bruk
Dengan tak santainya Heeseung menutup pintu mobilnya dengan sekali banting. Terlihat sekali dari raut wajahnya bahwa dia sedang menahan amarah.
'anjing lo didiemin bukannya tobat malah makin menjadi jadi' -batin Heeseung
"mana bos lo? gue mau ketemu." tanya Heeseung pada resepsionis kantor Jay.
"mohon maaf pak apakah anda sudah membuat janji pada pak bos Jay?"
"engga."
"kalo gitu saya mohon maaf sekali lagi bapak harus membuat janji terlebih dahulu baru bisa bertemu dengan pak bos Jay."
"alah kelamaan ga usah biar gue sendiri aja yang ke ruangannya Jay, gue tau kok dia ada di ruangannya." Heeseung langsung berjalan ke ruangan Jay.
Melihat hal itu resepsionis tersebut langsung memanggil security.
Dan belum sempat Heeseung memasuki lift ia sudah ditahan oleh security yang sudah dipanggil tadi.
"pak saya mohon untuk mematuhi aturan, bapak sebaiknya pergi dari sini."
"dih siapa lo? berani banget nyuruh nyuruh gue."
"pak sebelum saya memakai cara kasar sekali lagi saya mohon bapak pergi dari sini."
"coba aja asal lo tau gue ga akan pergi dari sini."
baru berjalan beberapa langkah ke arah Heeseung, security tersebut langsung memberhentikan langkahnya karena mendengar ucapan Heeseung selanjutnya.
"tapi sebelum itu lo harus tau gue bisa aja buat lo berhenti dari pekerjaan lo yang sekarang." Heeseung menjeda ucapannya
"gue anaknya bapak Taehyung alatas"
hening sebentar dan...
"saya minta maaf pak" security tersebut meminta maaf sambil membungkukkan badannya. Dan setelah itu ia langsung pergi dari hadapan Heeseung.
"orang yang kerja sama lo aja bisa gue buat tunduk apalagi lo Jay" Heeseung tersenyum smirk.
sampai di depan pintu ruangan Jay dan tanpa perasaan yang takut Heeseung langsung membuka pintu ruangan Jay dengan sedikit didobrak.
Jay yang sedang melakukan kegiatan bermesra mesraan dengan Winter langsung menghentikan kegiatannya.
"SIAP-"
"gue" Heeseung memberikan tatapan yang mengimintidasi pada Jay.
'mati gue dia ngapain ke sini' –batin Jay panik.
"bang Heeseung ngapain ke sini?" Jay yang gugup berusaha mencairkan suasana.
"ga usah basa basi gue mau langsung to the point aja."
mata Heeseung tidak sengaja melirik ke arah Winter.
"kebetulan juga pacar lo yang udah lo bohongin selama ini ada di sini."
Winter langsung berdiri, meminta penjelasan dari apa yang baru Heeseung katakan tadi.
"maksudnya dibohongin?"
merasa dirinya akan tidak aman jika Heeseung berbicara lagi, Jay memutuskan untuk mengajak Heeseung berbicara berdua saja.
"bang ga usah di sini gue mau kita bicaranya berdua aja."
"eh kok berdua aja? aku kan mau denger juga penjelasan yang tadi sayang, udah bang di sini aja bicaranya biar aku bisa denger juga."
Heeseung menertawai Jay dalam batinnya "kena lo Jay gue ga perlu susah susah lagi buat nentang permintaan lo, pacar lo udah nentang duluan soalnya"
"ini yang mau pacar lo ya bukan gue."
"gue mulai ya. oh iya Winter mau denger penjelasan yang tadi dulu kan?"
Winter mengangguk sebagai jawaban.
"jadi orang yang Jay bilang ponakannya bibi Shinta itu sebenernya-"
"pasangan Jay."
deg'bangsat' -batin Jay
tapi entah mengapa Winter malah tertawa.
