Delapan.

1.9K 313 53
                                    


Selamat Membaca...
.
.
.
Baca di kala kamu senggang...
.
.

.
.
.

KHS terlihat sangat ramai, hari ini adalah hari pengumuman kelulusan bagi seluruh siswa kelas dua belas. Yang patut disyukuri adalah seluruh siswa dan siswi KHS lulus seratus persen. Selamat untuk para siswa kelas dua belas yang sudah menang berperang. Semoga setelah ini, apa yang diinginkan akan segera terwujud. Aammiinnn.

Naruto sudah berusaha keras mengumpulkan uang untuk membelikan hadiah untuk Shion. Namun, memang Tuhan belum mengizinkannya. Akhirnya, ia hanya membelikan sesuatu yang dirasa sangat berguna bagi Shion.

Hadiah itu tidak besar namun, juga tidak bisa dikatakan kecil juga. Kalian penasaran dengan isinya? Sama, author juga penasaran.

Hinata merasa heran saja, mengapa hari ini tas temannya itu terlihat sangat penuh. Biasanya hanya akan ada satu buah buku yang didalamnya berisi seluruh mata pelajaran dan pulpen satu batang. Hinata kali ini menyadari jika Naruto benar-benar jenius. Tetapi, hari ini tas itu kelihatan mengembung besar.

"Naruto-kun, kau bawa apa?" tanya Hinata ingin tau. Tangannya meraba-raba tas Naruto.

"Rahasia..." jawab Naruto acuh. Pemuda itu sedang mencari keberadaan Shion. Kepala pirangnya menoleh kesana kemari guna menemukan gadis yang ia puja.

"Mencari siapa? Biar aku bantu, kau seperti kipas angin saja. Tengok kanan tengok kiri," ejek Hinata. Ia jengah saja melihat Naruto yang celingukan. Pemuda Namikaze ini terdiam, apa sudah saatnya ia memberi tahu Hinata seseorang yang berada dihatinya saat ini.

Naruto hampir saja mengatakannya pada Hinata. Namun, safirnya menemukan sosok yang ia cari sedang bersama para sahabatnya. Dengan senyum yang merekah, Naruto menghampiri Shion yang sedang berjalan menuju kearah kantin bersama Sakura dan Ino.

Hinata mengerucutkan bibirnya, lagi-lagi ia ditinggalkan oleh Naruto. Amethys itu tertuju pada Naruto yang mendekati gadis masa lalunya. Dahi Hinata berkerut, masih segar dalam ingatannya jika Naruto pernah berkata sudah tidak ada perasaan apapun terhadap gadis masa lalunya. Tetapi, yang ia lihat sekarang adalah Naruto yang menghampiri gadis masa lalunya itu.

Gadis bermata bulan ini hanya memandang saja dari tempatnya. Sekiranya, apa yang akan dilakukan oleh Naruto. Hinata dapat melihat dengan jelas jika, gadis masa lalu Naruto tersenyum manis. Mungkin saja, itu ditujukan untuk Naruto. May be.

Naruto berdiri tepat dihadapan Ino Yamanaka. Ya, gadis masa lalu Naruto adalah Ino Yamanaka. Gadis yang pertama mengenalkan Naruto pada rasa nyaman yang berlebih. Gadis pertama yang membuat hati Naruto berubah menjadi pink, selayaknya orang yang sedang kasmaran.

Wajah Ino sumringah, ia berharap jika Naruto sudah memaafkan semua kesalahannya yang lebih memilih bersama pemuda lain dibanding dengannya. Namun, harapan Ino harus pupus, ketika Naruto hanya tersenyum padanya sekilas dan menatap penuh kelembutan pada Shion. Tatapan itu, yang dulu selalu Ino dapatkan dari Naruto. Apa pemuda masa lalunya menyukai Shion. Sahabatnya sendiri? Jika iya, sejak kapan? Mengapa ia tidak bisa membaca gerak gerik Naruto, ia malah mengira jika Naruto mempunyai hati pada Gadis Hyuuga yang akhir-akhir ini dekat dengannya.

"Shion..." panggil Naruto pada gadis bersurai pirang pucat itu. Shion menghentikan obrolannya dengan Sakura. Sesungguhnya gadis itu tau jika Naruto mendekat. Namun, ia tak habis pikir jika namanya yang akan dipanggil oleh mulut manis itu.

"Apa?" jawab Shion dengan alis yang naik satu.

"Bisa bicara berdua saja?" asal kalian tahu, Naruto benar-benar menahan detakan jantungnya yang menggila.

"Bicara? Disini saja," balas Shion dengan acuh sembari melirik ujung kukunya yang baru saja ia poles dengan cat kuku warna pink itu.

Naruto terdiam sejenak, menimbang-nimbang apakah ia harus menyampaikannya disini. Terlebih ada Ino juga disini, seperti yg dikatakan Sasuke beberapa waktu lalu jika, gadis masa lalunya ini masih mencintainya. Jangan sampai gadis itu berpikir jika, dirinya balas dendam terhadap Ino. Tidak, Naruto tidak sejahat itu. Baginya Ino adalah masa lalu yang mempunyai tempat tersendiri disudut hatinya. Meski bukan tempat yang spesial dihatinya.

Tangan Sakura mengepal erat. Apa Naruto menyukai Shion selama ini? Jika ia, mengapa dirinya tidak mengetahui hal itu. Mengapa? Mengapa selalu gadis yang tidak pernah terlintas di kepalanya yang harus disukai Naruto. Shion tidaklah suka pada Naruto, jelas itu sangat terlihat. Tetapi mengapa Naruto menyukai Shion? Sedangkan dirinya yang berusaha menunjukkan perasaannya, malah pria itu abaikan. Sakura yakin, Naruto ada kelainan tentang perasaan. Sakura mendengus melihat Naruto yang memandang Shion dengan tatapan memuja. Iri? Tentu saja...!

"Baiklah." Naruto membuka tasnya, lalu mengambil hadiah yang cukup besar. Kotak yang dibungkus apik, dengan pita warna merah muda itu, Naruto berikan pada Shion.

"Untukmu," lanjut Naruto.

Shion sedikit tersentuh, apa selama ini dirinya disukai oleh badboy sekolah? Sejak kapan dan bagaimana bisa?

Tetapi ia tidak bisa menerima hadiah ini. Shion tidak akan memberi sedikit pun celah bagi seseorang yang tidak ia sukai. Menurut Shion lebih baik seperti itu. Tidak memberi harapan pada seseorang yang menaruh hati padamu adalah jalan kebenaran yang selalu dijunjung Shion.

Gadis bermata ungu pucat itu tersenyum. Senyum yang baru pertama kali Naruto lihat, dan itu mampu membuat detak jantung Naruto menggila kembali.

"Naruto-san, aku sungguh merasa tersanjung saat kau memberi ini untukku. Tapi, aku tidak bisa menerimanya," ujar Shion dengan nada lembut.

"Aku... Tidak akan membuatmu merasa diberikan harapan apabila aku menerima hadiah darimu," lanjut Shion.

Naruto tersenyum paksa. Ia sudah tau sebenarnya jika Shion akan menolak.

"Apapun yang ada didalam ini, aku yakin... Ini sangat berguna untukku," timpal Shion lagi, "maka dari itu, Arigatou Ne." Naruto tidak menyangka jika Shion menolaknya dengan halus. Ia kira gadis itu akan menolaknya dengan kasar, membuang kotak hadiah ini misalnya?

Ino menunduk dan Sakura tertawa nista dalam hatinya. Biar saja, biar Naruto merasakan bagaimana sakitnya jika apa yang ia usahakan tidak dihargai. Ino menunduk guna menyembunyikan rasa sakitnya, sampai-sampai matanya tergenang air mata. Naruto tersenyum pada akhirnya. Ia terima penolakan dari Shion. Tak salah jika hati Naruto tertarik pada sosok gadis didepannya ini. Dia begitu baik dan memikirkan akibat nanti seperti apa jika ia menerima hadiah dari dirinya.

Shion, sayangnya kita tidak bisa bersama.

Hinata mendekat pada Naruto. Gadis ungu itu hanya berjaga-jaga apabila Naruto pingsan setelah ditolak oleh Shion.

"Kau menyukaiku?" tanya Shion pada Naruto.

"Tidak," jawab Naruto. Sontak jawaban Naruto membuat Ino mendongak menatap mantan kekasihnya itu.

"Lalu?"

"Aku mencintaimu, Shion," ujaran penuh makna itu menghantam diri Ino. Mantan kekasihnya menyukai sahabatnya sendiri? Ino paham dan tau, bagaimana Naruto. Pemuda masa lalunya itu tidak akan dengan mudah jatuh hati pada seseorang jika tidak ada yang spesial dimatanya. Dan, Shion memanglah spesial.

"Waahhh, jadi... Shion yang selama ini kau cintai? Bagaimana bisa?" tanya Hinata heran.

"Diam, cebol...!" pekik Naruto tertahan serta mendelik pada Hinata.

"Kurasa... Kau cocok dengan Hinata, Naruto," ujar Shion.

"Apa!!! Jangan bergurau Nona Miku. Mana mungkin aku bersama Naruto-kun!!!" teriak Hinata.

"Cih... Siapa pula yang mau denganmu," ucap Naruto dengan wajah datar dan suara dingin. Sudah biasa bagi Hinata jika di depan banyak orang maka, sifat Naruto akan kembali menjadi badboy yang dingin, kaku, dan datar.

.
.
.

Maaf kalau feelnya gak dapet...
Saya masih sakit, radangnya gak sembuh²... Jadi belum bisa nulis lagi...

Bersambung...
.
.
.
Arigatou Gozaimasu

Y O UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang