Jay siang ini sedang berada di cafe, ia ke sini bertujuan untuk bertemu dengan orang pilihan papanya itu.
Jay melihat jam yang tertera, ia sudah menunggu lebih dari semenit tetapi rasanya sudah sejam saja.
"mana sih tu orang lama banget, kalo bukan karena perusahaan ogah gue nungguin orang kek dia"
"kalo semenit lagi tu anak ga dateng juga pulang aja gue bye, males banget nungguin orang ga jelas."
Jay sebenarnya bisa saja menunggu sampe sejam, tetapi mengingat orang yang ia tunggu menurutnya adalah pengganggu hidupnya jadi untuk 5 menit saja ia jadi tidak bisa.
Tapi sepertinya mereka berdua memang sudah ditakdirkan untuk bertemu sekarang, buktinya setelah Jay berkata seperti itu beberapa detik kemudian datang seorang lelaki manis ke depan mejanya.
"kak Jay ya?" tanya lelaki yang baru datang tadi.
"iya gue Jay" jawab Jay datar dengan tatapan mengintimidasi.
"aku Jungwon kak," Jungwon memberikan senyuman termanisnya pada Jay.
Walau sudah diberi senyuman, Jay hanya diam saja sambil menatap Jungwon tanpa membalas senyuman itu sedikitpun.
Dan Jungwon yang mendapatkan hal itu hanya bisa tersenyum canggung sambil berdiri karena ia juga belum dipersilahkan untuk duduk.
Sampai beberapa menit kemudian, Jay sudah jengah dengan Jungwon yang hanya diam saja ia akhirnya mengalah dan membuka suara.
"ngapain masih berdiri di situ? duduk cepet. Ga usah buang buang waktu gue" ucapnya.
Jungwon sedikit tersentak ketika mendengar ucapan Jay yang kurang mengenakan, dan dia pun segera duduk di kursi depan Jay.
Setelah Jungwon duduk, Jay hanya kembali diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Karena melihat Jay yang diam saja, Jungwon jadi berinisisiatif untuk berbicara duluan, "udah lama di sini kak?" tanyanya.
"iya lama banget dan gue udah buang buang waktu 2 menit gue cuma buat nungguin lo jadi ga usah basa basi langsung to the point aja" ucap Jay, ia sangat memperlihatkan ketidak sukaannya pada Jungwon.
Jungwon yang awalnya sudah biasa saja kini berubah menjadi takut kembali karena Jay yang sepertinya tidak menyukai nya? atau bahkan Jay membenci nya?
"Soal perjodohan kita yang ditulis di surat wasiat papa gue, gue mau pernikahannya ga usah make resepsi dan gue mau lo ga usah ngundang siapa siapa ngerti?"
Mendengar setiap ucapan Jay, ada rasa ingin dalam diri Jungwon untuk menanyakan mengapa Jay terlihat sangat tidak menyukainya tapi dia terlalu takut bahkan untuk mengatakan satu kata pun.
"Gue mau nikah sama lo supaya bisa mimpin perusahaan papa gue dan ya bisa dibilang gue terpaksa atau mungkin sangat terpaksa buat nikah sama lo. Jadi jangan pernah mikir kalo gue ini suami lo. Apalagi mikir kalo gua ini cinta sama lo karena itu ga akan pernah terjadi," ucap Jay tiba tiba seakan bisa membaca pikiran Jungwon.
Mendengar ucapan tersebut, Jungwon rasanya ingin menangis saja namun ia tahan. Jungwon tak mau terlihat lemah di depan calon suaminya ini.
Bahkan sekarang Jungwon masih menganggap Jay adalah calon suaminya? Entahlah apa yang ada dipikiran Jungwon.
"o–oke kak" balas Jungwon sambil menunduk, ia tak ingin Jay melihat matanya yang sudah berkaca kaca.
Dan tanpa permisi Jay langsung berlalu meninggalkan Jungwon yang sedang menunduk itu.
Setelah merasa bahwa Jay sudah pergi, Jungwon langsung saja menumpahkan tangisannya karena ia sudah tidak tahan lagi.
"bunda ayah maaf ya kalo nanti pernikahan uwon yang udah kalian bicarain dari lama ga berjalan dengan lancar. Tapi uwon janji uwon akan berusaha sekuat mungkin untuk pertahanin pernikahan ini supaya gak berakhir, kayak pernikahan ayah sama bunda yang gak berakhir sampai maut yang misahin. Makasih udah jadi orangtua terbaik yang pernah uwon punya, uwon akan berusaha untuk ga buat kalian kecewa di sana" —batin Jungwon.
Sudah lama Jungwon mengetahui tentang pernikahan ini. Orang tuanya saat itu terlihat bahagia ketika memberitahunya tentang hal ini. Dan karena melihat hal itu, Jungwon pun berjanji pada diri dan ayah bunda nya untuk membuat pernikahan ini menjadi pernikahan yang bahagia, ia tak ingin membuat kedua orangtua nya itu kecewa.
Kebahagian orangtua nya adalah kebahagian Jungwon juga. Tapi mungkin kali ini dunia sedang tidak berpihak padanya, setelah pertemuan nya dengan Jay tadi, Jungwon jadi tau bahwa pernikahan nya ini tidak akan menjadi bahagia atau bahkan menjadi pernikahan yang tak pernah diinginkan semua orang.
30 menit berlalu akhirnya Jungwon pun berhenti menangis dan mengusap air matanya, "uwon nya ayah sama bunda ga boleh sedih gini, uwon harus bisa kuat demi ayah sama bunda. Ayo semangat uwon!" ucap Jungwon menyemangati dirinya sendiri.
Jungwon tak ingin ayah dan bunda nya jadi sedih jika mereka tau anaknya sedang tidak baik baik saja di sini, jadi sebisa mungkin Jungwon berusaha untuk kuat dan tegar.
Jungwon anak baik yang selalu berbuat baik kepada siapa pun itu baik yang dia kenal ataupun tidak, sayangnya dia mendapatkan orang yang tak bisa memperlakukan dia secara baik juga.
*JAYWON*
cerita di chap ini tuh akuu ubah dikit gitu karena setelah baca lagi, aku ngerasa kurang gitu hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
unwanted marriage? [Jaywon]
FanfictionPernikahan yang tak pernah Jay inginkan harus terjadi, ia terpaksa menikah dengan lelaki manis bernama Jungwon karena wasiat yang ditulis oleh papanya sebelum meninggal. "asal lo tau gue ga pernah menginginkan pernikahan ini jadi jangan pernah mikir...