"yah udah ga bisa lagi deh gue porotin hartanya Jay" Winter mengelap pipinya dengan tisu agar seolah olah dia sedang menangis.
Jay tak paham dengan apa yang dimaksud Winter, ia hanya bisa menatap meminta penjelasan ke arahnya.
"bingung? gini deh sebenernya gue tau lo udah nikah sama orang yang lo bilang ponakannya bibi Shinta itu bahkan dari pas lo nikah." Winter menjeda ucapannya.
"gue bersikap seolah olah gue ga tau apa apa karena dengan begitu gue masih bisa porotin harta lo tapi sekarang ga bisa lagi deh kan udah ketahuan upss" Winter menutup mulutnya dengan tangannya.
"ANJING LO"
Jay hendak menampar Winter tapi tangannya langsung ditepis oleh Heeseung.
"jangan berani lo main tangan sama cewe kalo lo ga mau gue buat lo turun dari pimpinan di sini." Heeseung menatap tajam ke arah Jay.
"Winter lo boleh pergi dari sini kalo ni orang berani ngapa ngapain lo bilang ke gue."
Winter mengangguk dan segera pergi dari sana.
"sekarang cuma ada kita berdua jadi gue mau tanya maksud lo apa NYAKITIN ADEK GUE HAH?" Heeseung menarik kerah baju Jay.
"adek?" Jay kaget mendegar ucapannya Heeseung barusan.
Heeseung melepaskan tarikannya "iya adek, Jungwon udah gue anggep kayak adek gue sendiri udah gue jawab kan?."
"Jay gue tanya sekali lagi maksud lo apa nyakitin adek gue?"
"bang sorry tapi inikan urusan pribadi gue kenapa jadi abang yang ikut campur?" Jay lupa bahwa orang yang sedang berbicara dengannya bukanlah orang sembarangan.
"ooh gitu ya jadi kalo gue turunin lo dari pimpinan di sini gapapa juga kan?"
"bukan gitu bang..."
"udah deh gue ga mau buang waktu lama lama di sini apalagi ada lo, gue cuma mau peringatin kalo sampai lo masih bersikap semena mena ke Jungwon apalagi sampai nyakitin dia, gue ga akan segan segan Jay buat turunin lo dari pimpinan di sini."
setelah merasa sudah cukup Heeseung langsung keluar dari ruangan Jay.
Jay membuang semua barang yang ada di dekatnya "AAAKKHH BANGSAT GUE HARUS GIMANA LAGI COBA."
Heeseung sudah berada di rumah.
Dan sekarang ia sedang menatap foto Jungwon yang ada di ponselnya
"gue harap Jay ga akan nyakitin lo lagi Jungwon, lo ga boleh ngerasain sakit lagi, gue mau ngejagain lo kayak yang udah dilakuin bunda ayah lo pas mama papa mutusin buat tinggalin gue di sini, berkat mereka gue bisa ngerasain kasih sayang dan jadi kayak sekarang, pokoknya lo harus bahagia Jungwon."
*JAYWON*
HAI HAI GIMANAA KABARNYAA? SEMOGAA BAIKK SEMUA YAAA! aku mintaa maaf bangett bangett karena udah selama itu ga up😭 aku sibuk rl soalnyaa jadi mohon ngertiin yaa. aku juga mau bilang makasiih bangett buat yang udah nungguin apalagi smpe nanya kapan up, yang udah ngevote, yang udah ngasih semangat jugaa makasiih itu berarti banget buat akuu♡
lop you tritausen semua😘
KAMU SEDANG MEMBACA
unwanted marriage? [Jaywon]
FanficPernikahan yang tak pernah Jay inginkan harus terjadi, ia terpaksa menikah dengan lelaki manis bernama Jungwon karena wasiat yang ditulis oleh papanya sebelum meninggal. "asal lo tau gue ga pernah menginginkan pernikahan ini jadi jangan pernah mikir...