4

3.1K 401 29
                                    

Typo masih bertebaran bagai bintang di langit malam.
Happy reading....
*
*
*
*
*

Darren masih memandangi sebuah bingkai foto seorang lelaki dengan senyum indahnya yang terpajang di ruangan pribadinya, di usapnya pelan wajah dalam bingkai itu.

"Kenapa begitu sulit hanya untuk sekedar menerimaku, aku akan membahagiakanmu, aku sudah memberikan segalanya untukmu, apa masih kurang?"

Mata Darren terlihat berkilat, amarah terlihat disana.

"Kenapa kau diam saja? Apa semua yang aku berikan masih kurang? aku bisa memberikan dunia ini padamu dan hanya diri dan tubuh mu sebagai imbalannya, apa sesulit itu? jawab aku Xiao Zhan!!"

PRANG!!

Bingkai foto itu hancur dan jatuh ke lantai saat tangan kekar Darren memukulnya dengan keras, terlihat jari tangan itu terluka.

Brak!

Terdengar pintu dibuka dengan keras, seorang wanita tergesa menghampiri.

"Darren, apa apaan kau? ya Tuhan lihat tanganmu terluka."

Wanita itu segera mengambil kotak obat, lalu menuntun Darren yang masih berdiri dwngan pandangan kosong.

"Berhentilah menyiksa dirimu sendiri, seberapa besar pun keinginanmu, jika dia tidak memiliki rasa padamu, itu tidak akan pernah bisa."

Darren terdiam, dia hanya meringis kecil, saat luka di jarinya di bersihkan dan diobati.

"Jika kau memang mencintainya, biarkan dia bahagia dengan pilihannya."

"Tidak! dia hanya akan bahagia bersamaku Ma, saat kami bertemu Mama ingat bagaimana kondisinya?"

Wanita itu terdiam, terlintas di ingatannya hari dimana pertama kali mereka bertemu Xiao Zhan.

Flashback.

Hujan turun dengan deras hari itu, jalanan terlihat sepi, suasana yang semakin meremang dan jalanan yang memang bukan jalan utama membuat kendaraan yang lewat tidak seramai biasanya.

terlihat seorang lelaki berlari kecil menerobos hujan menuju sebuah halte, separuh badannya sudah basah kuyup, dari balik Coat panjangnya terlihat perutnya yang membesar.

Terlihat mata itu sembab dengan hidung memerah, entah karena air hujan atau air mata.

Perlahaan di letakkan nya ransel di punggungnya, lalu duduk dengan memegangi perutnya.

"Tidak akan aku biarkan siapapun menyakitimu sayang, kita akan memulai hidup baru dikota ini, kau jangan khawatir."

Sosok yang ternyata seorang lelaki berparas cantik itu mengusap lembut perutnya, wajahnya tersenyum teduh saat merasakan gerakan dalam perutnya.

"Maafkan Mommy membuatmu mengalami semua ini, kita akan baik baik saja, Mommy janji."

Tiba tiba dia merasakan sakit pada perutnya, di tariknya napas pelan lalu di hembuskan berulang kali dia melakukannya sekedar mengurangi rasa sakit.

"Ya Tuhan... Kenapa sakit sekali... Sayang... Belum waktunya kau hadir di dunia ini, tolong jangan sekarang..." Bisiknya sambil mengelus perutnya yang membesar.

Lelaki itu perlahan bangkit, menengadah sesaat melihat langit yang sedikit terang dan hujan yang hanya rintik rintik halus, dengan sisa tenaga yang dia miliki langkahnya pasti meninggalkan halte tempat nya berteduh.

"Ah dimana tempat gege akan menjemput kita, Mommy tidak tahu tempatnya, taxi sialan itu seenaknya menurunkan kita di tempat yang sepi seperti ini."

WHEN LION BECAME A CAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang