2

3.9K 489 56
                                    

Awas typo bertebaran seperti ranjau paku di deket bengkel tambal ban.

Happy reading...

*
*
*
*

Seorang lelaki dengan senyum lembut nampak sedang asyik memperhatikan suasana kedai yang setiap harinya tak pernah sepi pengunjung.

Tangan nya yang putih halus membelai surai hitam seorang bocah yang asyik bermain di pangkuannya.

"Ge, pelanggan setiamu hanya ingin di layani olehmu."

Lelaki itu melirik sekilas arah yang di maksud.

"Hmm, katakan saja akan kubawakan pesanannya."

Pemuda yang terlihat lebih muda darinya hanya mengangguk lalu bergegas menghampiri seorang lelaki yang duduk di meja dekat pintu.

"Fan Fan tunggu disini, jangan kemana mana mengerti?"

"Yes cil!"

"Anak pintar."

Setelah mengusap lembut rambut Fanxing lelaki itu mengantarkan nampan berisi pesanan.

"Pesananmu Tuan." Ujarnya dengan senyum ramah.

"Terimakasih Xiao Zhan.
Duduk lah, aku ingin kau temani aku makan."

Lelaki bernama Xiao Zhan itu tersenyum, lalu duduk di hadapan sang tamu.

"Makanan di kedaimu ini sungguh enak, apa lagi saat di temani oleh mu."

Xiao Zhan hanya tersenyum.

"Dan aku masih menunggu jawaban mu."

"Darren, aku sudah pernah memberikan jawaban nya padamu, dan itu masih sama hingga hari ini."

Lelaki bernama Darren itu menghentikan suapannya, di tatapnya lelaki berparas indah itu, ada kilat kecewa dan marah dari sorot matanya.

"Bukan jawaban itu yang ingin aku dengar."

"Tapi itulah jawaban yang harus kau dengar, aku tidak bisa memaksakan perasaanku."

Darren memandang Xiao Zhan tajam, sedangkan yang di pandang tak sekalipun gentar atau menunduk.

"Apa kurang semua yang telah aku lakukan untukmu?"

Terdengar dingin.

Xiao Zhan tersenyum.

"Kau sudah sangat membantu, aku bahkan tidak tahu berapa lama bisa melunasi semua hutangku padamu."

"Kau tidak pernah berhutang, aku membantumu karena aku perduli padamu dan juga Fanxing."

"iya aku tahu, tapi sungguh aku tidak bisa membalas perasaan mu, aku tidak bisa."

Darren tampak menahan marah dan kecewa.

"Apa sesulit itu mencoba menerimaku?"

Darren menggenggam tangan yang lebih kecil dari tangan nya itu, Xiao Zhan sedikit meringis.

"Kau menyakitiku." Desis Xiao Zhan.

"Aku sangat mencintaimu."

"Tidak kau hanya terobsesi padaku, itu sebabnya aku tidak bisa menerima perasaanmu."

Cekalan di lengan itu semakin erat, Xiao Zhan masih bersikap tenang, walau keningnya mengkerut menahan sakit.

Tiba tiba sebuah benda melayang tepat mengenai pelipis Darren, lelaki itu menatap sang pelaku yang ternyata seorang bocah kecil dengan pipi gembul yang imut.

Sebuah mobil mobilan tergeletak di pangkuan lelaki itu.

"Lepas, Paman jahat sama Ayah, lihat tangan Ayah sampe melah."

WHEN LION BECAME A CAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang