📖 Happy Reading 📖
Sorry for typo
.
.
.**
Jisoo meminta Seokjin untuk mengantarnya pulang. Setelah tersadar dari pingsan, ia memilih diam sambil terus memikirkan apa yang baru saja terjadi. Jisoo hanyut dalam lamunannya, ia sama sekali tidak menyangka Seokjin akan melakukan hal seperti yang Taehyung lakukan. Walaupun ia tidak begitu sakit hati, namun ia begitu kecewa.
Mobil Seokjin berhenti. Mereka telah sampai di depan rumah besar tersebut. Jisoo menatap rumah itu lalu menghembuskan nafas berat. Sungguh Jisoo tidak ingin kembali ke rumah ini, namun Jisoo tidak punya tujuan lain. Ia tidak ingin merepotkan Jennie terus-menerus.
"Jisoo-ya maafkan aku...," Seokjin kembali memohon dengan tatapan memelas.
"Jangan temui aku untuk beberapa hari kedepan Seokjin-ah. Aku butuh waktu untuk berpikir," jawab Jisoo tanpa menatap pria yang ada disampingnya itu.
"Aku mengerti," Seokjin mengerti perasaan Jisoo. ia tidak mengelak permintaan wanita itu.
"Aku akan menjagamu dari jauh Jisoo-ya... jika ada apa-apa kau boleh menghubungi ku kapanpun itu,"
Jisoo diam. Dia tidak membalas ucapan Seokjin. Setelah itu dia membuka pintu mobil Seokjin dan keluar. Tanpa berucap apapun ia melangkah kan kedua kakinya masuk kedalam rumah.
Seokjin menatap punggung Jisoo. Tubuhnya terlihat lelah, banyak beban yang terpikul di pundaknya. Jisoo adalah wanita yang kuat. Mungkin jika kejadian ini terjadi pada wanita lain di luaran sana, mereka akan memilih untuk mengakhiri hidupnya. Terlalu sakit jika harus melanjutkan hidup bersama orang-orang yang menusuknya dari belakang.
Seokjin memejamkan matanya dan meruntuki perbuatannya. Ia sudah menduga hal ini akan terjadi. Jisoo membencinya, namun Seokjin berpikir lebih baik Jisoo mengetahui hal itu sekarang daripada dia mengetahuinya dari orang lain. Itu jelas akan membuat Jisoo lebih membencinya nantinya.
Langkah Jisoo terhenti saat ia baru saja masuk kedalam rumah. Pandangannya tertuju pada foto yang terpajang rapi di dinding ruang tamu. Sebuah foto pernikahannya dengan Taehyung. Foto yang dulu menjadi kebanggaan itu, kini sudah tidak ada artinya. Pernikahan mereka telah berakhir.
Sebuah pikiran tentang anak yang di dalam kandungannya menyeruak kembali membuatnya bimbang. Entah akan seperti apa nasibnya. Jisoo menghela nafas pendek, apapun yang akan terjadi ia akan tetap melindungi anaknya. Sekalipun ia akan tumbuh sebagai anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua yang lengkap, Jisoo berjanji akan menjadi sosok ibu sekaligus ayah untuk anaknya.
"Maafkan eomma sayang," Air mata Jisoo merembes keluar. Ia mengusap perutnya pelan. Keputusannya berpisah dengan Taehyung memang hal yang benar bukan?. Jisoo berkali-kali menyakinkan dirinya sendiri.
Drrtt...drrtt....
Ponsel Jisoo berdering. Ia melihat nama ibu mertuanya tertera pada layar ponselnya. Jisoo menyeka air matanya, lalu menjawab panggilan tersebut.
"Ne eommanim,"
"Jisoo-ya...," suara Hannah terdengar berat.
"Apa ada eommanim? apa terjadi sesuatu?" tanya Jisoo merasa sedikit panik.
"Apa kau sibuk sekarang sayang?" tanya Hannah memastikan.
"Tidak eommanim, kenapa?"
"Appa berada di rumah sakit sayang. Dia ingin bertemu dengan mu," jawab Hannah dengan nada bergetar. Jisoo bisa mengerti wanita itu sedang menahan tangis saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real My Wife [VSoo] ✓
Dla nastolatków[END] Ibarat kaca yang pecah pasti sulit kembali kebentuk semula. Penghianatan ini begitu dalam menusuk ulung hati Jisoo. Melihat dengan mata kepalanya sang suami bersama wanita lain. Kepercayaan yang ia bangun telah hancur menjadi luka yang menyaya...