"Memiliki Seorang Kekasih, Jun Menunjukkannya di Depan Publik"
"Inikah Alasan Xing Beberapa Kali Terjerat Masalah?"
"Kehidupan Pribadi dan Perusahaan, Mana yang Dipilih Seorang Wen Junhui?"
"CEO Xing Tertangkap Tengah Bermesraan Bersama Kekasihnya."
"Inisial T Kekasih Wen Junhui Ternyata Teman Sekolahnya"
Minghao seketika melepaskan arah pandangnya yang semula membaca artikel-artikel tersebut termasuk ribuan komentar yang telah masuk kearah sesuatu didepannya usai ia mendengar suara benda pecah. Benar saja, didepan – lebih tepantnya beberapa meter di depan Jun terlihat kaca yang sudah tidak berbentuk juga handphone yang tergeletak tragis disana.
Beberapa detik kemudian ia kembali mengalihkan pandangan, kali ini kearah Jun dengan nafasnya yang menderu. Bahkan dari belakang sini pun Minghao dapat melihat jelas punggung dan pernafasannya yang naik turun dengan cepat tidak teratur. Tidak hanya itu tangan Jun terkepal kuat hingga buku jarinya memutih yang tentu saja tidak luput dari mata Minghao.
"Okay its not a good sign" ucap Minghao menghela nafas dan menghampiri pria tersebut.
Baru hendak menyentuh tangannya, yang Minghao dapatkan ialah bentakan kasar dari Jun yang lagi-lagi membuatnya terkejut.
"Apasih maumu hah?!"
"...."
"Kutanya apa maumu?!" bentaknya lagi, kali ini lebih keras dari sebelumnya.
Berbeda dari Jun yang terlihat semakin meluapkan emosi, Minghao justru menatapnya detail sedikit mendongak, melihat setiap inch wajah dan ekspresi Jun dengan lebih rinci dari jarak dekat.
Dari jarak ini Minghao dapat semakin melihat jelas nafas dan diafragma yang naik turun dengan cepat, juga keringat yang terlihat mulai membasahi kening dan leher jenjangnya, terlihat pula kerah kemeja putihnya yang tidak bisa dikatakan kering dan rapi. Jangan lupakan ekspresi marah dan mata tajamnya yang mungkin mampu mencabik-cabik dan membuat ciut orang lain yang melihat.
Selesai dengan pengamatan yang ia lakukan, Minghao masih berusaha meraih tangan Jun yang terkepal di samping tubuhnya perlahan.
"Hey. its okay, relax" ucapnya lembut, melingkarkan sebelah tangannya di bahu Jun sambil menepuk dan mengusapnya perlahan, sejenak menghiraukan tatapan membunuh yang Jun berikan padanya beberapa saat lalu.
Yang Minghao lakukan sepertinya membuahkan hasil. Perlahan tubuh Jun yang sebelumnya menegang mulai kembali relax meskipun masih dengan deru nafas yang berlarian kesana kemari.
Jun kemudian sedikit membungkukkan badannya, menumpukan kedua tangannya di kepala sofa ruang tamu, menelan salivanya, memejamkan matanya berusaha meredakan emosinya yang membabi buta.
"Let go of me" ucapnya tanpa menoleh kepada Minghao yang masih meletakkan tangannya disana.
"No, I wont" jawab Minghao sambil menggelengkan kepala meskipun ia tahu Junhui tidak melihatnya. Jawaban Minghao ini tidak mendapat respon dari Jun. Melihat hal itu Minghao berinisiatif untuk mengambilkan air dan juga Wine. Iya, wine. Setidaknya Minghao mungkin yang akan meminumnya.
Sembari Minghao menuju dapur, Jun mendudukkan dirinya di sofa panjang ruang tamu, menundukkan wajah dan kepalanya, dengan kedua tangannya sebagai penopang.
Beberapa menit kemudian Minghao datang dengan nampan bersisi 3 gelas - satu berisi air putih dan 2 gelas kosong, serta satu botol wine di tangan lain.
Mendengar langkah kaki Minghao yang mendekat, Jun mengangkat wajah. Memposisikan duduknya lebih normal. Keningnya berkerut melihat botol wine yang dibawa Minghao. Sementara yang ditatap aneh hanya mengedikkan bahu lalu meletakkan barang-barang yang diambillnya di meja didepan tempat Jun duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Break My Trust [Junhao]
Fanfiction[JUNHAO Story] "Trusting someone is something that I rarely or never do. But i tried it for you, I did. Only at the end did it make me think that it was a mistake."