Part 11

5K 736 299
                                    


📖 Happy Reading 📖
Sorry for typo

.
.
.
.

**

"Arrghhh..."


Prangkkk...



Sebuah kaca hancur berantakan saat Taehyung memukul keras benda mudah pecah itu. Darah segar mulai mengalir di tangannya yang terluka karena ulahnya sendiri.

"Kenapa kau melakukan ini Kim Jisoo!" teriaknya marah. Ia menjambak rambutnya kasar, berharap rasa pening di kepalanya menghilang. Namun usahanya sia-sia. Tidak ada yang berubah. Kepalanya terasa berat seiringan dengan denyutan sakit di dadanya yang semakin menjadi.

Mata Taehyung yang berair memancarkan kebencian, kekecewaan dan penyesalan. Semua rasa itu bercampur aduk di pikirannya.  Taehyung masih belum bisa menerima kenyataan jika bayi yang ada di dalam rahim Jisoo bukanlah anaknya. Saat pertama kali ia mendengar berita kehadiran bayi itu ia sangat bahagia. Penantiannya untuk menjadi seorang ayah terwujud. Taehyung berjanji pada hari itu akan lebih menjaga Jisoo dan melindungi calon bayi mereka. Namun perkataan Jisoo kemarin malam bagaikan hantaman keras yang menghancurkan segala harapannya.


"Argghhh...." Taehyung kembali menggerang frustasi, ia membanting semua benda yang ada di hadapannya. Tidak peduli dengan tubuhnya yang terluka. Duri yang menancap di hatinya jauh lebih menyakitkan daripada luka yang timbul akibat tindakannya.

Andai saja waktu itu Taehyung tidak bertemu lagi dengan Irene, andai ia bisa menahan hasratnya, semua ini tentu tidak akan terjadi. Jisoo akan selalu menjadi istrinya yang begitu mencintainya. Rumah tangga mereka akan baik-baik saja. Cinta yang mereka bangun selama bertahun-tahun hancur sekejap karena perbuatan bodohnya. Cinta yang saat ini menjelma menjadi benci. Taehyung menyesal, itu sudah terlalu terlambat untuk di ungkapkan. Jisoo benar penyesalannya saat ini tak berarti apa-apa. Taehyung ingin memperbaiki hubungannya dengan Jisoo, namun disisi lain ia tidak bisa lepas dari tanggung jawabnya sebagai suami Irene juga. Dan Jisoo sudah menegaskan ia tidak akan mau bertemu dengan Taehyung sebelum pria itu meninggalkan Irene. Jisoo sama sekali belum mengatakan perpisahan diantara mereka. Tapi cepat atau lambat kata-kata itu akan meluncur dari bibirnya.

Taehyung menekuk kedua lututnya yang lemas, ia terduduk di lantai dengan deraian air mata.

"Jangan harap kau bisa lepas dariku Kim Jisoo! sampai kapanpun kau adalah milikku!" gumam Taehyung menegaskan jika Jisoo adalah miliknya.

Taehyung mengusap kasar air matanya. Sudah cukup menyesali perbuatannya. Kali ini ia akan benar-benar memaksa Jisoo kembali ke sisinya. Tidak peduli dengan penolakan yang akan dilakukan wanita itu. Taehyung merasa dia masih mempunyai hak sebagai suami Jisoo.


Pria itu melangkah mengambil kunci mobilnya dan melesat pergi menemui Jisoo.


**


Terlihat Jisoo tengah berjalan bersama Seokjin keluar kantor. Hari ini dia memutuskan untuk kembali bekerja. Seokjin membiarkannya, walaupun ia sedikit merasa khawatir dengan keadaan Jisoo, tapi ia tidak bisa melarang keputusannya. Seokjin tau Jisoo melakukan ini agar ia bisa melupakan masalahnya dengan Taehyung.

"Jangan terlalu memaksakan diri Jisoo-ya," ucap Seokjin sambil menarik kursi dan mempersilahkan Jisoo duduk. Mereka berada di restoran yang berada tak jauh dari kantor. Menikmati jam istirahat.

"Apa aku terlihat terpaksa huh? dasar kau ini... kau terlalu berlebihan Seokjin-ah," wajah Jisoo berubah cemberut berpura-pura kesal dengan sikap Seokjin yang terlalu mengkhawatirkannya.

Real My Wife [VSoo] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang