagi sambil memberikan senyuman.
"Help..." balas Jungkook dengan suara yang seperti sedang tercekik.
"What should I do to help you, Jungkook?"
"I want to go home..." jawab Jungkook memohon.
"Okay, I got it. But.. You must stay here for a few days. This is the best choice for your health and I'll make sure everything is gonna be allright. Dont worry. You can going home"
***
Jungkook bertahan disana selama beberapa hari. Data tentang dirinya tersebar luas diseluruh negaranya. Berita tentang kekerasan pada anak yang dialami Jungkook juga ikut tersebar dibeberapa media. Jungkook yang dikenal baik di universitas ternyata menyimpan banyak sekali luka dibalik senyumannya.
Beberapa temannya saat kuliah datang dan memberikan dukungan padanya. Beberapa dokter memeriksa kondisi Jungkook dan ditemukan adanya keanehan pada kondisi mentalnya.
Jungkook yang mengalami kecemasan yang sangat labil beresiko untuk mencelakai dirinya sendiri. Menurut Jungkook, saat itu ayah dan ibunya sedang kesal dan ingin menghukum Jungkook karena dia tidak mendapatkan nilai yang sempurna diakhir kuliahnya.
Saat ini Jungkook sedang memandang lingkungan luar sambil memperhatikan tirai jendela yang berayun karena angin pagi yang menyejukkan. Senyuman Jungkook sangat tipis namun penuh arti.
"Lihat Appa. Kau berhasil menciptakan monster. Aku bahkan lebih kejam dari pada dirimu" ucap Jungkook dalam hatinya.
Kalau saja Jungkook bisa menguasai emosinya. Mungkin kedua tangan itu tidak akan bersimbah darah sampai berhasil mencabut nyawa kedua orang tuanya. Sisi kasar Jungkook terlalu menyeramkan bahkan untum Jungkook sendiri. Dia tidak ingin menguasai sosok seram itu tapi apa boleh buat. Sosok yang kasar dan kejam itu sudah menjadi bagian dari dirinya.
Jungkook mengalihkan pandangan dan menatap lurus ke depan. Mungkin, ini adalah halusinasi Jungkook untuk kesekian kalinya. Tapi saat ini, dia seakan sedang bercermin. Dihadapannya saat ini sedang berdiri seorang pemuda yang sangat mirip dengannya namun dengan tatapan yang lebih tajam dan lebih menusuk.
***
Jungkook butuh waktu untuk memulihkan kaki dan juga kesehatannya hingga ia berhasil pulang ke Korea lagi. Yap, hari ini Jungkook kembali ke kampung halaman setelah sekian lama menjadi Atlet Panahan di Australia.
Jungkook tidak pernah melihat Korea karena memang tidak ada alasan dirinya untuk pulang. Dia hanyalah anak tunggal yang tidak memiliki saudara sama sekali.
Maka, inilah kebenarannya...
Jungkook yang merupakan anak tunggal yang terus tertekan oleh kondisi dan tuntutan kedua orang tuanya terlalu merindukan perlindungan. Kecemasan dan ketakutan yang ia pendam membuat imajinasi Jungkook memicu halusinasinya.
Semua ini, hanyalah wujud dari keinginan Jungkook yang tidak pernah terlaksana.
Seandainya aku memiliki seorang kakak, maka dia pasti bisa melindungiku. Begitulah keinginan Jungkook yang sangat sederhana. Dia hanya ingin dilindungi atau setidaknya bebas dari ancaman hidupnya yang tidak lain adalah kedua orang tuanya sendiri.
Suatu hari yang masih seperti hari-hari yang lain, Jungkook memutuskan untuk pergi keluar rumah dan berjalan tidak tentu arah. Dia ingin melihat sekitar agar tidak jenuh. Dia ingin melihat aktivitas yang biasa dilakukan orang lain. Berdiam diri dirumah dan hanya meminum obat psikis sangat tidak asik untuknya.
Pandangan Jungkook terangkat dan kebetulan dari arah berlawanan, Jungkook menatap dalam dan sangat lekat seorang pemuda berkulit putih pucat dengan gaya berjalan yang angkuh dengan wajah dingin dan datar miliknya. Pemuda itu berjalan mendekat dan entah mengapa Jungkook justru tidak bisa mengalihkan pandangannya.
Sampai mereka berdua saling menatap pada jarak yang tidak terlalu jauh. Jungkook berkedip pelan berbeda dengan pemuda pucat yang menatapnya sinis dan penuh selidik.
"Apa aku mengenalmu?" tanya pemuda pucat itu sambil menghisap permen lolipop berwarna biru miliknya. Dia tertawa sinis dan sedetik kemudian wajah datarnya menjadi wajah psikopat yang sangat menyeramkan.
"Minggir.." titah pemuda kulit pucat itu sambil menatap Jungkook dengan tatapan mengancam namun Jungkook tetap diam ditempat.
"Dasar orang aneh!" kata pemuda kulit pucat itu lalu ia pergi sambil menyenggol kasar bahu Jungkook yang sesungguhnya masih terluka.
Jungkook memutar kepala dan menatap punggung pemuda itu. Dia semakin menjauh. Jungkook kemudian tanpa sadar mengikutinya dari belakang sambil menjaga jarak.
Jungkook terus mengikutinya....
Jungkook terus berjalan...
Padahal, mereka tidak saling mengenal...
Dan inilah awal pertemuan Jungkook dan Yoongi yang sebenarnya. Yoongi tidak pernah memiliki seorang adik dan Jungkook tidak pernah memiliki seorang kakak.
END
Souyaa
Huufftttt, okay. Untuk pertama kalinya sou membuat cerita berplot twist yang aneh dan emang alurnya sangat sangat tidak jelas.Hah, yah sou akui ini sangat sangat sangat sangat jauh dari cerita plot twist yang lain. Harap dimaklumi kak karena sou masih sangat amatir dan masih membutuhkan kata 'belajar' dalam menulis atau menbuat cerita. Souyaa minta maaf belum bisa sempurna tapi sou akan selalu berusaha yang terbaik.
Ngga ada bosan-bosan Sou mengucapkan Terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk kakak pembaca yang masih setia sama sou. Semuanya tanpa terkecuali, terima kasih banyak
Sampai ketemu di book selanjutnya. Boraheeee✨✨❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Quiescent || END
FanficDiamku adalah upaya untuk membahagiakan adikku. Setidaknya dengan diam ini, aku bisa memberikan tempat yang layak untuknya. Aku tidak akan membiarkan adikku hidup dijalanan dengan berbagai musuh disetiap langkah kemanapun aku pergi. Adikku pantas b...