Rasanya semua orang tahu bahwa tidak ada orang yang dapat kau percaya.
Ya kecuali dirimu sendiri.
Bahkan hal tersebut tidak berlaku untukku.
Lagi-lagi aku melupakan satu fakta penting tersebut.
-Wen Junhui-
.
.
Dengan balutan bath dress cream Jun berjalan kearah pintu apartmennya usai mendengar seseorang membunyikan bel berkali-berkali dengan tidak sabarnya. Helaan nafas keluar dari mulut Jun begitu menegetahui orang tersebut ialah Minghao yang ia lihat melalui layar persegi panjang yang terpasang sempurna di tembok kiri pintu.
"Halo, lama sekali" dengan melambaikan tangan, ia masuk ke dalam tanpa menunggu Jun mempersilahkan.
Minghao dengan setelan kantornya merebahkan diri begitu ia melihat sofa besar di apartment Jun. Lebih tepatnya terlintas dan tergambar dengan jelas bagaimana kemarin ia dan Jun – dalam pengaruh alcohol melakukan sesuatu melebihi batas yang seorang teman lakukan – parahnya bahkan mereka tidak berteman.
"Jadi, mobilku?" tanya Minghao memulai percakapan lantaran Jun yang tidak terlihat ingin menyinggung apapun.
"Hm? Oh, belum kuhubungi. Bisa kau hubungi sendiri kalau mau." Ucapnya dengan nada acuh tak acuh
"Whatt? Bagaimana bisa belum? Aku ke kantor bagaimana?" respon Minghao heboh mengingat dirinya yang telah mengeluarkan usaha lebih untuk pagi-pagi ke rumah Jun hanya untuk mengambil mobilnya yang Jun janjikan kemarin malam akan ia bantu untuk mmenghubungi pihak perbaikan.
Respon Minghao memang selalu berbeda dengan respon Jun di berbagai kesempatan. Jun hanya mengedikkan bahunya kemudian melangkah pergi dari ruang tv.
"Heii. Where are you going?" tanya Minghao berteriak
"Menurutmu?" tanya Jun balik sambil merentangkan tangan, mempersilahkan Minghao melihat bagaimana kondisi pakaian yang ia kenakan saat itu.
Dengan rambutnya yang masih basah, mengenakan bathrobe cream dengan pita ia simpul di pinggangnya. Tak lupa Minghao memperhatikan bagaimana balutan bathrobe tebal tersebut mengekspose sedikit banyak bagian dada bidang Jun. Dengan bentuk V neck bathrobe tersebut hingga dari jarak tersebut Minghao dapat melihat beberapa moles yang Jun miliki disekitaran leher dan tulang dadanya.
'okey he is fucking fine man, shit kenapa ia harus melakukan itu'
"Okay-okay, chill. Ini masih pagi. Seperti itupun tidak masalah" respon Minghao santai
"Okey then" jawab Jun sambil kembali mendudukan dirinya di sebelah Minghao.
"Jadi mobilku bagaimana?" tanya Minghao lagi
Jun yang jengah dengan Minghao yang terus menerus mempermasalahkan mobilnya mendesis kesal dan menolehkan kepalanya kearah Minghao yang disambut dengan ekspresi polos mengharap jawaban Jun.
"Huh. Kau bisa telepon sekarang right? Dengan ponselmu. Atau kalau kau tidak mau, pakai saja mobilku selain yang biasa kupakai." Ucap Jun memutar bola matanya
"Mengapa ponselku? Siapa yang kemarin bilang akan menghubungi?" seloroh Minghao kesal, tidak terima dengan dua hal yang Jun lontarkan.
Mengerutkan alisnya, Jun akhirnya menghela nafas sambil menggelengkan kepala dan terlihat akan beranjak dari area tersebut, meninggalkan Minghao yang masih bersungut-sungut.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Break My Trust [Junhao]
Fanfic[JUNHAO Story] "Trusting someone is something that I rarely or never do. But i tried it for you, I did. Only at the end did it make me think that it was a mistake."