Part 7

5.7K 689 199
                                    

📖 Happy Reading 📖

Sorry for typo.
.
.
.

***

"Kami akan segera berpisah," ucap Jisoo begitu lirih hingga Ny Kim dan Tuan Kim mendengarnya tidak jelas.

"Bagaimana Jisoo-ya?" Ny Kim menyentuh bahu kanan Jisoo, agar dia mengulang lagi ucapnya. Jisoo mendongak, lalu tersenyum.

"Tidak apa-apa eomma, kami memang ada masalah kecil. Eomma dan Appa tidak perlu khawatir, aku akan mengatasinya," balas Jisoo. Mana mungkin dia mengatakan yang sebenarnya, ini belum saatnya Ny. Kim dan Tuan Kim mengetahui kebusukan putranya.

Mendadak perut Jisoo menjadi mual. Jisoo menutup mulutnya saat dirasa ada sesuatu yang ingin ia muntahkan.

"Jisoo-ya kau baik-baik saja?" tanya Ny. Kim dengan kening berkerut menunjukkan rasa khawatirnya. Jisoo hanya bisa mengangguk pelan, berusaha untuk menahan rasa mual yang dialaminya.

"Eomma aku permisi dulu," Jisoo tidak kuat menahannya, ia beranjak ke kamar mandi.

Jisoo mengeluarkan isi perutnya, namun yang keluar hanya cairan bening. Jisoo mengeluh, ia menyalakan kran dan membersihkan bibirnya. Setelah itu Jisoo menatap wajahnya pada cermin di hadapannya. Apa yang dialami Jisoo ini seperti gejala awal kehamilan. Jisoo melebarkan matanya. Jangan bilang dia hamil. Jisoo meraba perut ratanya. Tidak... Jisoo tidak mungkin hamil kan?. Wanita itu berusaha menepis pikiran itu. Mungkin ini hanya masuk angin biasa, pikirannya.

Dengan langkah gontai Jisoo kembali menemui kedua mertuanya yang masih berada di ruang makan.

"Kau tidak apa-apa sayang?" tanya Ny Kim penuh perhatian.

"Aku baik-baik saja eomma," Jisoo mengulum senyum tipis.

"Eomma mianhae... sepertinya aku harus segera pulang," pamit Jisoo. Dalam hati ia ingin segera memastikan keadaannya, apakah benar ia hamil atau tidak.

"Appa akan meminta Taehyung menjemputmu, Jisoo-ya," Ucap Tuan Kim membuka suara. Baiklah Jisoo tidak bisa menolak permintaan dari ayah mertuanya ini, ia hanya diam dengan perasaan tak tenang. Jika benar ia hamil bagaimana bisa ia berpisah dengan Taehyung, ini pasti akan sulit. Jisoo mengigit bibir bawahnya.

_______



Dalam ruangan yang remang dan tenang, Taehyung memeluk tubuh Irene yang bersandar di dadanya. Mereka baru saja selesai melakukan ritual panas dan Irene memaksa Taehyung menginap di rumahnya malam ini.

"Kau mau anak kita nanti laki-laki atau perempuan?" tanya Irene sambil memainkan tangannya di dada Taehyung.

"Laki-laki atau perempuan sama saja. Aku tidak masalah, yang terpenting dia bisa tumbuh dengan sehat," balas Taehyung dan semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil Irene. Memberikan kecupan kasih sayang pada puncak kepala wanita itu.

"Terimakasih banyak sayang, kau membuatku menjadi laki-laki yang paling bahagia hari ini," seru Taehyung membuat senyum bahagia di wajah Irene semakin mengembang.

"Kau harus lebih sering datang kemari, aku adalah prioritas utama mu sekarang. Kami sangat membutuhkan kasih sayang darimu," Irene mulai merajuk. Baginya ini adalah kesempatan bagus untuknya bisa menguasai Taehyung. Membuat pria itu semakin jauh dari istri pertamanya dan akhirnya meninggalkannya.

"Kau tenang saja, aku akan sering kemari untuk kalian," ucap Taehyung menanggapi kemauan Irene.

"Berjanjilah padaku,"


Real My Wife [VSoo] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang