Part 4

6.1K 755 280
                                    

📖 Happy Reading 📖
Sorry for typo

.
.
.
.

**

Jisoo menunggu Taehyung hampir 30 menit. Tangannya mulai menggigil kedinginan, wajah dan hidungnya juga terlihat merah membeku. Jisoo menggosok-gosokkan kedua tangannya agar memberi sedikit kehangatan. Tidak peduli seberapa lama Jisoo akan tetap berdiri disini menunggu suaminya datang. Wanita itu ingin memastikan apakah Taehyung masih peduli dengannya atau tidak.

Seokjin yang masih memperhatikan Jisoo dari jauh merasa tidak tega melihat wanita yang dicintainya itu kedinginan, rasanya percuma Jisoo menunggu laki-laki biadap yang tak lain adalah suaminya, laki-laki itu tidak akan datang, terlalu sibuk dengan wanitanya, pikir Seokjin. Ia berniat menghampiri Jisoo dan mengajaknya pulang. Seokjin beranjak. Namun baru beberapa langkah dari tempatnya tadi Seokjin berhenti. Taehyung datang.

Jisoo menghela nafas panjang dan memutar bola matanya jengah saat melihat Taehyung keluar dari mobil dan menghampirinya. Jisoo melihat pria itu membawa sesuatu. Apa?... seperti buket bunga. Taehyung membelinya malam-malam begini? apa itu masuk akal?.

"Sayang maafkan aku... maafkan akuu," ucap Taehyung dengan wajah paniknya meminta maaf pada Jisoo. Ia menangkup kan salah satu tangannya pada pipi Jisoo. Dingin. Sangat dingin, itulah hal pertama yang Taehyung rasakan saat menyentuh pipi istrinya. Astaga... Jisoo sudah menunggunya terlalu lama. Taehyung merasa bersalah untuk itu.

"Maafkan akuu," Taehyung menarik Jisoo kedalam pelukan hangatnya. Dan wanita itu hanya diam tanpa mengucap sepatah kata pun.

Jisoo langsung bisa mencium aroma itu lagi. Aroma yang sangat di bencinya. Aroma yang membuat dadanya sesak dan kembali mengingat hal buruk yang dilakukan Taehyung di belakangnya. Aroma parfum wanita itu. Kenapa itu selalu ada di jas Taehyung?. Sejauh mana mereka berhubungan?. Jisoo memejamkan matanya menahan agar air matanya tidak merembes keluar. Demi apapun ini menyakitkan. Jisoo lebih terpuruk karena ia tau suaminya ini pasti terlambat karena wanita itu. Apakah sekarang prioritas Taehyung adalah wanita itu? tentu saja... Jika tidak, mana mungkin Taehyung akan membuatnya menunggu. Dada Jisoo semakin sesak, rasa sakit ini seolah membelenggu tubuhnya. Siapa wanita yang rela berbagi? tentu tidak ada kan?. Apalagi berbagi seseorang yang sangat dicintainya.

Jisoo tidak ingin larut dengan pikiran yang dapat menyakiti hatinya. Ia melepaskan paksa pelukan Taehyung. Matanya memancarkan sorot tajam dan kekesalan.

"Maaf membuatmu menunggu sayang, aku tidak...,"

"Bunga itu, apa itu untuk ku?" tanya Jisoo memotong ucapan Taehyung.

"Benar, tadi aku mampir untuk membelinya,"

Omong kosong.


Apa Taehyung kira Jisoo adalah wanita bodoh yang bisa ia bohongi? Ini sudah larut malam, mana mungkin ada toko bunga yang buka?. Rasanya Jisoo ingin tertawa.

"Sejak kapan aku suka bunga mawar?" tanya Jisoo tajam.


Skakmat.




Tatapan Taehyung beralih pada bunga yang di pegang nya. Bodoh. Kenapa ia tidak mengingat hal itu. Padahal tadi Taehyung berencana membelikan lagi bunga Lily untuk Jisoo. Kenapa ia bisa lupa? apa ini karena ia terlalu hanyut pada kebersamaannya dengan Irene?. Taehyung meruntuki kebodohannya. Jisoo pasti akan lebih curiga lagi. Rasanya Taehyung tidak mempunyai keberanian untuk menatap mata Jisoo. Ia masih memikirkan kata-kata yang akan di ucapkan nya.

"Kenapa diam?"

"Bingung?"


"Jisoo-ya a.. aku...,"


Real My Wife [VSoo] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang