"Jadi bang Heeseung sepupuan sama Haruto...?" tanya Jay dengan perasaan tak percaya.
"YA IYALAH KALO BUKAN NGAPAIN DIA ADA DI RUMAH ABANG GUE," karena sudah greget, yang jawab bukan lagi Heeseung tapi Jake.
Jay pun terlonjak kaget karena suara nyaring Jake yang tiba tiba.
"Jake." Heeseung memperingati Jake agar memelankan suaranya.
"Ya abisan dia ngeselin banget. Won pisah aja lo sama dia, ntar gue cariin yang lebih wah dari. Cowok kek gini kok lo bucinin."
Yang lainnya hanya bisa menatap prihatin pada Jay yang mendapat makian dari Jake.
"Jake diem dulu, oke? Abang tau kamu kesel tapi ga sampe segitunya juga ya, kasian tuh Jay disalahin mulu sama kamu," Heeseung berusaha menenangkan adeknya itu.
"Iya nih si setan ngomong mulu dari tadi," sambung Jungwon.
Jake melotot mendengar ucapan Jungwon, segera ia membuka mulut untuk membalas ucapan tersebut, tapi saat itu juga Sunghoon menghentikannya.
"Jake?"
"ish, iya iya."
Dirasa suasana sudah tenang kembali, Heeseung pun langsung membuka suaranya lagi.
"Jay, seriusan?" hanya pertanyaan itu yang keluar dari mulut Heeseung namun Jay bahkan bisa langsung paham.
"Gue ga pernah seserius ini bang."
'dih omongan buaya ini mah,' batin Jake masih dilanda kekesalan.
"Lo bisa janji ga bakal nyakitin dia lagi?" tanya Heeseung lagi.
"Kalo soal itu gue ga bisa janji bang, karena gue ga tau apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi, gue bisa janji untuk terus berusaha buat Jungwon selalu bahagia. Kalaupun ada saatnya dimana gue tiba tiba nyakitin dia kayak dulu lagi, pegang kata kata gue bang, lo boleh bawa Jungwon pergi dari sini saat itu juga."
'Dan kapanpun gue ga bakal biarin hal itu terjadi,' sambung Jay dalam batinnya.
***
Luar biasa, padahal tadi suasananya sangat tidak mengenakkan tapi entah mengapa dalam sekejap suasana di sana berubah total. Dapat dilihat dari mereka yang sudah berbincang sekaligus bercanda satu sama lain.
"Tapi ya gue jadi mikirin ucapannya Jake. Apa jangan jangan Jay beneran melet Jungwon?" ucap Haruto dengan memasang muka yang seolah olah kaget.
"Tuhkan kata gue juga apa, kek ga mungkin ga sih Jungwon bisa sebucin itu sama Jay kalo ga ada apa apanya."
"Eumm... sebenernya iya sih gue masang pelet."
"..."
"..."
Setelah Jay berucap seperti tadi, seketika ruangan itu langsung hening.
"Kak Jay, kamu beneran?"
'Anjir ini seriusan pada percaya? kan gue niatnya cuma mau becanda doang, bangke' batin Jay.
"Eh astaga Jungwon sayang, kakak becanda. Mana mungkin kakak melet kamu. Kamu kan juga bucin sama kakak karena kakak ganteng, iya ga?" Jay bertanya sambil menaik turunkan alisnya.
"DIH NAJISS"
Heeseung yang tak kuat langsung saja melemparkan bantal sofa yang ada di sampingnya ke muka Jay.
"MAMPUSSSS." Seru semua yang ada di sana secara bersamaan termasuk, Jungwon.
Jay yang tak terima langsung mendekap badan Jungwon dari samping, "Sayang kok kamu ikut ikutan yang lain sih?"
"Biarin, wle" Jungwon menjulurkan lidahnya pada Jay.
Nah kan, resenya udah mulai keliatan. Jay jadi heran kenapa Jungwon baiknya sekarang jadi kayak gini? Atau emang Jay yang belum tau lebih dalam tentang Jungwon?
Namun Jay tak terlalu memikirkan hal itu karena sekarang ia sedang merasakan memiliki keluarga baru. Bukan hanya Jungwon tapi di sini juga sudah ada Heeseung, Jake, Haruto dan sahabat yang selalu menemani dirinya, Sunghoon.
Terlebih lagi mereka orangnya jauh dari perkiraan Jay, ternyata mereka tak sekaku itu bahkan sangat jauh dari kata kaku. Apalagi Heeseung, diperkiraannya Heeseung bukan orang yang bisa bercanda seperti yang lainnya ternyata dirinya salah, karena bahkan yang paling bisa bercanda di sana adalah dia.
Jay jadi berpikir untuk tidak pernah lagi menilai seseorang dari luarnya saja. Karena jika belum mengenal lebih dalam, kita tidak akan pernah benar benar tau orang itu seperti apa sebenarnya.
*JAYWON*
KAMU SEDANG MEMBACA
unwanted marriage? [Jaywon]
ФанфикPernikahan yang tak pernah Jay inginkan harus terjadi, ia terpaksa menikah dengan lelaki manis bernama Jungwon karena wasiat yang ditulis oleh papanya sebelum meninggal. "asal lo tau gue ga pernah menginginkan pernikahan ini jadi jangan pernah mikir...