Chapter 2

1.1K 130 4
                                    

[AUTHOR POV]

Kekaisaran Eleos, kalender kekaisaran 246

'Apakah aku selamat? ukh silau... Padahal aku merasa melihat sebuah tulisan akhir... Hah benar aku pasti berhalusinasi. Memang ini dunia novel. Hingga aku bisa melihat akhir sebuah cerita?'

Elana mencoba mengangkat tangannya. Seketika itu dia langsung berteriak.

"OEEEE......."

"Astaga kenapa putriku yang cantik ini menangis hem??" Seorang wanita cantik menghampiri Elana sambil mencoba untuk menangkan Elana.

Tiba tiba saja air mata Elana langsung keluar ketika dia melihat wanita cantik tadi datang menghampirinya dan menggendongnya.

"BuBuBu"

Benar wanita cantik itu adalah Ibu Elana dikehidupannya yang sebelumnya tapi karena 'kecelakaan' orang tua Elana harus meninggal ketika Elana masih kecil.

Melihat ibunya yang menggendong dan menepuk nepuknya dengan pelan membuat hati Elana merasa rindu dan sesak.

'Jika ibu ku ada disini apakah ayah   juga ada disini?'

Ketika dia sibuk menikmati berada dipelukan sang ibu, Elana baru menyadari satu hal.

'Bahasa aneh apa yang ibu dan pelayan gunakan?! Tapi entah kenapa rasanya seperti tidak asing. Aku seperti pernah mendengar bahasa ini. Dan yang lebih anehnya lagi. Aku bisa mengerti apa yang dikatakan ibu saat ini?!!,' 

Elana merasa bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi dia yakin satu hal. Saat ini dia pasti sedang bereinkarnasi.

Ketika Elana sedang sibuk berpikir tentang apa yang sebenarnya terjadi, ibu Elana memindahkan Elana ke kasur besar yang sangat keras.

'Ternyata aku kira pelayan membenciku hingga aku mendapatkan kasur bayi yang keras tapi sepertinya memang semua kasur didunia ini memang keras' (´;ω;`)

Setalah sekian lama tidak bisa merasakan berada dipelukan sang ibu. Hal ini membuat Elana senang sekaligus nyaman. Hingga akhirnya secara perlahan Elana mulai tertidur.

.........

[ELANA POV]

Hah... Gara gara ibu tadi menepuk nepukku aku menjadi tertidur. Baiklah karena semua sudah terlanjur terjadi, jadi ayo kita mulai saja misi mencari tahu siapa nama tubuh ini.

Seharusnya ada suatu petunjuk tentang tubuh ini. Tapi jika dilihat lihat sepertinya aku terlahir sebagai anak seorang konglomerat. Mereka yang berdiri di depan ranjangku ini sepertinya adalah seorang pelayan. Meskipun perabot disini terlihat kuno, tapi aku bisa menjamin orang tua ku dikehidupan kali ini menjadi orang kaya karena mereka bisa menyewa seorang pelayan dan juga kamar yang saat ini aku tempati juga cukup luas untuk ukuran kamar seorang bayi biasa.

Huh... apa itu. Apakah itu potret keluargaku? Ukh tapi figura foto itu terlalu jauh. Aku hanya bisa melihat wajah ibu.

"Nona kecil apa yang ada inginkan hum? apakah anda ingin bermain boneka?"

"Nona kecil apa yang ada inginkan hum? apakah anda ingin bermain boneka?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"OEEE...... OEE..... OEE......" (Yang didengar pelayan)

'Anjim bonekanya ngeri woi. Singkirin woi singkirin!! Itu boneka buat bayi apa boneka santet sih?!! EH!! Woi!! jangan taroh disebelah gue woi. Buang!!!' (yang sebenarnya Elana ucapkan)

"Aduh Putriku yang cantik, kenapa lagi hem?? Sini biar ayah gendong. Putri cantikku mau apa? Mau ayah cium?"

Tes... Tes...

..........
[AUTHOR POV]

Dan lagi lagi. Air mata Elana turun. Benar pria tampan itu juga adalah ayahnya dikehidupan Elana sebelumnya.

Melihat anaknya mulai menangis. Pria itu sontak terjekut dan memanggil istrinya.

"Sayang! Sayang! Putri kita menangis. Apakah dia takut pada ayahnya?"

Mendengar itu Elana kaget. Dan dia langsung memeluk ayahnya.

"Ada apa sayang? Apakah Lyn menangis lagi?"

"Ah sayang sepertinya Lyn tidak membenciku. Lihat lihat dia memelukku. Akh lucunya. Aku tidak siap dengan serangannya yang tiba tiba"

Teriak pria itu heboh sambil memeluk Lyn dengan erat.

"Putriku memang yang paling cantik dan pintar!!! Carvellyn Blaze!!"

HAAH...........!!!!!!

........

Mulai chapter berikutnya aku udah pake nama lyn ya bukan Elana lagi!!!

.........

Pesan dari Author : Mungkin selama ini kita salah paham sama bahasa bayi kali ya?

I'll Be The Real Heroine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang