AuR END

140 11 1
                                    


Brug!

Tubuh Rifki ambruk. Ke-4 bodygart itu langsung membopong tubuh Rifki.

"Ini kenapa?" lirih Allea.

Beberapa suster yang melewati mereka langsung berlari, untuk mengambil brangkar.

Rizal dan Rifki, wajah mereka semakin pucat.

Allea tak mengerti dengan situasi ini.

Namun kala melihat pergelangan tangan kiri Rizal, ada darah menetes dari sana.

Allea dengan tangan sedikit bergetar memegang tangan Rizal.

Ada luka sayat di daerah urat nadi'nya. Yang membuat Rizal lemas.

'Bunuh d-diri?' ujar Allea dalam hati.

Rizal dan Rifki di naikan ke atas brangkar, di bantu oleh 4 body guard Allea.

Mereka di bawa masuk ke dalam ruang UGD.

Allea terus menggumam'kan kata Reza'Reza dan Reza.

"Jangan tinggalin, Al. Please!"

-----

"Suster tolong ambilkan itu," Dokter itu menunjuk alat Oprasi.

Suster mengambil'nya sesuai perintah dokter.

"Dokter jantung pasien melemah!"

"Tidak, tidak boleh seperti ini. Bangunlah Reza, banyak orang yang sedang menunggumu di luaran sana!" Dokter itu melirik layar yang menunjukn detak jantung Reza.

Titttt ....

Mata dokter itu berkaca-kaca. "Kamu harus kuat Reza, kembali'lah, jangan tinggalin semua orang yang mencintaimu dan menyayangimu."

Dokter Ana terus saja mengajak ngobrol Reza.

Sudah dua kali dada Reza di bantu oleh alat pacu jantung namun untuk yang ketiga kali'nya.

Layar EKG kembali memunculkan garis kurva.

Jantung Reza kembali memunculkan garis kehidupan.

Dokter Ana menghembuskan nafas'nya. "Syukurlah, kita bisa menyelamatkan'nya."

Namun lama kelama'an nafas Reza kian melemah.

"Oh, god!" Dokter Ana berseteru panik, Suster yang menemani Dokter Na juga ikutan panik.

---

Allea mondar-mandir di depan pintu UGD.

Clek.

Dokter keluar seraya melepaskan masker'nya.

Allea langsung bertanya. "Gimana Reza?"

Dokter Ana sempat terkejut kemudian membungkuk'kan sedikit badan'nya. "Nona, pasien bernama Reza Bramasta Mahardika sedang kritis. Karna penyakit Leukimia yang di derita Pasien sudah sangat parah. Kecil kemungkinan Pasien bisa selamat dari penyakit Leukimia'."

Rasacnya lutut Allea lemas.

'Leukimia?' batin Allea.

Dokter Ana kembali berbicara yang membuat Allea terududuk di lantai seketika.

"Dan Pasien juga mengidap Gagal jantung." ucap Dokter Ana.

Allea Untuk Reza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang