AuR 17

80 7 0
                                    

Rifki dan Rizal panik melihat Reza tergeletak di lantai kamar mandi.

Rifki menyuruh Rizal untuk membantu mengangkat tubuh Reza pelan, dan memasukan nya ke jok belakang dengan paha Rizal sebagai bantalan.

"Ki cepet! Gua gamau kehilangan sahabat gua," Ujar Rizal dengan isakan yang menyayat hati.

Rifki menancapkan gasnya, menghiraukan umpatan-umpatan pengendara lain, bahkan Rifki menjalankan mobilnya saat lampu merah untung jalanan sepi. Tetapi Mobil Rifki di kejar oleh mobil polisi.

"Arrghhh!! Sial, sial, sial!!" raung Rifki saat di depan ada kemacetan, Rifki terus mengklakson mobil yang di depan namun tak di hiraukan oleh pengendara lain.

Rifki terpaksa membuka pintu mobil dan menggendong Reza lalu berlari, Rizal ikut berlari meski sesekali terjatuh membuat jiens nya sobek dan sikunya juga terluka.

Orang-orang yang melihat hanya menatap ke 3 remaja tersebut dengan tatapan berbeda-beda ada yang prihatin, kasihan, ada juga yang sudah menangis.

Untungnya rumah sakit dan jarak mobilnya tidak terlalu jauh hanya 2km.

"SUSTER!!! TOLONG SAHABAT SAYA SIALAN!!"

"BRANGKAR MANA BRANGKAR?? SAHABAT GUA SEKARAT ANJING!! CEPET NAPA LU SETAN!!" Teriak Rizal dengan pipi basah, mata merah, bibir bergetar, dada naik turun.

Dokter yang slalu menangani Reza berlari dan langsung membawanya ke ruangan UGD.

Rifki dan Rizal menyebut Alhamdullilah tanpa suara, air mata jatuh dari kedua mata Rifki dan Rizal tanpa bisa di cegah, meski bibir nya tersenyum, namun hatinya menangis meraung.

Sedangkan di sisi lain.

Allea menatap Hama yang meganggu keluarga nya tersebut sinis.

"Ampuni saya nona, saya mohon.." si korban menangis dengan bahu bergetar hebat.

"Cuih! Setelah anda korupsi uang perusaha'an sebesar 200milyar, lalu meminta maaf? Apakah kata maaf bisa membuat uang perusaha'an kembali? Tidak kan?" ujar Allea dengan pisau lipat yang ia ambil di bawah sepatunya lalu menyodorkanya pada pipi si korban.

"Arghhh!!"

'Srett!'

"Arghhh!!"

Blugs!!

Allea terkekeh sinis setelah menancapkan pisau tersebut ke bagian dada kiri, "kau berisik sekali kakek tua,"

Setelah mengatakan itu Allea mencuci tangan, beserta baju dan sepatunya.

Lalu membuka pesan dari bodyguard yang menjaga Reza dkk.

Bodyguard 'Reza'

Nona, saya melihat Tuan Rifki dan Tuan Rizal membawa Tuan Reza ke rumah sakit AL.

Knp?

Tuan Reza sepertinya muntah Darah, Nona.

Hm.

---

Allea menelvon Manager yang berada di RS AL tersebut.

"Hallo nona, ada yang bisa saya bantu?" Tanya manager di sebrang sana.

"Reza disana?" tanya Allea to the point.

"Magsud nona?"

"Magsud gue, tadi ada pasien yang baru datang ke rumah sakit bernama Reza?"

Allea Untuk Reza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang