19. Jaden

431 82 7
                                    

"Tolong matanya biasa aja dong. Aku bukan maling." Aiur berucap kesal.

Jaden merotasikan matanya. "Kamu toh. Kenapa nomorku diblokir?"

"Kenapa kalian sebar nomorku?!" Aiur bertanya balik sedikit membentak.

Jaden mengangkat dagu, kearah Ben yang asik makan tahu bulat. "Dia biangnya. Dia pikir kamu salah satu dari kami, terus kami ngeprank dia."
















"Jadi kalian gimana sekarang?"

Aiur menggidikan bahu. Matanya beradu tatap dengan Ben yang...

Lantas tertawa.

Membuat Aiur berdecak kesal, sedangkan Jaden hanya menggeleng heran. "Lucu kau pikir, Ben. Delapan tahun kau ketawain?"

"Bukan salahku. Dia yang deket-deket sama si Hwang itu." Tuduh Ben ke Aiur.

Aiur cemberut. "Kamu yang cupu! Bilang aja suka, malah David yang ngomong ke aku!"

"Ya maaf, Ai. Emosi waktu itu. Gampang banget gitu kesannya kamu direbut dari aku."

"Dih kayak aku punyamu aja?"



















Jaden menyandarkan kepala. "Tapi kamu masih suka sama orang ini tolol kan?"

"Den, temen mu aku ini. Jangan ditololin mulu."

Ben sengit. Tapi mulutnya tidak henti makan tahu bulat hingga tandas.

Aiur menggidikan bahu. "Dia suka aku sekarang."

Jaden menoleh ke Ben. Dan Ben tersenyum sumringah.
















"Berarti penantianmu delapan tahun terbalas kan, Aiur?"



























Aiur tersenyum simpul. "Nggak sia-sia aku Confess ke kamu dua tahun lalu."

Ben terkekeh. "Nggak sia-sia juga aku terima kamu ditimku."

yang terbalas | binhoon✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang