Aera pun berjalan sendirian ke arah pelayan yang menjambaknya tadi. Sedangkan Lyn dia hanya melihatnya dari jauh.
Plaak......
"Heh apa yang kau laku...."
Plaak..... Plaak....
"B-beraninya kamu mempermalukan ku didepan nona Blaze," teriak Aera.
Meskipun dia merasa gugup tapi entah kenapa jauh didalam lubuk hatinya dia merasa lega, karena sudah menampar pelayan yang selalu menganiaya nya itu.
"Jalang satu ini beraninya...."
Secara tiba tiba disaat pelayan itu akan bangun, Aera langsung menjambak rambut pelayan itu, dan menancapkan kuku panjang nya pada wajah tidak tau malu pelayan itu. Lyn yang melihat hal itu tentu saja kaget. Tapi mengingat semua penderitaan yang dialami Aera selama ini Lyn lebih memilih untuk membiarkannya.
Semua pelayan berusaha melerai, namun mereka malah ikut tercakat oleh kuku panjang Aera. Muka pelayan tadi pun sudah berdarah darah karena Aera membenturkan kepala pelayan itu berulang kali ke lantai yang kasar. Hingga akhirnay para ksatria datang, dan melerai namun usahanya sia siap saja.
Melihat itu Lyn merasa sudah cukup untuk pelayan itu. Dia pun berjalan santai menuju ke arah Aera. Kemudia memegang tangan Aera.
"Putri sudah cukup. Bukankah anda akan terkena masalag jika membuat pelayan itu semakin parah. Sebaiknya anda langsung laporkan saja ke yang mulia raja. Seperti nya beliau sedang berjalan kemari,"
Benar saja Raja sedang berjalan menuju ke arah terjadinya pertengkaran tadi. Lyn pun membersihkan tangan Aera yang sudah terkena darah dari pelayan dengan sapu tangannya.
"Anda bisa memilikinya putri," ucap Lyn sambil menyerahkan sapu tangannya.
"Ada apa ini semua," ucap Raja dengan tenang.
"Salam kepada cahaya kekaisaran ini. Semoga berkat dewa selalu menyertai anda," Lyn memberi salam kepada raja sambil tersenyum.
"Akh bukankah kamu putri Blaze? Aku sudah mendengar jika kamu akan berkunjung kesini. Rencananya aku ingin bertemu sebentar dengar mu, tapi ternyata ada kejadian seperti ini. Apakah kamu baik baik saja,"
"Ya yang mulia saya baik baik saja, tapi sepertinya yang mulia putri tidak baik baik saja," ucap Lyn sambil memberikan lirikan pada Aera.
"Salam kepada cahaya kekaisaran ini. Semoga berkat dewa selalu menyertai anda yang mulia," ucap Aera sambil memberi salam.
"Ada apa ini Aera?" Ucap Raja dengan tenang.
"Yang mulia mereka semua meremehkan saya. Bahkan pelayan tadi menjambak rambuk saya saat saya sedang menunggu nona Blaze datang, bukan hanya dia tapi mereka semua yang mulia. Mereka terus memanggil saya dengan kata yang tidak pantas dan menganiaya saya. Ini adalah buktinya," ucap Aera sambil menunjukkan luka luka bekas aniaya dan lebam lebam di lengan dan kakinya.
Melihat hal itu tentu saja Raja syok. Karena tidak pernah ada laporan tentang penganiyaan terhadap keponakan satu satunya itu.
"Will hukum mereka semua dengan cambukan dialun alun sebanyak 300 kali. Dan carikan pelayan lain untuk bekerja disini, melihat dari ukuran tubunya sepertinya Aera jarang makan. Nona Blaze mohon maafkan tentang semua yang terjadi disini. Lain kali aku akan mengundang mu untuk berkunjung diistana,"
"Baik yang mulia. Terima kasih atas kemurahan hatinya,"
"Dan kau Aera jika terjadi hal seperti ini lagi segera laporkan pada ku. Mengerti," ucap yang mulia raja.
"Baik yang mulia," jawab Aera bahagia sambil menatap Lyn. Lyn yang ditatap pun hanya balas tersenyum.
Sebenarnya yang mulia raja tidak sayang namun juga tidak benci pada Aera. Dia hanya bingung bagaimana harus bersikap kepada keponakannya itu. Sedangkan untuk yang Ratu dan pangeran mereka sebenarnya ingin mendekati Aera karena kasian kepada Aera yang harus hidup sendiri. Tapi mereka merasa tidak enak pada Raja. Karena bisa saja Raja membenci anak dari wanita yang hampir saja membunuhnya dimasa lalu.
.......
Akhirnya Aera dan Carvellyn pun menghabiskan waktu bersama, dan saat siang hari ketika dia ingin menemui ayahnya dia bertabrakan dengan seseorang.Braak.....
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Be The Real Heroine!
Fantasía[ORIGINAL STORY BY ME-!] 'Sebenarnya apa apaan ini semua?! Kenapa aku menjadi bayi?! Dan kenapa aku harus menjadi seorang mantan heroine yang lemah dan cengeng?!' Aku terus menerus mengulang semua kata kata itu di dalam otak ku. Awalnya aku berfikir...