MN Co - nama perusahaan yang terbaca dengan jelas beberapa meter dari luar pagar dengan banyak kendaraan melintasi lalu lintas yang padat. Kondisi ini sangat umum di temui di wilayah kantor kota, di jam pagi dimana para karyawan dan pekerja lainnya sibuk mengejar waktu agar tidak terlambat datang ke kantor masing-masing.Ditengah padatnya lalu lintas terlihat mobil sedan hitam mewah yang melaju perlahan, menyesuaikan dengan kondisi jalan. Tak lama setelahnya, mobil tersebut terlihat memasuki halaman depan MN Co kemudian berakhir di depan pintu utama. Dengan langkah pelan dan pasti keluar seseorang mengenakan setelan jas warna biru gelap lengkap dengan dasi rapi dan aksesoris yang sangat berharga jika saja seseorang menjualnya.
"Pagi pak."
"Selamat pagi, pak"
Sapaan ringan meyambut Xu Minghao begitu ia memasuki area dalam kantor. Ia membalas dengan senyum kecil, tak menghentikan langkahnya barang sedetik untuk menuju lift.
"Minta laporan pengajuan kerjasama Xing Company" titahnya kepada seseorang yang terhubung melalui telepon kantor di meja kerjanya.
Tak butuh waktu lama, 5 menit kemudian terdengar suara ketukan di pintu pertanda seseorang meminta izin untuk masuk ke dalam.
"Ya, masuk." Jawab Xu Minghao singkat
"Yoi, laporan kemarin kan?"
"Hm? Kenapa kau yang datang?"
"Aih sekretarismu itu mudah terpesona olehku. Begitu aku menjanjikannya keluar malam ini dia bersedia menyerahkan laporan yang kau minta." Jelas orang tersebut dengan bangga sembari menjatuhkan bokongnya asal ke sofa panjang di ruang kerja Xu Minghao.
"Jelaskan hasil kemarin." Perintah CEO tersebut cepat
"Menurutmu? Aku yakin kau punya tebakan sendiri. Ayolah pagi hari setidaknya jangan langsung ke intinya."
"Heuh, cepat katakan. Yang perlu diurus tidak hanya perusahaan keras kepala itu." ucap Xu Minghao kesal
"Alright, mereka menolaknya." Ucap orang tersebut santai, berdiri dari duduknya menghampiri Minghao kemudian meletakkan berkas berisi laporan perusahaan Xing kemarin.
Minghao membuka serta membaca laporan yang diserahkan kepadanya itu, tentu dengan perasaan kesal karena lagi-lagi mereka menolak kerjasama seperti ini.
"Menurutmu kenapa dia melakukan ini? Padahal anak dan ayah harusnya bekerja sama hahaha. Dasar Wen Junhui." Ocehnya yang lebih terdengar seperti makian kepada Minghao namun dengan gaya bahasa meledek dengan cara yang santai.
"Entahlah."
"Melihat wajahmu itu lebih baik aku keluar dulu. Daaah bos" pamitnya asal sembari meninggalkan ruangan, tak membutuhkan persetujuan dari Minghao.
Dengan wajah santai ia keluar dari ruangan, terlihat seolah tidak terjadi obrolan penting apapun di dalam.
"Eum, yang tadi... jadi kan?" seorang wanita stylish tiba-tiba berdiri di samping seseorang yang baru saja keluar dari ruangan paling dihindari di MN.
"Heum. ya? Oh ya tentu. Sejak kapan aku berbohong apalagi dengan seorang wanita. Jam 7 malam, kirimkan alamat rumahmu. Okay baby?" senyumnya disertai dengan kedipan sebelah mata yang ia tahu akan membuat sekretaris di sampingnya ini salah tingkah.
"Oke..." jawab wanita tersebut senang, membiarkan Wonwoo melengang pergi kembali ke ruangannya di satu belokan berikutnya. Tentu, siapa yang tidak merasa senang jika baru saja memiliki janji pribadi dengan salah satu orang penting di tempat dimana ia bekerja. Terlebih lagi ia bukan tipe orang cuek yang sering digambarkan di dalam novel-novel ala CEO muda di luar sana. Dan satu hal. Semua orang di kantor ini setuju jika orang dengan nama lengkap Jeon Wonwoo memiliki paras yang menawan, lebih menawan dari CEO muda mereka sendiri – jika boleh jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Break My Trust [Junhao]
Fanfiction[JUNHAO Story] "Trusting someone is something that I rarely or never do. But i tried it for you, I did. Only at the end did it make me think that it was a mistake."