📖 Happy Reading 📖
Sorry for typo
.
.
.**
Seokjin memberikan secangkir teh hangat pada Jisoo. Kondisi wanita itu tampak lebih baik dari sebelumnya. Seokjin meminjamkan kemeja nya untuk dipakai Jisoo, ia tidak bisa membiarkannya memakai pakaian basah, itu tentu tidak baik. Jisoo tersenyum tipis dan menatap cangkir berisi teh yang ia pegang. Saat ini rasa sesak di dadanya sedikit menghilang, dan Jisoo rasa ini berkat ke hadiran Seokjin. Pria ini mendadak bisa membuatnya nyaman, sebuah rasa yang akhir-akhir ini tidak ia dapatkan dari Taehyung.
"Aku akan memintanya datang kemari," ucap Seokjin.
Jisoo menoleh menatap Seokjin yang duduk disampingnya. Tidak bisakah ia berada disini lebih lama lagi? Jisoo berharap begitu, tapi biar bagaimanapun ia masih berstatus sebagai istri orang. Jisoo menghargai keputusan Seokjin yang akan menghubungi Taehyung, dia tidak menolaknya. Walaupun nanti rasa sesak di dadanya datang lagi, Jisoo akan mengatasinya.
Jisoo melihat Seokjin menelfon Taehyung, ia hanya diam dan menarik nafas panjang. Entah kenapa Jisoo muak bertemu dengan Taehyung.
"Dia akan datang sebentar lagi," ucap Seokjin menginterupsi. Jisoo mengangguk kecil.
"Gomawo Seokjin-ah," lirihnya.
Seokjin tersenyum tulus. "Aku akan selalu ada untukmu Jisoo-ya. Jangan khawatir,"
Tak lama setelah itu Taehyung datang dengan nafas memburu, ia melihat Jisoo dan Seokjin tengah duduk berhadapan. Taehyung mencoba untuk tidak terbawa emosi, tanpa banyak bicara ia menarik pelan tangan Jisoo.
"Kita pulang sekarang," ucapnya sedikit bernada dingin. Taehyung melemparkan tatapan tidak suka pada Seokjin.
Jisoo menepis tangan Taehyung dari pergelangan tangannya. "aku bisa melakukannya sendiri," Jisoo seolah enggan di sentuh Taehyung. Tentu saja, saat pria itu datang dada nya sudah mulai sesak dan semua memori tentang penghianatan itu mulai muncul di otaknya. Jisoo terlalu lelah untuk memikirkannya, ia butuh waktu untuk istirahat.
Taehyung sedikit tersentak dengan sikap Jisoo. Apa yang sudah mereka lakukan sehingga Jisoo menghindarinya. Taehyung mengepalkan tangannya dengan rahang mengeras. Ia akan menanyakan semua itu pada Jisoo, sebelum hubungan antara istrinya itu dan Seokjin terlalu jauh.
Dengan gerakan lemas Jisoo membuka pintu mobil Taehyung dan masuk kedalam. Taehyung juga melakukan hal yang sama. Sejenak pria itu terdiam mengamati Jisoo yang ada di sampingnya. Tunggu... ada yang beda dari istrinya ini. Kemeja itu. Bukankah itu milik Seokjin. Astaga... bagaimana bisa Taehyung baru menyadarinya. Gejolak amarah yang dari tadi ditahannya seolah kembali mendidih.
"Apa yang baru saja kalian lakukan?" tanya Taehyung dengan tatapan tajam yang begitu menusuk.
"Apa maksudmu?" tanya Jisoo tanpa mengalihkan pandangannya. ia menatap lurus ke depan tanpa memperdulikan Taehyung.
"Kemeja itu? bagaimana bisa kau memakainya? kalian.... apa yang sudah kau lakukan dengan pria itu Jisoo-ya?!" Taehyung memegang kedua bahu Jisoo, memaksa agar wanita itu menatapnya saat berbicara.
Jisoo menarik nafas dalam, tidak tau kah pria di hadapannya ini bagaimana perasaannya saat ini?. Jisoo memejamkan matanya sejenak, yang seharusnya marah adalah dirinya kenapa jadi Taehyung yang melakukannya?.
"Aku lelah... dan aku malas berdebat dengan mu Kim," jawab Jisoo.
Taehyung mengusap wajahnya gusar. Jawaban yang di berikan Jisoo semakin membuatnya tidak tenang, semakin curiga dengan hubungan istrinya ini dengan Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real My Wife [VSoo] ✓
Teen Fiction[END] Ibarat kaca yang pecah pasti sulit kembali kebentuk semula. Penghianatan ini begitu dalam menusuk ulung hati Jisoo. Melihat dengan mata kepalanya sang suami bersama wanita lain. Kepercayaan yang ia bangun telah hancur menjadi luka yang menyaya...